22 May 2012 22:24:43 | by Admin
| 26283 views | 1 comments
|
0/5 Stars dari 0 voter
Sudah lebih dari seminggu saya tidak aktif mengunjungi blog saya ini dikarenakan saya pulang ke kampong halaman sehingga saya tidak memiliki waktu dan kesempatan untuk menulis artikel maupun membalas setiap komentar dari rekan-rekan pembaca semuanya. Ada perasaan yang sedikit lain saya rasakan karena saya merasa ‘menelantarkan’ blog yang saya bangun dengan susah payah. Nah begitu kembali kedunia maya lagi, kerinduan menulis artikel dan membaca komentar dan membalasnya kembali membahana bagi saya. Maka dari itu mengobati kerinduan saya berbagi dengan pembaca sekalian saya kembali menulis di blog ini.
Berbicara tentang MBT Leopard, seorang pembaca blog ini dahulu pernah sedikit ‘menyindir’ saya, karena saya langsung memasang foto Leopard di header Halaman blog ini. Saat disindir seperti itu, saya sendiri senang-senang aja, karena memang saya sangat mendambakan dan sangat mengharapkan Leopard MBT ini segera datang ke Indonesia dan menjadi senjata pelengkap di Angkatan darat Indonesia.
Main Batle Tank : Kenapa Indonesia Membutuhkannya?
Berbicara tentang Leopard MBT, maka tentu kita menjadi bertanya-tanya, kenapa Indonesia harus memiliki MBT? Pertanyaan ini juga dulu pernah ada dalam benak saya. Nah kali ini saya mencoba memaparkan alasan kenapa Indonesia harus memiliki MBT (versi saya). Pertama-tama sekali adalah karena alutsista jenis Tank yang dimiliki Indonesia saat ini khususnya di Angkatan darat bias kitakan sudah cukup tua dan kurang bias diandalkan sebagai penjaga kedaulatan NKRI. Sebagai contohnya saat ini TNI AD, hanya memiliki Tank dari kelas ringan (Light Tank) seperti Scorpion dari Inggris. Bahkan jika di bandingkan dengan Tank Amphibi BMP-3F milik kesatuan Marinir TNI AL, Tank-tank milik TNI AD masih kalah kelas dan kalah efek gentarnya. Padahal untuk masalah Tank, TNI AD seharusnya memiliki inventory yang lebih gahar di bandingkan dengan Marinir. CMIIW
Alasan kedua menurut saya adalah untuk menyeimbangkan peta kekuatan alutsista di kawasan Asia Tenggara. Tercatat saat ini hampir semua tetangga Indonesai sudah dilengkapi dengan MBT, sebut saja Negara pulau Singapura dengan 96 Leopard 2A4 (Upgrade ke 2A6) dari Jerman, kemudian Malaysia dengan 48 PT-91M dari Polandia. Nah jika tank ringan sekelas Scorpion dijadikan lawan untuk kedua jenis MBT tersebut, maka bias dipastikan bahwa Tank Scorpion TNI AD akan menjadi bulan-bulanan dan tidak akan bias memberikan perlawanan yang berarti terhadap MBT tersebut. Kita misalkan (ini hanya missal saja), jika terjadi konflik antara Indonesia dengan Malaysia atau Singapura, maka jika tank-tank dari Malaysia atau Singapura memasuki wilayah Indonesia, kita tidak akan bias mencegahnya jika hanya mengandalkan tank-tank kelas ringan tersebut. Itulah sebabnya Indonesia memerlukan tank yang lebih garang yang terwujud dalam Leopard MBT ini.
Jika Leopard sudah memasuk ke inventory TNI AD, maka bias dipastikan Negara tetangga tidak akan lagi menganggap remeh kekuatan TNI AD. Selama ini mungkin mereka bisa memandang TNI AD dengan sebelah mata, tapi kehadiran Leopard akan membuat mereka berpikir berkali-kali jika ingin melakukan konflik terbuka dengan TNI AD.
Kenapa Leopard, kok bukan yang lain?
