19 Dec 2015 17:34:00 | by Admin
| 5766 views | 23 comments
|
4.5/5 Stars dari 1 voter
Korean Aerospace Industries (KAI) dan Lockheed Martin (LM) beberapa hari lalu meluncurkan varian pesawat tempur latih T-50 Golden Eagle yang akan ditawarkan dalam tender pesawat tempur latih pengganti T-38 Talon Angkatan Udara Amerika. Varian T-50 Golden Eagle yang diluncurkan ini sendiri memiliki perbedaan dari varian T-50 Golden Eagle yang sudah diproduksi sebelumnya. Perbedaan ini untuk mengakomodir permintaan Angkatan Udara Amerika dalam tender ini.
Disebutkan bahwa perbedaan mendasar dari varian T-50 Golden Eagle yang diajukan dalam tender ini dari T-50 Golden Eagle yang sudah ada adalah adanya penambahan 3 teknologi baru. Ketiga teknologi baru ini adalah kemampuan air refueling, layar diplay besar di kokpit dan fitur embedded training systems . Ketiga fitur baru ini merupakan permintaan Angkatan Udara Amerika yang diwajibkan untuk semua peserta tender.
Varian baru pesawat tempur latih T-50 Golden eagle ini sendiri diluncurkan pada tanggal 17 Desember 2015 yang lalu berlokasi di Sacheon – Korea Selatan. Dalam acara peluncuran ini, banyak sekali pejabat tinggi Korea Selatan dan KAI yang menghadirinya, diantaranya adalah Presiden Korea Selatan Park Geun-hye. Pejabar tinggi KAI yang ditanya wartawan menyebutkan bahwa KAI dan Lockheed Martin akan melakukan kerjasama dalam dua tahun kedepan untuk melangkukan serangkaian uji coba terhadap pesawat tempur latih baru ini.
KAI dan Lockheed Martin harus menyelesaikan serangkaian uji coba selama dua tahun kedepan. Hal ini karena pada tahun 2017 mendatang, Pemerintah Amerika akan membuka sercara resmi tender ini dan setiap kandidat harus memasukkan proposal tawaran masing-masing. Namun tampaknya KAI dan LM cukup percaya diri dengan kemampuan pesawat tempur latih ini mengingat sudah banyak negara yang sudah mengoperasikannya. Bahkan disebutkan varian terbaru ini akan sangat bagus untuk kebutuhan alutsista Amerika yang memerlukan pesawat tempur latih untuk melatih para calon pilot pesawat tempur F-35 Lightning II Amerika.
Jika Jadi Pemenang, Prestasi Besar Bagi Industri Dirgantara Korea Selatan
Jika tawaran dari Lockheed Martin dan KAI ini keluar menjadi pemenang tender T-X ini, akan menjadi sebuah prestasi besar bagi LM-KAI karena akan mendapatkan kontrak pengadaan minimal 350 unit pesawat tempur T-50 Golden Eagle. Nilai kontrak ini sendiri ditaksir bernilai minimal US$8 Miliar. Namun tidak hanya berhenti disitu saja, karena ada kemungkinan adanya penambahan dimasa mendatang.
Jika berhasil menjadi pemenang, itu juga menjadi prestasi khusus bagi Korea Selatan dan KAI. Hal ini karena akan melambungkan nama pesawat tempur latih T-50 Golden Eagle di mata dunia. Jika Amerika saja memakai pesawat tempur ini, maka akan menjadi nilai jual yang tinggi bagi varian pesawat tempur ini untuk dijual kepada negara lainnya. Selain itu Korea Selatan dan KAI akan mendapatkan keuntungan financial dari kontrak untuk angkatan udara Amerika ini.
Pesawat tempur latih T-38 Talon Milik US Air Force. Source : Wikipedia.org
Hal ini membuat pemerintah Korea Selatan memberikan dukungan penuh bagi KAI dan Lockheed Martin dalam tender T-X ini. Dukungan pemerintah Korea Selatan untuk KAI dan LM ini terlihat dari hadirnya pejabat tinggi Korea Selatan termasuk Presiden Korea Selatan Park Geun-hye dalam upacara peluncuran prototype T-50 untuk tender T-X tersebut.
