Admin |
14 Sep 2015 13:16:45
Menurut saya, jauh panggang dari api..
saya sama sekali ga percaya bahwa Indonesia akan membeli 12 KS Kilo bahkan sampe tahun 2024 mendatang.
Salam
ujang |
14 Sep 2015 16:09:00
"SU35 & KS Kilo mudah2an sebelum 2019 sudah sampai " Kata KAPUSPEN
jAWA POS loooh, koran besar iki, gak maen2.., kemaren republika juga panglima bilang..
serius kan..!!
http://www.pressreader.com/indonesia/jawa-pos/20150914/281590944348007/TextView
ujang |
14 Sep 2015 16:12:58
Ini efek SOFT LOAN USD 3M$,....diborong semua, SU35, kilo class, S300
tanda2nya sudah terlihat dari berita2 yg jelas & gencar (tambah 35T u/ MEF II)
Admin |
14 Sep 2015 16:21:12
@Ujang,
hanya satu kalimat saja, sebelum ada kontrak, maka semua itu hanya sebuah ilusi.
hehe
salam
errik |
15 Sep 2015 01:31:53
Hahaha... situasinya amat mirip tahun 2006. Indonesia dapet SOFT LOAN USD 1M$, lalu mau borong semua, 6 kapal selem Rusia, termasuk 2 Amur!
Lha pas ditawari hibah 10 kapal selem Kilo bekas, kita cek, lalu kita tolak dengan anggun XD
klaus |
15 Sep 2015 12:01:36
Menurut tanda2nya bukan ilusi, taktiknya persis seperti mendatangkan yakhont. gak pake basa-basi, tau udah pesen. Situasi waktu itu kita dibawah pengawasan intel AS, di blok sedemikian rupa hingga nyaris tidak bisa memiliki senjata strategis, tapi dengan kecerdikan KSAL waktu itu, bisa didatangkan yakhont.
Sama seperti dulu untuk mendatangkan KS Kilo, minta ampun, dijegal dari segala arah, baik di pemerintahan, maupun, di sosmed, dengan alasan dana lah, KSnya kebesaran lah, TOT lah, yang akhirnya terpilih KS standar (209) yaitu CBG.
Tapi sekarang sepertinya Menhan,Panglima & Kastaf2nya tiak bisa dihalangi lagi, langsung pesen tanpa basa-basi lagi seperti Menhan dulu (orasi terus soal kilo malah asin), dan mungkin presiden juga setuju untuk mendukung poros maritim.. CMIIW
salam min
errik |
15 Sep 2015 16:37:34
Wah, tanda2nya emang bukan ilusi.....
=================================
TNI AL BELI KAPAL SELAM DARI RUSIA
Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) akan membeli kapal selam jenis Kilo dan Amur dari Rusia, setelah sebelumnya melakukan penjajakan pula ke Jerman dan Perancis.
"KAMI TETAPKAN DARI RUSIA, KARENA DARI SEGI HARGA TERJANGKAU DAN KEHANDALAN TEKNOLOGINYA TELAH TERUJI," kata Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Slamet Soebijanto kepada ANTARA News, usai mendampingi Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto meninjau empat KRI baru TNI AL, di Dermaga Ujung Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Kamis.
Dipilihnya Rusia, lanjut dia, karena bekas negara adidaya itu telah lama membangun industri kapal selam dan telah teruji kehandalanya. Selain itu, menindaklanjuti keputusan politik negara untuk TIDAK TERGANTUNG PADA NEGARA-NEGARA BARAT UNTUK MENGHINDARI EMBARGO.
"Nggak ada masalah dengan Rusia," kata Kasal singkat.
Sebelumnya, TNI AL melakukan penjajakan terhadap pengadaan kapal selam dari Rusia, Jerman dan Perancis. Dari Jerman, TNI AL berencana membeli kapal selam jenis U-209/1400 sedangkan dari Perancis kapal selam jenis Scorten.
Dari negeri beruang merah, TNI AL berencana membeli ENAM kapal selam masing-masing dua kapal selam jenis Kilo Class (B/M), dua kapal selam Kilo (S/H) dan dua Amur Class 950 (B/M).
Dibanding Jerman dan Perancis, enam kapal selam yang akan dibeli tersebut TELAH DILENGKAPI dengan persenjataan yang dibutuhkan TNI AL seperti PELURU KENDALI, TORPEDO, ANTIRANJAU, dan ANTI PELURU KENDALI.
"Tidak itu saja, kapal selam Rusia yang akan kita beli juga telah dilengkapi alat sensor. Jadi, dengan HARGA YANG LEBIH RENDAH kita sudah dilengkapi dengan senjata dan alat sensor," kata Slamet.
