25 Apr 2012 22:55:44 | by Admin
| 49159 views | 3 comments
|
0/5 Stars dari 0 voter
Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan yang memiliki banyak sekali pulau-pulau. Dan garis pantai Indonesia sungguhlah panjang dan juga wilayah lautnya juga sangatlah luas. Luas wilayah Indonesia secara keseluruhan bahkan hampir sama dengan luas daratan Eropa (minus Rusia). Jika di bandingkan dengan Negara-negara tetangga di ASEAN, luas Indonesia ini bisa dikatakan sangatlah luas. Bandingkan dengan Singapura yang kira-kira ‘hanya’ seluas kota Jakarta. Bahkan untuk jumlah penduduk, Indonesia jauh lebih banyak di bandingkan dengan Negara ASEAN lainnya.
Pada tulisan kali ini saya ingin membahas bagaimana perbandingan kekuatan udara di ASEAN., dengan harapan kita semua mendapatkan pencerahan. Analisa saya kali ini saya usahakan akan se-objektif mungkin. Saya ingin menuliskan tulisan yang benar-benar real, tidak membesar-besarkan Negara sendiri (banyak blog yang membesar-besarkan kemampuan negaranya) dan juga tidak menjelek-jelekkan Negara lain (banyak blog yang menjelek-jelekkan Negara lain). Poin yang ingin saya sampaikan adalah data yang benar-benar realistis, tentunya realistis menurut saya.
Saya akan membahas kekuatan beberapa Negara di ASEAN yang menurut saya cukup menarik untuk di analisa, terutama Negara-negara yang miliki perbatasan yang cukup dekat dengan Indonesia sehingga memungkinkan terjadinya konflik suatu saat nanti. Namun ada beberapa Negara yang tidak akan saya bahas, karena Negara tersebut tidak memiliki kekuatan udara yang cukup mumpuni untuk dianalisa. Pada analisa kali ini akan saya fokuskan pada inventory pesawat tempur dan juga rudal serta pesawat peringatan dini yang dimilikinya. Untuk kehebatan pilot dan factor ‘man behind the Gun’ tidak akan saya ikutkan dalam analisa saya ini.
Kekuatan Udara Malaysia
Kekuatan udara Malaysia pertama saya bahas karena saya cukup tertarik dengan kekuatan mereka. Terlebih lagi sering sekali terjadi ‘debat kusir’ anatar anggota forum dari Indonesia dan Malaysia yang memperdebatkan siapa yang paling hebat diantara kekuatan udara kedua Negara. Secara jujur sebagai warga Negara Indonesia saya mengakui bahwa kekuatan udara Malaysia cukup disegani dan di perhitungkan di ASEAN.
Tercatat sekarang ini ada 18 pesawat Sukhoi-30MKM di angkatan udara Malaysia. Pesawat Su-30MKM ini bisa dikatakan adalah saudara kembar tapi tak sama dari Sukhoi-30MKI yang dimiliki oleh India. Sukhoi-30MKM ini bisa dikatakan adalah salah satu pesawat terbaik saat ini. Pesawat ini tentunya lebih baik dari sebagian pesawat Sukhoi Indonesia, seperti Su-27 SK dan Su-30MK. Dengan jumlah pesawat Su-30MKM sebanyak 18 pesawat tentunya itu merupakan sebuah kekuatan yang cukup menggentarkan. Pesawat ini merupakan First Class Jet Fighter di angkatan Udara Malaysia.
Selain itu, kekuatan udara Malaysia masih di topang oleh kehadiran 8 pesawat F-18 Hornet dan juga 14 pesawat Mig-29. Kedua pesawat ini cukup disegani dan juga pastinya memberikan effek gentar yang cukup memadai. Khusus untuk Mig-29 ini mungkin tidak semua dari 14 pesawat yang masih di operasikan tetapi tetap saja ini cukup memberikan penambahan kekuatan. Kedua pesawat ini bisa dikatakan adalah Second Class Jet Fighter di Angkatan Udara Malaysia.
Kekuatan ini juga masih di topang oleh kehadiran sekitar 16 F-5 E/F dan 13 Hwak-208 sebagai Third Class Fighter di Malaysia. Khususnya F-5, tidak diketahui berapa jumlah yang benar-benar beroperasi, kemungkinan hanya sedikit dari jumlah diatas.
Selain itu pesawat ini pun dilengkapi oleh rudal rudal yang cukup mumpuni. Tercatat ada beberapa jenis rudal yang dimiliki yaitu AIM-120C5 dan juga AIM-7 Sparrow yang bisa ditembakkan dari F-18 Hornet. Sedangkan untuk jet Su-30MKM dan Mig-29 dilengkapi dengan rudal-rudal R-73 dan juga R-77. Kehadiran rudal-rudal ini memberikan nilai tambah yang sangat besar di Angkatan Udara Malaysia.
Namun, saat ini Angkatan Udara Malaysia belum dilengkapi dengan peswat peringatan dini yang bisa membantu jet tempur dalam operasinya untuk meningkatkan daya tangkalnya. Namun Malaysia sudah berencana untuk membeli pesawat jenis ini.
Kekuatan Udara Thailand
Angkatan udara Thailand memiliki cukup unik. Kebanyakan inventorynya adalah buatan Negara-negara barat. Berbeda dengan Malaysia dan Indonesia, yang memiliki kombinasi barat dan timur. Kekuatan udara Thailand sendiri cukup disegani karena memiliki jumlah jet fighter yang banyak, bahkan jauh lebih banyak dari inventory TNI AU saat ini.