Ini juga menjadi pertanyaan yang saya kira wajar di tanyakan oleh setiap orang yang membahas masalah MBT untuk Indonesia ini. Saya sendiri juga sering bertanya-tanya akan ini, namun saya belum menemukan jawaban pasti akan itu semua. Namun saya menyakini bahwa Kemenhan dan TNI AD sebagai usernya tentunya sudah memiliki pemikiran yang matang sehingga mereka memutuskan membeli MBT Leopard ini. Sebenarnya selain Leopard ada candidate lain untuk mengisi kebutuhan MBT ini di Indonesia. Salah satunya adalah T-90 (CMIIW) dari Rusia, MBT Korea Selatan dan MBT dari China. Namun dari berbagai pertimbangan yang saya kurang tau pasti Kemenhan dan TNI AD memilih Leopard sebagai pilihannya.
Menurut analisa saya sebagai seorang awam, saya meilihat pertimbangannya adalah bahwa MBT Leopard sudah cukup teruji di medan perang dan memberikan efek gentar yang cukup besar bagi tetangga, sehingga tetangga tidak akan berani melecehkan TNI AD. Alasan lainnya menurut saya adalah karena tawaran harga dan ToT dari Negara penjual Leopard ini cukup menjanjikan bagi Kemenhan dan TNI AD sebagai usernya.
Leopard Vs Geografis Indonesia.
Berbicara tentang hubungan antara Leopard MBT dan Geografis wilayah Indonesia terkadang membuat saya bingung dan bahkan terkadang geli sendiri. Salah satu alasannya adalah adanya banyak sekali pihak yang menuding bahwa MBT sekalas Leopard yang sangat berat (hamper 60 ton sebijinya), sangat tidak cocok dengan kondisi geografis Indonesia. Alsannya tank seberat itu akan mudah amblas kedalam lumpur-lumpur atau rawa-rawa yang banyak terdapat di Indonesia. Secara nalar mungkin itu bisa sedikit di terima dan cukup masuk akal. Namun saya kira orang-orang kemenhan dan TNI AD pastinya sudah memiliki pandangan dan argument yang masuk akal sehingga mereka berani memilih Leopard.
Hal yang cukup menggelitik bagi saya, adalah derasnya tentangan dari banyak pihak akan kehadiran MBT Leopard ini ke Indonesia. Tidak tanggung-tanggung anggota dewan juga banyak yang mempermasalahkannya dan mempertanyakan kenapa Leopard yang dipilih dan dianggap tidak cocok dengan geografis Indonesia. Mengenai ini saya masih cukup maklum. Yang membuat saya sedikit geleng-geleng kepala adalah banyaknya komentar dari beberapa angota dewan yang menyarankan agar Indonesia menggunakan tank ringan saja seperti scorpion sehingga cocok dengan kondisi wilayah Indonesia. Apa mereka tidak sadar dan tidak tau kalau tank kelas ringan seperti itu tidak akan memberikan efek gentar berarti buat setiap Negara yang ingin mengganggu kedaulatan Indonesia. Apa mereka tidak sadar kalau Negara tetangga tentu senang sekali kalau Indonesia tidak jadi membeli MBT sekelas Leopard. Apa mereka tidak sadar kalau usulan mereka bahwa TNI AD lebih cocok menggunakan tank ringan, akan cepat-cepat diaminkan oleh Negara tetangga (tentunya mereka meng-amin-kan sambil senyum puas..)
Leopard MBT Vs HAM
Membicarakan militer Indonesia sering sekali terkait dengan HAM. Sering sekali HAM menjadi senjata ampuh Negara-negara barat untuk mendikte militer Indonesia. Tak terkecuali masalah Leopard MBT ini. Kita tau sendiri bahwa Indonesia punya dua opsi pembelian MBT Leopard ini, yaitu membeli Leopard bekas pakai milik Belanda yang sedang di ‘gudangkan’ dengan alas an penghematan anggaran atau opsi lainnya membeli Leopard dari Jerman (kemungkinan juga bekas pakai). Namun walaupun bekas pakai, Leopard ini masih sangat layak digunakan dan hanya digudangkan karena alas an menghemat biaya operasional. Kondisi MBT sendiri masih bagus. Kedua opsi ini, kemungkinan adalah Leopard 2A4 yang akan diupgrade menjadi Leopard 2A6, sama seperti Leopard milik AD Singapura.
