15 Sep 2012 18:08:28 | by Admin
| 75342 views | 0 comments
|
4.5/5 Stars dari 1 voter
Perjalanan panjang mendatangkan Main Battle Tank (MBT) ke Indonesia agaknya sudah mendekati garis finish. Jika sebelumnya banyak sekali kita dengar penolakan, mulai dari penolakan yang masih cukup logis (seperti masalah doktrin dan kondisi alam), sampai kepada penolakan yang sangat tidak login seperti isu HAM dari para LSM yang sepertinya memiliki agenda tersembunyi dibaliknya, saat ini proses pengadaan MBT ini hampir selesai. Harapan militer Indonesia dan juga rakyat Indonesia untuk melihat wibawa negara melalui angkatan perangnya agaknya sudah ada di depan mata.
Leopard dari Negara Produsen.
Pilihan pemerintah Indonesia yang membeli MBT Leopard langsung dari Jerman sebagai negara Produsen adalah sebuah langkah cerdas dan juga memiliki dampak strategis positif seperti masalah Transfer of Technology (ToT). Sebagaimana kita ketahui bahwa saat ini, Indonesia sangat antusias dengan komitment ToT dalam setiap pembelian alutsista. Ini untuk memastikan Indonesia mendapatkan sesuatu yang bermanfaat jangka panjang bagi Indonesia di balik pembelian satu alutsista. Jika Indonesia membeli Leopard dari Belanda, maka ToT yang kita peroleh kemungkinan hanya sebatas ToT pemeliharaan dan maintenance Leopard. Hal ini karena Belanda bukan produsen Leopard. Sedangkan membeli Leopard dari Jerman yang merupakan negara Produsen asli Leopard, tentunya akan memberikan Indonesia peluang untuk meminta ToT yang jauh lebih luas dan lebih strategis.
Paket Leopard Indonesia : 163 Tank
Beberapa hari terakhir ini, kita dikejutkan dengan berita yang sungguh diluar dugaan, walaupun sebelumnya sudah beredar isu-isu mengenai itu. Bagaimana tidak terkejut, karena ternyata paket pembelian Leopard Indonesia mencapai 163 Tank, yang terdiri dari 63 MBT Leopard 2 Revolusion, 40 leopard 2A4, 10 Unit Tank pendukung dan 50 Medium Tank Marder 1A3. Jumlah tersebut merupakan sebah jumlah yang cukup fantastis dan akan membuat kekuatan angkatan darat Indonesia akan meningkat secara drastis. Memang dari 163 Tank tersebut hanya ada 103 MBT Leopard 2, selebihnya adalah 10 Tank pendukung. Sisanya 50 Marder 1A3, bukan termasuk dalam kategori MBT, tetapi merupakan Medium Tank. Walupun demikian angka tersebut sungguh diluar dugaan banyak pihak, termasuk saya sendiri.
Dari berita resmi yang admin AnalisisMiliter.com peroleh dari website Kementerian Pertahanan Indonesia, penandatanganan kontrak ini akan dilaksanakan pada akhir September 2012 ini. Dalam pertemuan dengan Perwakilan Jerman, Wamenhan menyampaikan rencana kunjungan kerja High Level Committee (HLC) ke Jerman untuk bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) pabrikan Rheinmetall di Frankfurt dalam waktu dekat.
Sekarang mari kita telisik satu persatu, apa kira-kira gambaran dari paket leopard yang di beli Indonesia ini. Kita Mulai dari Leopard 2A4, kemudian Leopard 2 Revolusion, 10 Tank Pendukung serta Marder 1A5. Gambaran ini diharapkan akan membantu kita memahami seperti apa Leopard yang akan di beli Indonesia ini.
40 Leopard 2A4
Leopard 2A4 adalah keluarga MBT Leopard yang paling banyak digunakaan saat ini. Leopard 2A4 ini merupakan pengembangan dari Leopard 2A3, dimana banyak sekali perubahan substansial dalam seri ini. Contohnya adalah automated fire and explosion suppression system yang sudah serba digital yang bisa menembakkan berbagai type amunisi terbaru secara akurat dan juga dilengkapi dengan armor perlingungan yang jauh lebih baik dari model sebelumnya.