Namun memang, jika menang pun, pesawat tempur latih ini nantinya tidak akan di produksi di Korea Selatan, tetapi di produksi di Amerika. Meskipun akan diproduksi di Amerika, KAI dan Korea Selatan tetap akan mendapatkan manfaat secara financial. Bukan hanya T-50 Golden Eagle, setiap peserta dalam tender ini, jika dipilih sebagai pemenang akan tetap diproduksi di Amerika Serikat. Hal ini karena Amerika mengharuskan pemenang diproduksi di Amerika yang akan memberikan dampak positif bagi ekonomi Amerika. Maka tidaklah mengherankan, meski kebanyakan kandidat berasal dari luar Amerika, setiap kandidat menggandeng pabrikan asal Amerika.
Lockheed Martin Punya Alternatif Lain Jika Varian T-50 Golden Eagle di Tolak Amerika
Namun meski sudah berpartner dengan KAI dalam mengajukan varian baru T-50 Golden Eagle dalam tender T-X ini, Lockheed Martin belum juga secara resmi mengajukannya sebagai tawaran ke pemerintah Amerika. Beberapa sumber dari perusahaan raksasa dalam industry alutsista ini menyebutkan bahwa Lockheed Martin masih mempunyai alternative lain selain T-50 Golden Eagle untuk diajukan dalam tender T-X ini.
Alternatif lain ini sepertinya sudah dipersiapkan oleh Lockheed Martin sebagai antisipasi jika Angkatan Udara Amerika menolak tawaran pesawat tempur latih T-50 Golden Eagle dari LM-KAI. Namun hingga kini belum ada rilis resmi dari pihak Lockheed Martin mengenai pesawat tempur latih alternative yang mungkin akan diajukan.
[Baca Juga : Tender Pesawat Tempur Latih Pengganti T-38 Talon Amerika Dibuka ]
Pesawat tempur latih T-50 Golden Eagle sudah sejak lama disebut-sebut sebagai salah satu kandidat terkuat dalam tender pesawat latih (T-X) untuk kebutuhan militer Amerika ini. Hal ini karena pesawat tempur latih ini merupakan produk Lockheed Martin bersama dengan KAI Korea. Sebagaimana kita ketahui bahwa Lockheed Martin berperan dalam 17% dana pengembangan pesawat tempur T-50 Golden Eagle ini. Disisi lain, Lockheed Martin merupakan salah satu kontraktor penyedia alutsista terbesar untuk militer Amerika. Lockheed Martin punya perang yang sangat besar dalam pesawat tempur F-22 Raptor, F-35 Lightning II dan F-16 Fighting Falcon.
Selain itu, pesawat tempur latih T-50 Golden Eagle ini sendiri sudah cukup teruji sebagai salah satu pesawat tempur latih tercanggih di dunia saat ini. Tercatat lebih dari 100 unit varian pesawat tempur ini sudah diproduksi dan sudah memperkuat alutsista berbagai negara di dunia. Korea Selatan sendiri menjadi pengguna terbanyak varian pesawat tempur ini. Militer Indonesia sendiri menjadi pengguna pertama pesawat tempur ini diluar Korea Selatan. Tercatat, alutsista TNI sudah diperlengkapi dengan 16 unit pesawat tempur T-50i Golden Eagle. Iraq juga sudah memesan sekitar 24 unit pesawat tempur sejenis, dan diikuti oleh Filipina yang memesan 12 unit. Belakangan Thailand juga memesan 4 unit yang kemungkinan akan segera ditambah lagi.
Persaingan Ketat Tender T-X Perebutkan Kontrak US$8 Miliar
Tender untuk pengadaan pesawat tempur latih Amerika yang disebut dengan program T-X ini sendiri merupakan tender yang diadakan untuk mencari pengganti pesawat tempur latih T-38 Talon yang sudah menjadi pesawat tempur latih andalan Amerika selama 55 tahun. Usia yang sudah menua membuat pesawat tempur latih ini harus segera digantikan dengan pesawat tempur baru yang lebih canggih untuk mendukung kebutuhan Angkatan Udara Amerika.
Dalam tender ini akan diperebutkan pasar untuk minimal 350 unit pesawat tempur latih untuk menggantikan pesawat tempur latih T-38 Talon yang sudah menua. Nilai kontrak untuk tender ini diperkirakan akan mencapai US$8 Miliar yang tentu saja menjadi angka yang sangat besar dan akan menjadi kemengan besar bagi yang terpilih. Tidak hanya itu saja, masih ada kemungkinan akan adanya penambahan di masa mendatang.
