28 Dec 2014 18:40:02 | by Admin
| 16313 views | 11 comments
|
4.1/5 Stars dari 21 voter
Akhirnya Filipina kembali akan segera memiliki pesawat tempur setelah hampir satu decade tidak memiliki satupun pesawat tempur. Hal ini dicapai berkat kontrak pembelian 12 unit pesawat tempur FA-50 Golden Eagle dari Korea Selatan untuk angkatan udara Filipina. Kontrak senilai $415 Juta untuk 12 pesawat tempur ini ditandatangani pada 28 Maret 2014 lalu. Pembelian pesawat tempur ini merupakan bagian modernisasi militer Filipina dalam menghadapi agresifitas militer China dalam konflik laut China Selatan.
Pembelian 12 unit pesawat tempur FA-50 untuk Angkatan Udara Filipina ini akan mengakhiri dahaga mereka setelah menanti hampir 10 tahun untuk kembali memiliki pesawat tempur. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Filipina terakhir kali memiliki pesawat tempur adalah tahun 2005 lalu. Pada saat itu satu-satunya jenis pesawat tempur yang mereka miliki hanyalah pesawat tempur tua F-5 A/B yang jauh lebih tua dan lebih kuno bila dibandingkan dengan pesawat tempur F-5 E/F TNI AU sekalipun. Karena factor usia dan ketinggalan jaman, akhirnya pesawat tempur tua F-5 A/B tersebut pun akhirnya dipensiunkan oleh pemerintah Filipina pada tahun 2005. Sehingga sejak itu hingga saat ini, praktis angkatan udara Filipina sama sekali tidak memiliki pesawat tempur.
Filipina dijadwalkan akan menerima 2 unit pertama pesawat tempur FA-50 Golden Eagle ini pada tahun 2016 nanti, dan sisanya dijadwalkan akan tiba pada tahun 2017. Artinya dalam beberapa tahun mendatang Filipina akan bisa bernafas lega karena bisa memiliki pesawat tempur lagi. Selama ini boleh disebutkan bahwa Angkatan Udara Filipina adalah salah satu yang paling lemah di ASEAN.
Mengapa Filipina Membeli Pesawat Tempur FA-50 Bukan Yang Lain?
Pertanyaan sederhana ini cukup sulit untuk dijawab dengan detail karena penulis belum menemukan jawaban pastinya. Namun dalam pendangan penulis, pilihan Filipina membeli pesawat tempur FA-50 ini sudah cukup benar mengingat kondisi angkatan udara Filipina sendiri.
Ada dua faktor yang penulis soroti sebagai alasan pembenaran pembelian pesawat tempur ini. Faktor pertama adalah fakta bahwa Filipina membutuhkan pesawat tempur yang bisa digunakan sebagai pesawat tempur sekaligus pesawat tempur latih. Hal ini karena Filipina sudah sedemikian lama tidak memiliki pesawat tempur murni dan hanya memiliki 3 unit pesawat latih yang sudah ketinggalan jaman. Maka sebenarnya Filipina benar benar membutuhkan pesawat tempur latih (Lead In Fighter Trainer) dan Pesawat Tempur multirole sekaligus. Nah pesawat tempur FA-50 ini dapat difungsikan sebagai pesawat tempur latih (Lead In Fighter Trainer) dan memiliki kemampuan serangan udara dan serangan darat terbatas. Hal ini akan menjadi jawaban bagi kebutuhan mendesak angkatan udara Filipina.
Faktor lain yang penulis soroti adalah fakta bahwa anggaran militer Filipina sangat terbatas dan sudah dibagi bagi untuk pengadaan alutsista mereka yang lain. Sama seperti modernisasi alutsista TNI di Indonesia yang terbentur masalah anggaran, Filipina juga menghadapi masalah yang sama. Sehingga mau tidak mau Filipina harus mencari pesawat tempur yang bisa memenuhi kebutuhan dasar mereka dengan harga yang cukup murah. Maka tidaklah mengherankan jika pilihan akhirnya dijatuhkan ke pesawat tempur FA-50 Golden Eagle dari Korea Selatan.
{IKLAN}
Pesawat tempur FA-50 ini nantinya akan digunakan angkatan udara Filipina sebagai batu loncatan untuk masa depan. Pesawat tempur ini akan digunakan untuk melatih pilot-pilot baru bagi angkatan udara Filipina serta menjadi andalan untuk menjaga kedaulatan Filipina. Pesawat tempur FA-50 ini memiliki kemampuan menggotong senjata seperti rudal Air to air AIM-9 Sidewinder dan rudal air to ground AGM-65 Maverick. Selain itu akan dilengkapi radar untuk mendeteksi keberadaan musuh.