Namun opsi pembelian Leopard MBT dari Belanda terancam batal karena parlement belanda sepertinya berat menyetujui penjualannya ke Indonesia dengan alas an bahwa militer Indonesia identik dengan pelanggaran HAM. Mungkin mereka lupa bahwa mereka juga pernah melakukan pelanggaran HAM besar-besaran atas Bangsa Indonesia baik ketika Indonesia masih di jajah oleh mereka maupun ketika mereka melakukan agresi militer ke Indonesia ketika Indonesia sudah merdeka. Sungguh seperti sebuah keadaan yang tidak mengenakkan, bahwa mereka mengaitkan penjualan Leopard MBT ini dengan masalah HAM, seolah-olah mereka menuduh Indonesia akan menggunakan MBT ini untuk menumpas rakyatnya sendiri. Sungguh ironis..
Saya pribadi lebih mengharapkan Leopard MBT yang akan dibeli Indonesia nanti datangnya dari Jerman bukan Belanda. Selain karena Jerman adalah Produsen langsung Leopard ini, Jerman juga cenderung tidak memandang buruk Militer Indonesia dari segi pelanggaran HAM. Maka saya setuju dengan peryataan Menteri Pertahanan Indonesia yang menyatakan bahwa “Jika Belanda Menjualnya, Kita akan membelinya. Tapi jika tidak, kita beli dari Negara lain”. Ini menunjukkan bahwa kita tidak mengemis kepada Belanda untuk menjual tank itu ke Indonesia. Malah sebaliknya, justru Belanda lah yang sekarang ‘mengemis’ kepada Indonesia agar Indonesia bersedia membeli tank-tank Leopard mereka agar mereka mendapat tambahan dana dan bisa membeli peralatan militer lain. Jelas disini bahwa posisi Indonesia dalam proses tawar menawar dengan Belanda diatas angin, karena kalaupun gagal, Indonesia masih memiliki opsi membeli Leopard langsung ke produsennya yaitu Jerman. Kita tau sendiri Jerman sudah member lampu hijau dan bahkan memberikan tawaran ToT yang tidak bisa diberikan Belanda.
Jadi pesannya di sini cukup jelas, bahwa Indonesia tidak akan mau di dikte Belanda dengan isu HAM mereka. Jika mereka tidak bersedia menjual Indonesia tidak akan rugi, karena memiliki opsi lain. Sementara Belanda sendiri sangat membutuhkan dana segar yang akan di berikan Indonesia jika Indonesia jadi membeli Leopard ini dari Belanda. Jika Belanda masih memainkan isu HAM, saran saya segera tinggalkan Belanda dan beralihlah ke Jerman.
Update Terakhir : 30 Leopard dari Jerman Siap datang Ke Indonesia
Setelah lelah mendengar berita tentang Parlemen Belanda yang begitu rewel dalam menjual Leopard MBT mereka yang sedang ‘digudangkan’ ke Indonesia, akhirnya ada juga datang berita yang menyejukkan bagi militer Indonesia. Hari ini tanggal 22 Mei 2012, Kepala Staff TNI AD memberikan pernyataan bahwa Indonesia lebih memilih tawaran dari Jerman di bandingkan dengan tawaran Belanda. Disebutkan bahwa Jerman akan mendatangkan 30 Leopard 2A6 yang merupakan hasil upgrade dari type 2A4. Namun belum di pastikan apakah jumlah ini adalah jumlah tahap pertama atau hanya ini saja. Ini sedikit berbeda dari yang di targetkan awalnya bahwa akan ada minimal 44 MBT Leopard 2A4 yang di upgrade menjadi Leopard 2A6.
Mungkin saja ini adalah pembelian tahap pertama dan dilanjutkan ke tahap berikutnya. Tetapi terlepas dari berapapun jumlah yang akan datang, jelas bahwa kehadiran MBT Leopard 2A6 ini ke Indonesia akan memberikan tambahan kekuatan baru bagi kekuatan angkatan darat Indonesia sehingga Negara tentangga tidak lagi memandang Indonesia dengan sebelah mata. Kehadiran Leopard ini juga merupakan bagian dari Modernisasi militer Indonesia, khususnya angkatan darat. Tapi ini bukanlah yang terakhir, tetapi masih permulaan dari modernisasi militer Indonesia.
Sekian dulu tulisan saya kali ini, mudah-mudahan tulisan ini bisa memberikan kita pencerahan dan inspirasi. Kalau ada kata-kata dalam tulisan ini yang kurang tepat, mohon kritik dan koreksi dari pembaca sekalian.
Label : Militer Indonesia |
Kekuatan Militer Indonesia |
Alutsista Indonesia |
Alutsista TNI |
Baca juga artikel terkait lainnya :