Varian baru Pesawat tempur latih T-50 Golden Eagle yang ditawarkan dalam tender T-X Amerika. Image Source : KAI
Maka tidaklah mengherankan banyak kandidat yang mengajukan tawaran untuk mendapatkan kontrak besar ini. Selain KAI dan Lockheed Martin yang mengajukan varian T-50 Golden Eagle, ada beberapa kandidat lainnya yang juga mengajukan tawaran. Diantaranya adalah Northrop Grumman yang digandengan BAe System untuk mengajukan pesawat tempur latih Hawk T2/Hawk-128 sebagai pengganti T-38 Talon. Selain itu masih ada Boeing yang menggandeng SAAB dalam mengajukan tawaran varian pesawat tempur Gripen versi latih. Kandidat lain adalah Alenia Aermacchi dari Italia yang mengusung pesawat tempur latih M-346 Master yang diberikan kode baru T-100 sebagai pengganti T-38 Talon. Malangnya Alenia Aermacchi yang sebelumnya menggandeng General Dynamics, belakangan dikabarkan sudah tidak lagi bekerjasama dengan pabrikan asal Amerika tersebut. General Dynamics dikabarkan malah mengajukan design sendiri dalam tender ini.
Namun siapapun yang akan dipilih oleh Amerika sebagai pemenang dalam tender ini, tentu masih harus kita tunggu. Pemenang sendiri dikabarkan akan diumumkan pada tahun 2017 mendatang dan diharapkan pesawat ini sudah di produksi dan sudah memperkuat militer Amerika pada tahun 2020 mendatang. Jadi kita tunggu saja.
Label : Alutsista |
Pesawat Tempur |
Alutsista TNI |
Militer Indonesia |
Baca juga artikel terkait lainnya :
1.
Alutsista Gado-Gado : Rafale sebagai Pengganti F-5 TNI AU (Sebuah Opini)
2.
Indonesia diantara Pesawat Tempur KFX/IFX, Typhoon dan F-5
3.
Pitch Black 2012 : Sukhoi Indonesia Vs Super Hornet Australia
4.
Modernisasi Kapal Selam Indonesia Tahun 2015-2020
5.
Welcome Home To Super Tucano, NC-295, KT-1 Wongbee, CN-235 MPA dan NBell-412 EP
6.
Indonesian MBT : 63 Leopard 2 Revolusion + 40 Leopard 2A4 + 50 Marder 1A3?
7.
Embargo Militer : Masa Suram Alutsista Militer Indonesia
8.
Pesawat T-50 LIFT dan Faktor Man Behind The Gun di TNI AU
9.
Masalah Integrasi Alutsista Angkatan Udara Indonesia
10.
Kombinasi Maut Alutsista F-35A, Super Hornet dan Growler Australia
apri z |
19 Dec 2015 18:03:02
lama ga update pak admin saya tungguin padahl
nanya pak admin, katanya SAAB jg nawarin gripen jd pesawat latih di Amrik ya? itu gimana gripen bs jd pesawat latih
trs mana lbh bagus peluang gripen dari t-50 korea ya?
Admin |
19 Dec 2015 20:19:19
@apri z,
iya maaf saya sangat sibuk sebulan terakhir ini.
iya benar memang Boeing dan SAAB bekerjasama mengajukan kandidat untuk menggantikan T-38 talon amerika. kabarnya memang Boeing dan SAAB akan mengajukan design pesawat latih baru yang dikembangkan dari pesawat tempur Gripen.
kemungkinan designnya akan diambil dari Gripen D namun akan dirombak untuk memenuhi syarat yang diminta oleh AU Amerika. hanya saja sampai saat ini, blm ada informasi detail mengenai ini.
terkait siapa yg punya peluang besar, blm bisa dipastikan. hanya saja memang banyak pihak yg memprediksi T-50 yg paling diunggulkan.
tp semua bisa saja terjadi. kita tunggu saja.
Salam
apri z |
20 Dec 2015 14:35:43
makasih infonya pak admin
tp saya msh ada pertanyaan kalo amerika beli T50 yg paling diuntungkan itu siapa,korea apa amerika?
juan |
19 Dec 2015 21:59:23
nah.pesawat ....ini seharusnya di jadikan langkah awal untuk kemandirian indonesia..
dibandingkan ifx yang tidak jelas dan beresiko sangat tinggi..
Admin |
19 Dec 2015 23:24:13
@juan,
ya bisa saja sih itu dijadikan menjadi langkah awal kemandirian Indonesia. namun kebutuhan pesawat latih T-50 Indonesia saat itu hanya 16 unit, yang tidak memungkinkan untuk di produksi lokal di Indonesia. Lockheed Martin dan KAI pun tidak akan mengizinkan itu.