Kapal selam Kilo Class rencananya akan dilengkapi RUDAL YAKHONT dan senjata antiranjau, sedangkan Amur Class akan dilengkapi dengan enam torpedo 533 mm, antipeluru kendali 3M-54E-1 dan antiranjau.
Lebih jauh, Kasal mengemukakan, pengadaan kapal selam itu merupakan salah satu bentuk upaya penangkalan (DETTERENCE) sekaligus melengkapi satuan pemukul (STRIKING FORCE).
Pada jangka pendek dan menengah, TNI AL tetap akan memprioritaskan pengadaan dan pengembangan kekuatan satuan pemukul dan satuan patroli (patrol force) mengingat banyak sekali aksi perompakan, penyelundupan dan pencurian ikan di wilayah perairan RI, terutama yang berbatasan dengan negara lain.
"Dua-duanya, akan kita tingkatkan dan prioritaskan baik satuan pemukul dan patroli. Karena dana terbatas, maka peningkatan kapasitas terhadap kapal-kapal patroli dan perang dilakukan dengan menambah peluru kendali jenis Yakhont untuk mengganti rudal Harpoon yang telah kedaluwarsa.
Kredit Rusia
Pada kesempatan yang sama, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto mengatakan, TNI tengah menyusun daftar kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) yang akan dibeli dari Rusia, menyusul persetujuan pemerintah menerima kredit negara dari Rusia senilai satu miliar dolar AS.
"Sudah, masing-masing Mabes Angkatan telah menyusun dan mengajukan daftar alat utama sistem persenjataan (alutista) yang akan dibeli dari Rusia," katanya, ketika dikonfirmasi ANTARA.
Djoko mengatakan, beberapa pengadaan yang telah diajukan antara lain helikopter Mi-17 dan Mi-35 (Mabes TNI Angkatan Darat), dan kapal selam (Mabes TNI Angkatan Laut).
http://www.antaranews.com/print/44774/tni-al-beli-kapal-selam-dari-rusia
====================
Wah, gak pake basa-basi tau2 udah pesen 6 kapal selam canggih Rusia lengkap dipasangi rudal Yakhont!
========================
TNI AL AKAN BELI KAPAL PERANG DARI RUSIA
indosiar.com, Jakarta - TNI Angkatan Laut DIPASTIKAN akan segera membeli kapal selam dari Rusia. Rencananya kapal-kapal selam tersebut akan didatangkan tahun depan dengan jumlah antara 5 hingga 6 unit.
Dalam waktu dekat ini TNI AL berencana akan membeli kapal selam dari Rusia. Saat ini pihak TNI AL SUDAH MENGHUBUNGI PIHAK RUSIA dan sedang menjajaki sampai sejauh mana rencana pembelian tersebut dapat segera terealisasi.
Menurut Kasal Laksamana TNI Slamet Subianto Rabu (21/06/06) siang di Jakarta, anggaran yang dibutuhkan untuk pembelian kapal selam TNI AL ini saat ini sedang mempersiapkannya.
Pembelian ini dimaksudkan untuk menambah armada kapal TNI AL dalam menjaga dan mengamankan wilayah negara Indonesia yang terdiri dari 17 ribu lebih kepulauan.
Selain dari Rusia, TNI AL rencananya juga akan membeli kapal tempur dari Belanda dan Korea. Belum ada kejelasan berapa jumlah yang akan dibeli TNI AL.
(http://www.indosiar.com/fokus/tni-al-akan-beli-kapal-perang-dari-rusia_52438.html).
Foto2: Menhan dan KSAL jelaskan rencana pembelian kapal selam Rusia --> http://www.merdeka.com/foto/peristiwa/288996/20131206152810-menhan-jumpa-pers-soal-pembelian-kapal-selam-rusia-001-nfi.html
==========================================
Wah, kita minta KS 6, Rusia malah hibahin 10 (bekas). Menhan, Panglima & Kastaf2nya tidak bisa dihalangi lagi.
http://nasional.tempo.co/read/news/2013/08/17/078505160/rusia-tawarkan-10-kapal-selam
Saatnya cek & ambil!
Eh,... kok gak jadi?
Lho, kok malah nerima tank ampibi bekas Korsel, kapal patroli bekas Brunei, Hercules bekas Ausi, F-16 bekas AS, Leopard & marder bekas Jerman? Lho malah udah berdatangan.
Kok kilonya Rusia gak jadi? Kan tinggal dimodif kayak yg laen & pasang Yahkhont tanpa orasi bikin asin?
===================================
Di situ saya merasa Menhan, Panglima & Kastaf2nya masih waras...... XD
Makoto |
15 Sep 2015 18:51:37
sebentar,,,, ada kalimat yang mengganjal di berita tersebut.