Leopard 2 ini di bangun dalam 8 batch antara tahun 1985 sampai 1992. Dan semua versi sebelumnya juga diupgrade menjadi standard 2A4. Sampai dengan tahun 1994, Jerman mengoperasikan sekitar 2.125 MBT Leopard 2A4 (695 adalah 2A4 baru, sisanya merupakan upgrade versi lama). Leopard 2A4 juga di produksi secara lisensi kepada Swiss yang akhirnya disebut dengan Pz 87. Saat ini Swiss mengoperasikan sekitar 380 MBT PZ 87.
Setelah berakhirnya era perang dingin, Jerman merasakan bahwa mereka tidak lagi memerlukan MBT dalam jumlah yang banyak. Untuk itu, Jerman akhirnya menjual sebagian besar MBT Leopard 2A4 mereka ke negara lain. MBT lebih dari Jerman tersebut akhirnya dibeli oleh Austria (114), Kanada (107), Chile (140), Denmark (51), Finlandia (139), Yunani (183), Norwegia (52), Polandia (128), Portugal (37), Singapura (96), Spanyol (108), Swedia (160) dan Turki (339). Jika Indonesia benar-benar membeli tank MBT leopard ini, maka Indonesia adalah negara kesekian yang membeli surplus MBT Jerman ini. Menyusul di belakan Indonesia kemungkinan adalah Filipina yang juga tertarik membeli sekitar 30 MBT Leopard 2A4 surplus Jerman.
Jelas sekali bahwa 40 MBT Leopard 2A4 ini bukan merupakan MBT baru, namun bekas pakai militer Jerman. Namun, MBT Bekas bukan berarti rongsokan, karena MBT ini sejatinya adalah salah satu MBT terbaik di dunia. Jerman menjualnya bukan karena MBT ini sudah tidak bagus lagi, namun karena Jerman memiliki surplus MBT yang sangat banyak sisa dari era Perang dingin dahulu. Sekarang mereka harus menjualnya untuk mengurangi biaya maintenance serta mendapatkan uang segar dari penjualannya ke negera lain.
63 Leopard 2 Revolution
63 MBT Leopard 2 revolution ini agaknya merupakan MBT paling canggih dari paket yang akan dibeli oleh Indonesia. Leopard 2 Revolution ini adalah Leopard 2A4 yang di upgrade dalam banyak hal. Leopard 2 Revolution ini lebih baik dari Leopard 2A4 dalam urban warfare. MBT jenis ini sudah ditingkatkan performa proteksinya yang dilengkapi dengan paket armor komposit baru yaitu Advanced Modular Armor Protection (AMAP). Armor baru ini memberikan tingkat perlindungan yang jauh lebih tinggi dari serbuan musuh. Leopard 2 Revolution ini dilengkapi dengan modular armor, yang berarti bahwa kerusakan pada satu modul armor dapat diatasi dengan mengganti armor yang rusak itu saja. Selain itu MBT ini dilengkapi dengan pelontar granat sebagai bentuk pertahanan diri.
Jika Indonesia benar-benar membeli Leopard 2 Revolution ini, maka Indonesia akan menjadi negara kedua di ASEAN yang mengoperasikan leopard jenis ini. Sebelumnya Singapura juga sudah mengoperasikan 96 Leopard 2A4 yang di upgrade menjadi leopard 2 Revolution, yang akhirnya disebut dengan Leopard 2SG. Dibandingkan dengan Leopard 2A4 standard yang memiliki bobot 56.6 Ton, maka Leopard 2 Revolution ini memiliki bobot sekitar 60 ton.