Kedepanpun kalau Indonesia mau menambah jumlah T-50 juga menurut saya tidak akan lebih dari 1 skuadron. jadi kalau mau dijadikan langkah mandiri, ya menurut saya ga pas. dibagian mananya mau dimanfaatkan sebagai kemandirian jika beli hanya sedikit. kecuali kalau Indonesia membeli banyak diatas 2 skuadron sekaligus. pertanyaannya ada ga kebutuhan TNI AU dimasa mendatang untuk itu? saya sih masih ragu.. apalagi kalau untuk varian latih seperti T-50.
lain cerita jika varian FA-50 yang masih punya peluang sebagai pengganti Hawk-109 dimasa mendatang. tetapi tetap saja saya masih kurang yakin FA-50 akan dilirik sebagai pengganti Hawk-109. Dan kalaupun ini yang akan dipilih menggantikan Hawk, jumlahnya tidak akan signifikan untuk sebuah "kemandirian"..
just IMHO
juan |
20 Dec 2015 16:06:23
@ admin
koment sy di tarik ahh....tidak jadi...lebih baik jf 17 block 2 dan 3 saja
indonesia pembeli pembeli t 50 pertama
pesawat jatuh t 50 pertama
pesawat t 50 memakan korban yang pertama....( 2 orang pilot)
setelah sy lihat ber ulang kali dari beberapa video
sepertinya di duga kerusakan mesin,.,(imho)
tp lebih baik menunggu khabar resmi dari pemerintah
Admin |
20 Dec 2015 16:47:53
@juan,
Pakistan pernah menawarkan pesawat temput JF-17 ke Indonesia. dan kalau dibeli oleh Indonesia, Pakistan bahkan menjajikan pesawat ini akan di produksi di Indonesia. menarik bukan?
tp jawaban Indonesia jelas, pesawat tempur JF-17 tidak memenuhi kriteria untuk kebutuhan militer Indonesia.
salam
juan |
20 Dec 2015 17:54:47
@ admin
sangat menarik..sekali.....
1 untuk batu loncatan kemandirian PT DI
2 untuk mendapat kan kebutuhan LAPAN....(rudal)
3 untuk mendapatkan kebutuhan PT PAL ( KS)
4 untuk perlindungan bangsa indonesia...(payung nuklir) dll
#tp jawaban Indonesia jelas, pesawat tempur JF-17 tidak memenuhi kriteria untuk kebutuhan militer Indonesia.# itukan dulu thn 2014
nah kalau 2015 beritanya ini
"MENHAN Apabila alutsista Pakistan kita beli, maka mereka harus melakukan transfer of technology,"
http://www.antaranews.com/berita/478352/kerja-sama-indonesia-pakistan-tidak-terkait-nuklir
Menteri Pertahanan Pakistan menyatakan bahwa bangsa dan negara Pakistan tidak akan pernah melupakan jasa baik Indonesia pada saat Pakistan berperang melawan India di tahun 1960-an.
sangat sayang moment ini tidak di manfaatkan...
arab saudi cs negara kaya saja meminta payung nuklir dari negeri miskin yaitu pakistan
juan |
20 Dec 2015 19:33:58
oopss....tambahan t 50 i kecelakaan pertama di luar korea..
sebelumnya sdh terjadi di korea sendiri
AZA |
19 Dec 2015 22:01:09
seharusnya kroya berterima kasih sama negara kita karena sebagai pengguna pertama setlh kroya sendiri.jadinya laris bener nih barang...
Admin |
19 Dec 2015 23:25:48
@Aza,
memang benar juga sih, faktor kepercayaan Indonesia membeli T-50 Golden Eagle menjadi salah satu faktor sukses Korea menjual T-50 ke negara lain seperti Iraq, Filipina dan Thailand juga.
Pekhota Malakiano |
20 Dec 2015 06:04:12
Warna belang putih pada Camonya ciri khas sekali Pespur latih USA, saya yakin 100% sudah pasti terpilih baby Falcon ini.
juan |
20 Dec 2015 16:41:20
dengan kejadian jatuhnya t 50i indonesia, sudah pasti..pembeli potensial akan meninjau kembali si baby falcon ini..