"Rencananya kapal-kapal selam tersebut akan didatangkan tahun depan dengan jumlah antara 5 hingga 6 unit."
tahun depan??? kapan buatnya?
atau beli kapal selam bekas?
bukannya kemarin tni al sudah mengecek kesana dan menolak kapal selam bekas karena tidak memenuhi syarat. Syarat ToT juga tidak dibahas.
Kalau mau import lebih baik beli U-214 langsung dari Jerman, karena TNI AL selama ini sudah familiar dengan U-209. Selain itu bisa dipelajari untuk pengembangan CBG ke depannya yang diproduksi di Indonesia.
Salam
phoenix15 |
15 Sep 2015 19:16:15
Account yang bernama @Errik ini makin lama makin ngetroll aja disini.
Admin, tolong berikan aturan yang jelas supaya komentar trolling kayak gini di hapuskan. Berita yang sudah basi, dan tidak sesuai kontek bikin kacau saja.
errik |
15 Sep 2015 20:28:04
Benar Bung Makoto.
Itu konteknya tahun 2006. Saat itu pernyataan KSAL Subiyanto didukung Panglima TNI cukup mengejutkan & saya termasuk yg sangat seneng denger kabar itu. Semuanya seperti sudah pasti (lihat tulisan "KEPASTIAN" yg ditulis Indosiar). Apalagi sampe ada istilah anjing herder & anjing kampung, pemerintah jgn sampe beli anjing kampung. Di kolom komentar itu juga udah saya sebut pemerintah gak jadi terima (nampaknya Bung kurang cermat :D).
Nah, sekarang kejadian seperti itu terulang kembali. Pemberitaannya mirip. Konteksnya mirip. Respon2nya mirip (terutama fans Rusia). Kritik saya adalah buat kawan2 yg seperti tidak mencermati situasi beberapa tahun silam. Terlalu cepat mengamini, bilang bukan ilusi, tanpa cek & ricek. Saya udah sampekan di komentar artikel blog ini sebelumnya.
Wartawan kita ya juga begitu. Tuh di Kompas tekno ada berita Sukhoi SU-35, tp di awal paragraf wartawannya meleset nyebut Gripen demo terbang di Halim. Lha itu kan Rafale... XP
Dan Bung Phoenix15 silakan saja bilang basi. Tapi toh orang2 tetep gak belajar dari kejadian beberapa tahun silam. Gampang banget termakan isu, bahkan berita di atas yg jelas2 lama yg saya post aja ada yg masih anggep berita baru.
Saya ada berita terbaru dari harian Kompas hari ini (bukan kompas.com yg beda manajemen & editorial), 15 September 2015, isinya soal kemandirian industri pertahanan oleh swasta & bagaimana ahli2 kita akhirnya diakui, bisa tetep bekerja di sini, & dibeli karyanya oleh pemerintah justru setelah diakui terlebih dulu dari negara2 lain. Ada 2 artikel memenuhi halaman 3 (yg lainnya soal lisensi & kerjasama Pindad di UEA). Saya menangkapnya Kompas secara sangat halus mengkritik statemen pemerintah akhir2 ini soal rencana pembelian SU-35, & 12 KS Kilo (coba, apa tawaran ToT & kerja sama produksi yg konkrit dari Rusia?). Jadi, Kompas cetak bukannya memuat berita SU-35 & 12 KS Kilo, eh, malah beritain soal kemandirian & kemajuan industri pertahanan kita.
http://print.kompas.com/baca/2015/09/15/Menawarkan-Kemandirian-Teknologi
(beritanya gak bisa dibuka kalo bukan member Kompas cetak)
Ini kutipan di akhir paragrafnya -->
"Indonesia punya anak-anak bangsa yang piawai menguasainya. Giliran pemerintah yang menentukan pilihan, berdiri bersama mereka atau bergantung kepada bangsa lain."
errik |
15 Sep 2015 20:38:15
Btw, Bung Admin boleh lho menindaklanjuti permintaan Bung Phoenix15 yg merasa berita lama itu ngetrol. Meskipun artikel beritanya sama persis dengan yg saya posting di komentar artikel sebelumnya, tapi konteks (komentar)-nya sudah saya sesuaikan dengan komentar2 sebelumnya di sini. Soalnya relevan banget sih. :D
Eh, apa komentar yg nyerang pribadi dihapus juga? Soalnya itu yg paling bikin kacau & paling gak sesuai konteks, paling gak enak buat diskusi, dibandingin berita lama di atas :D
phoenix15 |
15 Sep 2015 20:43:27
@Errik
Karena kontek ngomong nya dalam rangka ngejek. Anda tau berita yang anda tampilkan udah gak relevan sekarang. Kalau misalkan ada orang salah, karena belum tau, ya kasih tau dong. Yang belum tau jadi tau, biar jadi pinter.