10 Tank Pendukung Leopard 2
Mungkin banyak pihak yang masih belum memahami kenapa harus ada tank pendukung Tank Leopard 2 ini. Seperti kita ketahui bersama bahwa MBT adalah kendaraan yang sangat berat, sehingga membutuhkan support agar bisa bergerak leluasa di berbagai medan tempur. Sebagai contoh adalah medan tempur yang dilalui adalah berupa sungai-sungai dimana hanya terdapat jembatan kecil yang tidak memungkinkan untuk dilalui Leopard yang beratnya mencapai 60 Ton. Atau jika ada kejadian tank Leopard ini terperosok kedalam lubang atau apalah sehingga harus diangkat oleh kendaraan lain. Tentu untuk mengangkat Tank seberat 60 ton di perlukan mesin yang memiliki tenaga extra untuk itu. Disini lah perluanya tank pendukung ini.
Untuk mengatasi keterbatasan jembatan untuk Leopard telah dikembangkan varian Leopard versi AVLB (Armored Vehicle Launched Bridge) yang berfungsi untuk menyediakan jembatan portable dengan panjang sekitar 15-30 meter. Varian Leopard 2 ini sejatinya adalah leopard 2 yang mana Hull untuk senjatanya diganti dengan jembatan portable. Dengan adanya varian ini sebagai tank pendukung leopard, maka kritikan selama ini bahwa Leopard tidak akan bisa beropareasi di jembatan Indonesia adalah salah. Karena itu bisa diatasi dengan adanya tank pendukung Leopard ini.
Perhatikan gambar di bawah ini, yang merupakan proses pemasangan jembatan yang dilakukan oleh tank pendukung Leopard 2.
Sedangkan untuk menangani masalah angkat berat, dapat dilakukan dengan varian leopard 2 yang disebut dengan Buffel. Buffel ini memang varian leopard 2 yang dikhususkan menangani kasus seperti ini.
50 Unit Medium Tank Marder 1A3
Selanjutnya yang membuat pembelian Leopard 2 dari Jerman ini semakin berkesan adalah disertakannya 50 unit Marder 1A3 sebagai bagian paket leopard ke Indonesia. Seperti kita ketahui bahwa Indonesia sudah sejak lama menginginkan ToT untuk membangun Medium Tank sendiri. Dan agaknya ToT yang akan diberikan Jerman ke Indonesia adalah ToT untuk membangun Medium Tank berbasis Marder 1A3 yang dibeli ini. Jika hal ini memang benar terjadi maka ini ToT ini akan memberikan dampak strategis yang sangat besar bagi Indonesia di masa yang akan datang.
ToT medium tank ini akan sangat membantu Pindad yang selama ini sepertinya sangat getol ingin mengembangkan Medium Tank sendiri. ToT Marder 1A3 ini adalah sebuah kesematan emas untuk melangkahkan kaki Indonesia menuju gerbang kemandirian alutsista di masa yang akan datang.
So, semuanya, mari kita dukung dan terus awasi program akuisisi MBT Leopard 2 dari Jerman ini untuk kejayaan NKRI. Sekian dulu tulisan dari saya, admin AnalisisMiliter.com. Salam damai…
Label :
Baca juga artikel terkait lainnya :
1.
Setelah Pengganti Pesawat Tempur F-5 TNI AU, Apa Selanjutnya?
2.
Menanti F-16 ‘Setara’ Block 52 di Skuadron 16 Pekanbaru
3.
Polemik dalam Modernisasi Militer Indonesia
4.
Kombinasi Maut Alutsista F-35A, Super Hornet dan Growler Australia
5.
Prediksi Pesawat MRCA Malaysia
6.
Exclusive Foto dan Video : Yakhont Tenggelamkan Ex KRI Teluk Berau
7.
Peringatan Bagi Pengunjung dari Admin AnalisisMiliter.com
8.
Tambahan Hibah F-16 setara Block 52 Sebagai Pengganti F-5 TNI AU
9.
Faktor Delivery Time Pengganti Pesawat Tempur F-5 TNI AU
10.
Analisa Join Development KFX/IFX Indonesia dengan Korea Selatan
Belum ada komentar untuk artikel ini