Admin |
20 Dec 2015 16:44:48
@juan,
ah tidak juga lah. pesawat jatuh itu hal yg wajar kok. yg pentingkan investigasi dan evaluasi jika ada kejadian serupa.
salam
juan |
20 Dec 2015 19:43:31
@ admin
di atas admin bilang begini..
#memang benar juga sih, faktor kepercayaan Indonesia membeli T-50 Golden Eagle menjadi salah satu faktor sukses Korea menjual T-50 ke negara lain seperti Iraq, Filipina dan Thailand juga. #
berarti dengan jatuhnya pesawat t 50i ..maka tanggapan buyer..atw calon buyer .akan ..MENINJAU KEMBALI .pastinya sih kalau kita bicara dagang..
slm
Admin |
20 Dec 2015 20:07:23
@juan,
saya sih ga melihat ini akan banyak pengaruh ke pembelian T-50 selanjutnya. krn apa penyebabnya saja masih blm jls.
memang setiap negara akan melihat trak record pesawat yg dibelinya. untuk T-50 dari banyak unitnya dan dari sekian banyak jumlah jam terbang yg sudah dilalui T-50 diseluruh dunia, rasio kecelakaannya masih cukup kecil.
makanya saya katakan ga terlalu banyak pengaruh. ketika indonesia sudah tandatangan kontrak T-50 (tp blm datang krn masih di produksi), ada itu pesawat T-50 Korea yg jatuh.
tapi apa negara lain ga mau beli T-50 karena itu? buktinya Iraq, Filipina dan Thailand beli setelah kejadian T-50 Korea jatuh tuh.
salam
juan |
20 Dec 2015 21:34:26
ia betul....Iraq, Filipina dan Thailand membeli t 50 setelah melihat indonesia membeli..dan itu SEBELUM T 50 INDONESIA JATUH..
seperti yg bung admin katakan bahwa #faktor kepercayaan Indonesia membeli T-50 Golden Eagle menjadi salah satu faktor sukses Korea menjual T-50 ke negara lain seperti Iraq, Filipina dan Thailand juga. #
tetapi nanti saja kita lihat nanti..........apakah akan ada negara lain yg mau beli t 50..?
per awal thn 2016 nanti di luar negara 2 yg sdh mou...sebelum thn 2016.
slm
Admin |
21 Dec 2015 09:44:48
@juan,
yup, tp negara seperti Iraq, Filipin dan Thailand itu beli T-50 SETELAH pesawat T-50 korea jatuh... nyatanya mereka ga terpengaruh tuh..
just imho
Admin |
21 Dec 2015 12:02:41
@juan,
kejadian T-50 jatuh sebelum kejadian Indonesia adalah :
1. 1 unit T-50B pada tanggal 12 November 2012 di Korea
2. satu unit T-50B pada tanggal 28 Agustus 2013.
dua unit dalam kurun satu tahun. tak lama setelah dua unit jatuh dalam setahun, ada dua negara yg kontrak beli T-50 yaitu :
1. Iraq yg sign kontrak pd Desember 2013 (beberapa bulan setelah kejadian jatuh kedua) untuk 24 unit Varian T-50
2. Filipina sign kontrak tgl 28 Maret 2014 (8 bulan setelah T-50 jatuh yg kedua) untuk 12 FA-50.
kita lihat disini apakah kejadian dua T-50 jatuh dalam setahun mempenharuhi keputusan mereka beli T-50? kayaknya enggak tuh
juan |
21 Dec 2015 20:17:13
@ admin
#kita lihat disini apakah kejadian dua T-50 jatuh dalam setahun mempenharuhi keputusan mereka beli T-50? kayaknya enggak tuh #
LAH ..IA... LAH KAN KARENA INDONESIA....
indonesia sudah mou duluan..,indonesia sudah pakai duluan.....he he ..gimana nih...di puter2
Sejumlah negara lain, seperti Spanyol, Uni Emirat Arab, Azerbaijan, Brunei, Pakistan, Vietnam dan Taiwan juga telah menunjukkan minat mereka untuk membeli jet tempur T-50 berserta variannya, meski belum ada penandatanganan kontrak.
dan saya yakin dari negara2 yg di sebut diatas ada yang BATAL....
hayo kita tarohan yukkk...he he..:))
slm
juan |
21 Dec 2015 21:42:47
Jika Penyebab T-50i Jatuh Faktor Teknis, Menhan Kaji Ulang Pengadaan Golden Eagle .
http://garudamiliter.blogspot.co.id/2015/12/menhan-heran-pesawat-dari-korsel.html