Calon pilot untuk menerbangkan pesawat tempur ini akan melakukan training di Korea Selatan yang merupakan bagian dari kesepakatan dalam kontrak pembelian ini. Nantinya pilot-pilot yang telah dilatih di Korea Selatan akan menjadi instruktur bagi calon pilot lain di Filipina.
Pesawat Tempur FA-50 Golden Eagle Jadi Angin Segar AU Filipina
Sangat wajar sekali jika kepastian kontrak pembelian pesawat tempur FA-50 ini memberikan angin segar serta kabar suka cita bagi rakyat Filipina. Apalagi ditengah ketegangan di laut China Selatan yang membuat Filipina harus berbenah diri. Sebenarnya dulu ketika pesawat tempur F-5 A/B mereka pensiun, pemerintah Filipina sudah berulang kali berencana menggantikannya dengan pesawat tempur yang lebih baru. Namun karena keterbatasan anggaran serta proses politik yang sangat berbelit, membuat semua rencana penggantian pesawt tempur F-5 A/B mereka menjadi terbengkalai hingga saat ini.
Bahkan beberapa tahun yang lalu, Filipina sempat berencana meminta hibah pesawat tempur F-16 dari Amerika begitu mengetahui Indonesia menerima hibah upgrade 24 unit pesawat tempur F-16 dari Amerika. Namun permintaan ini akhirnya batal karena ternyata angkatan udara Filipina tidak punya kemampuan untuk mengoperasikan pesawat tempur ini. Baik dari segi sumber daya manusia dan keterbatasan anggaran, membuat pemerintah Filipina pun harus berlapang dada karena rencana hibah F-16 tersebut urung dijalankan. Hal ini penulis kira wajar mengingat angkatan udara Filipina sudah hampir sepuluh tahun tidak memiliki pesawat tempur sehingga tidak ada regenasi SDM baik pilot, ground crew dan lainnya yang memiliki kemampuan untuk mengoperasikan pesawat tempur sekelas F-16. Angkatan udara Filipina hanya memiliki 3 unit pesawat jet latih yang ‘dipaksakan’ untuk menjadi pesawat tempur andalan Filipina.
Pesawat tempur FA-50 Golden Eagle dibeli Filipina dari Korea Selatan. Source : bemil.chosun.com
Meski memberikan angin segar bagi Filipina, sebenarnya kemampuan pesawat tempur FA-50 ini bisa dibilang sangat lah terbatas. Apalagi jika harus dibandingkan dengan pesawat tempur yang dimiliki tetangga. Sebut saja pesawat tempur China yang menjadi ancaman nyata mereka di dalam konflik Laut China Selatan. Bagi angkatan udara China, keberadaan 12 unit pesawat tempur FA-50 Golden Eagle sama sekali tidak berpengaruh karena China memiliki angkatan udara yang sangat besar yang tidak akan mampu dihadang 12 unit pesawat tempur FA-50.
Bahkan dengan pesawat tempur negara ASEAN lain pun, kemampuannya masih kalah jauh. Sebut saja pesawat tempur F-16 dan F-15 SG Singapura, SU-30 MK2 Vietnam, SU-30 MKM dan F/A-18 Hornet Malaysia. Bahkan bila dibandingkan dengan pesawat tempur Indonesia yang “jadul” seperti F-16 Block 16 OCU pun, kemampuan FA-50 ini masih kalah dalam beberapa hal. Namun tetap saja kehadiran 12 unit pesawat tempur FA-50 ini memberikan angin segar bagi Filipina.
Setelah Pesawat Tempur FA-50, What Next?
Pembelian pesawat tempur FA-50 tampaknya akan menjadi batu loncatan Filipina untuk mengakuisis pesawat tempur multirole dimasa depan. Hal ini karena pesawat tempur FA-50 masih sangat terbatas dan kurang mumpuni mengahdapi kekuatan ancaman nyata kedaulatan Filipina. Tidak tertutup kemungkinan Filipina akan membeli pesawat tempur yang lebih canggih di masa datang untuk menambak kekuatan militer mereka. Hanya saja hal ini tentu tidak akan terjadi dalam waktu dekat karena Filipina juga masih terbatas anggaran militernya.