Lagian berita berita dari Ujang juga gak lama-lama banget. Kenapa anda sentimen dengan ngasih berita lama, trus copy paste semua nya disini. Scrolling nya jadi susah. Ngerti gak ?
phoenix15 |
15 Sep 2015 20:49:52
@Errik
Karena kontek ngomong nya dalam rangka ngejek. Anda tau berita yang anda tampilkan udah gak relevan sekarang. Kalau misalkan ada orang salah, karena belum tau, ya kasih tau dong. Yang belum tau jadi tau, biar jadi pinter.
Lagian berita berita dari Ujang juga gak lama-lama banget. Kenapa anda sentimen dengan ngasih berita lama, trus copy paste semua nya disini. Scrolling nya jadi susah. Ngerti gak ?
errik |
15 Sep 2015 21:17:54
Bung Phoenix15, wah wah maap deh saya gak tau kalo anda ngerasa komentar saya itu ngejek & itu mengganggu anda. Maklum, dalam diskusi sehat biasanya yg mengganggu itu yg ngejek/nyerang pribadi & menghina. Wah wah saya juga gak tau kalo ternyata saya itu sentimen sehingga anda jadi berpikir saya masih ngomentari Ujang & membuat anda kesulitan scrolling.
Padahal saya lg ngomentari "tanda2nya bukan ilusi"-nya Bung Klaus di atas saya.
Tinggal kebijaksanaan Bung Admin saja deh dalam menindaklanjuti postingan saya :D.
Saya keliatannya musti belajar lagi satirnya Voltaire & gimana cara berargumen biar orang gak kesulitan nemukan relevansi konteks antar hal lampau & sekarang.
--------------------------------
Btw, Bung Admin, saya sarankan memuat berita Kompas cetak soal Menawarkan Kemandirian Teknpologi http://print.kompas.com/baca/2015/09/15/Menawarkan-Kemandirian-Teknologi di blog sodaranya blog ini. Isinya soalnya bagus bahwa ahli2 kita ternyata terus berkarya entah itu diakui pemerintah ato tidak.
klaus |
16 Sep 2015 12:21:12
Seperti yang saya tulis diatas, tanda2 pengganjalan apabila akan datang pesanan alutsista gahar selalu terlihat kasat mata dengan ilmunya masing2,gak apa, hanya di sosmed.
Tapi kelihatannya dalam rejim jkw sekarang, kok semua jenderal2nya benar2 gak bisa dipengaruhi lagi, tetap pesen semua alutsista strategis Rusia, Gak pake basa-basi lagi, tau2 udah pesen aja, apakah Rusia (dulu KGB) sekarang memegang pengaruh, sehingga lancar2 saja?.., ingat zaman rezim sby,selalu dihalangi, kecuali marinir yang lolos (BMP3), Shukoi pun ter-sendat2 tanpa rudal. banyak tehnisi Rusia mati mendadak dengan alasan yang aneh..hehehe.. CMIIW loooh..!
klaus |
16 Sep 2015 17:28:09
Ini salah satu bukti jenderal2 sekarang pesen gak pake basa-basi lagi..
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150916155555-20-79171/perkuat-armada-tni-al-sudah-pesan-11-heli-dan-6-kapal-selam/
ToT |
16 Sep 2015 23:10:48
haaa.....ha...ha
Jendral sekarang suka pencitraan and maen politik,brharap kalau pensiun bisa jadi anggota DPR
Suka menyebarkan berita bohong and hoax
ToT |
16 Sep 2015 23:18:43
malah bahaya om@klaus
jendral dengan leluasa membelanjakan uang, peluang korupsi terbuka lebar
coba anda lihat, rumah jendral-jendral di indonesia, seperti istana berharga milyaran
gaji resmi hanya 10 juta, tapi bisa punya uang milyaran, super mencurigakan
errik |
17 Sep 2015 15:47:08
Benar Bung ToT. Kayak kasus kapal selem Malaysia. Level skandalnya bahkan Perdana Mentri.
Nih ada artikel terbaru dari blog sebelah --> http://www.indomiliter.com/scorpene-class-malaysia-antara-kecanggihan-kapal-selam-dan-skandal-korupsi/
Saya baru tahu ternyata Scorpene mereka gak dilengkapi AIP. Padahal gembar-gembornya ada AIP.
US$ 1,1 miliar untuk pembelian 2 kapal selem yg gak menyertakan ToT ato joint production menurut saya kemahalan deh. Apalagi ternyata gak ada AIP & isu gak bisa nyelem pas awal2 kedatangan.
Kita US$ 1,08 miliar udah dapet 3 kapal selem, ToT, satu dibuat di sini, bisa nembak rudal, nyebar ranjau, & kemampuan2 canggih lain yg gak jauh beda sama scorpene. Plus kita bisa perbanyak, perbaiki, & modif sendiri kapal selem2 itu di tempat kita. Kayak LPD.