Tercatat saat ini, sebagai First Class Jet Fighter mereka memiliki 12 pesawat JAS-39 Grippin dari Swedia. Pesawat ini masih tergolong baru dan mungkin beberapa pesawat masih dalam tahap pengiriman. Pesawat ini memang tidak termasuk dalam kategori Heavy Jet Fighter sekelas Su-30MKM Malaysia, Su-27SKM/Su-30MK2 Indonesia, F-15 SG Singapura maupun Su-27SK/Su-30MK2V Vietnam. Namun kualitasnya cukup disegani karena dilengkapi radar dan senjata yang cukup mumpuni. Namun dibandingkan First Class Jet Fighter Negara ASEAN lainnya, jet ini masih kurang memiliki efek gentar. Setidaknya ini adalah analisa saya sebagai admin AnalisisMiliter.com
Namun kekurangan ini ditopang dengan kehadiran sekitar 56 pesawat F-16 A/B yang sebagian sudah di upgrade setara Block 52. Tentunya jumlah yang sedemikian banyak akan memberikan effek gentar yang menggetarkan. Dibandingkan dengan Indonesia yang hanya 10 F-16 A/B, tentunya jumlah F-16 Thailand ini cukup disegani. Pesawat F-16 ini agaknya merupakan workhorse di AU Thailand dan sepertinya menjadi Second Class Jet Fighter di Thailand.
Selain itu mereka juga masih memiliki sekitar 30 F-5, namun tidak diketahui berapa jumlah F-5 yang benar-benar bisa operasional. Ditambah lagi beberapa pesawat lainnya seperti Alpha Jet dan L-39ZA. Ini sepertinya menjadi Third Class Fighter di Thailand.
Nah yang cukup menarik, Thailang sudah memiliki pesawat peringatan dini (AEW) yaitu 2 pesawat Saab 340 dari Swedia yang merupakan satu paket pembelian dengan 12 JAS-39 Grippin. Kehadiran 2 buah pesawat peringatan dini ini setidaknya sudah memberikan tambahan kekuatan bagi angkatan udara Thailand. Pesawat ini akan memberikan warning jika ada bahaya yang mengancam sehingga pesawat lainnya bisa menyiapkan tindakan terhadap semua ancaman tersebut.
Sedangkan untuk masalah senjata untuk pesawatnya, Thailand cukup memiliki arsenal yang mumpuni. Diantaranya merekan memiliki rudal AIM-120C5 sejenis dengan yang dimiliki Malaysia namun masih kalah dari rudal AIM-120C7 milik Singapura. Indonesia belum memiliki rudal sejenis ini di TNI AU. Entah di kemudian hari. Selain itu, AU Thailand juga memiliki rudal AIM-9 Sidewinder, rudal IRIS-T dari Jerman dan Phyton-4 dari Israel. Jumlah pasti semua rudal itu tidak diketahui, namun kehadirannya cukup memberikan efek gentar yang mengerikan.
Sampai disini dulu tulisan ini, dan akan disambungkan ke part kedua. Artikel lanjutan (part kedua) akan saya posting beberapa hari kedepan.
Label : Militer Indonesia |
Kekuatan Militer Indonesia |
Alutsista TNI |
Pesawat Tempur Indonesia |
Baca juga artikel terkait lainnya :
1.
Peta Kekuatan Angkatan Udara di Asia Tenggara (Part 2)
2.
Super Tucano dan Peranannya di Angkatan Udara Indonesia
3.
Sukhoi Indonesia dan Misteri Dibaliknya
4.
Angkatan Udara Indonesia 2005 Vs Angkatan Udara Indonesia 2014
GI |
04 May 2015 23:35:50
Artikel yg menarik, bung Admin.
IMHO, sy selalu menganggap AU Singapore (dan Australia) bukan hanya yg paling modern, tp juga paling siap tempur di seluruh Asia Tenggara.
Sy tunggu saja update selanjutnya.
Sy rasa apakah pespur dari setiap AU itu adalah first-class fighter atau second-class fighter bukan menjadi masalah utama. Pertanyaan apakah tipe A yg dipakai satu negara lebih unggul daripada tipe B; atau apakah senjata utk A akan lebih unggul dibanding B sbnrnya kurang relevan.
Yang menjadi isu di setiap Angkatan Udara --- apakah semua tipe yg dioperasikan itu "coherrent" -- dapat dioperasikan sebagai satu kesatuan, dan masing2nya mempunyai peran untuk menjadi salah satu komponen dari AU mereka. Dan faktor yg lain yg tidak kalah penting: Training dan fasilitas yg memungkinkan seluruh AU ini beroperasi sebagai suatu kesatuan yg utuh.
Dalam hal ini, Indonesia dan Malaysia -- yg mengoperasikan terlalu banyak jenis pespur; yg masing2 tipenya bahkan tidak compatible satu sama lain, hampir sama parah keadaannya.
Ketinggalan terlalu jauh.
Sebaliknya, Singapore (dan Australia kalau negara ini masuk hitungan) adalah yg paling unggul di seluruh Asia Tenggara -- terutama karena tidak mempunyai kelemahan yg sama seperti Indonesia dan Malaysia. Tentu saja, anggaran mereka juga sudah jauh lebih tebal; dan keduanya adalah peserta reguler dalam latihan2 mancanegara, seperti Red Flag.
Dari keduanya, Australia mungkin bisa dianggap kemampuannya lebih unggul.
Super Hornet Australia tentu saja tidak bisa dianggap lebih unggul dibandingkan F-15SG Singapore. Tetapi Super Hornet hanyalah satu komponen dalam kemampuan udara RAAF yg memang sudah "state-of-the-art". Kalau 12 EA-18G Growler sudah tiba di Australia, kemampuan RAAF sebagai satu kesatuan akan lompat maju lebih jauh lagi, sebagai satu2nya pengguna pesawat EW diluar US.
Just IMHO.