Meski pemerintah Filipina dan masyarakat Fipilina punya harapan besar untuk memiliki angkatan udara yang disegani dikawasan, faktanya hal ini masih akan sulit terwujud dalam waktu dekat. Memang banyak sesumbar bahwa mereka akan membeli pesawat tempur multirole seperti pesawat tempur F-16, Gripen dimasa mendatang. Namun mengingat banyaknya sesumbar media mereka dalam beberapa tahun yang sama sekali tidak terbukti, maka kita anggap saja itu sebatas harapan mereka.
Indonesia Harus Menarik Pelajaran dari Filipina
Penulis memandang Indonesia harus belajar dari bagaimana situasi yang terjadi di Filipina saat ini. Filipina baru “tergesa-gesa” melakukan modernisasi militer mereka ketika China sudah sedemikian agresif dalam melakukan klaim sepihak di wilayah Laut China Selatan. Sebelum China menunjukkan keagresifan militernya, pemerintah Filipina tampaknya terlalu santai dan seperti hanya berharap Amerika akan melindungi mereka. Pemerintah Filipina baru benar benar memodernisasi militernya ketika menyadari China sudah sedemikian garang dan Amerika tidak terlalu bisa diharapkan.
Namun modernisasi militer Filipina ini tampaknya sudah terlalu terlambat karena China sudah berada di depan pintu mereka bersiap untuk merongrong semuanya. Dan saat ini bisa dibilang, Filipina sama sekali tidak siap dan terlalu lemah untuk menghadapi ancaman China. Proses modernisasi militer mereka yang sedang digalakkan saat ini terlihat seperti ‘sistem kebut semalam’ yang sering dipraktekkan Mahasiswa ketika menghadapi ujian esok harinya. Akan lain ceritanya jika Filipina menyadari kelemahan serta memperbaikinya jauh hari. Tapi lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali.
Lalu apakah Indonesia harus bernasib sama dengan Filipina? Penulis rasa tidak dan Indonesia pasti bisa lebih baik. Hal ini bisa dilihat dari modernisasi militer Indonesia sepuluh tahun terakhir sudah cukup banyak kemajuan. Namun mengingat Indonesia pun berpeluang menghadapi konflik besar di masa datang, maka proses modernisasi militer Indonesia tidak boleh berhenti hanya sampai disini saja. Mumpung ancaman belum terlalu dekat, maka kita harus mempersiapkan diri. Indonesia tidak harus meghadapi nasib yang sama dengan Filipina yang ‘sudah terlalu terlambat’ untuk berbenah.
Sekian dari penulis, semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca semua. Saran dan kritik silahkan disampaikan di form komentar dibawah. Dan jangan lupa meberikan nilai rating untuk artikel ini. Salam dari Admin AnalisisMiliter.com
Label : Pesawat Tempur |
Alutsista |
Baca juga artikel terkait lainnya :
1.
Turki Tembak Jatuh Pesawat Tempur Rusia, Konflik Suriah Memanas
2.
Modernisasi Alutsista Kapal Selam di ASEAN
3.
Ini Dia Detail 24 Unit F-16 Block 25 Hibah dari Amerika
4.
Pesawat Tempur Gripen E/F Sebagai Pengganti F-5 TNI AU
5.
Pengaruh Uji Coba Rudal Yakhont TNI AL di Asia Tenggara
6.
Singapura Tambah 16 Unit F-15 SG Secara Rahasia?
7.
Sejarah Uji Coba Rudal oleh Militer Indonesia
8.
Pentingnya Perananan T-50i Sebagai Pesawat LIFT TNI AU
9.
Opini Awam : Alternatif Lain Pengganti F-5 TNI AU
10.
Pertarungan di Tikungan Akhir Pengganti Pesawat Tempur F-5 TNI AU
feno |
06 Jan 2015 18:52:35
Anggaran minim, FA-50 adl opsi yg bijak melihat keterbatasan pilot tempur yg dimiliki Philipina. Setidaknya sbg pelatihan pilot & ground crew kedepan.
Admin |
06 Jan 2015 21:05:31
@Feno,
yup.. sebenarnya yang paling penting itu bagi Filipina sekarang adalah mencetak SDM bagi angkatan udaranya... secara pesawat latihnya cuma 3 biji dan sejak tahun 2005 udah ga pernah punya jet fighter sendiri...
makanya pesawat LIFT kayak T-50 sangat diperlukan mereka. cuma kan pesawat tempur ringan juga mereka butuh untuk setidaknya "biar ga mati konyol" melawan China.. makanya pilihannya jatuh ke FA-50 yang bisa dipakai LIFT juga sebagia pesawat tempur ringan..
sambil mempersiapkan SDM agar Filipina siap menerima pesawat tempur multirole di lain waktu..