iop |
28 Feb 2015 03:32:09
TIDAK MUNGKIN KF-X kemampuannya saja akan dapat menandingi F-16 di kemudian hari.
Lockheed-Martin tidak akan mengijinkan
@G-I
Kenapa tidak bunggg??? Secara logika Bukankah kemampuan mesin pesawat double engine akan lebih dikategorikan pesawat Expert dibandingkan peswat single engine (dalam hal ini dari pabrikan yg sama "Lockhed Martin") ?
Coba tolong anda jawab bung dengan argumen anda ????
Admin |
28 Feb 2015 09:57:26
@Gripen Indonesia,
pesawat tempur KFX/IFX masih diatas kertas dan baru di produksi tahun 2025 keatas (kalau sukses), tapi sudah disebut TIDAK MUNGKIN melebihi kemampuan F-16. saya tidak bisa berkata apa apa lagi selain tepok jidat atas asumsi mas ini.
Belum lagi sama sekali mas tidak menjelaskan di item apa kemampuan KFX/IFX ini TIDAK MUNGKIN melebihi F-16? di radarnya kah? di kemampuan payload senjata kah? di combat range kah? di sudut serang kah? di climb rate kah? atau yang mana? tanpa memberikan penjelasan apa itemnya, mas sudah memvonis ssesuatu yang belum ada dengan asumsi mas.
dan juga tidak ada penjelasan mas, F-16 yang mana yang mas jadikan patokan pernyataan mas. Block 1 atau block 5, block 15, block 25 atau blog mana?
maka seperti saya sebut diatas, saya tidak mampu berkomentar apapun lebih jauh selain tepok jidat berkali-kali
salam
Gripen-Indonesia |
28 Feb 2015 11:06:09
Penjelasannya sederhana saja:
Bayangkan kalau anda skrg ini adalah pemilik KFC -- dan ada menjual dua macam ayam goreng terlaris di dunia (F-16 dan F-35). F-35 adalah ayam goreng "mewah" anda yg harganya 2 - 3x lipat dibanding ayam goreng standard yg terkenal murah, tapi sudah luar biasa laris.
Suatu hari, seorang Korea bernama KAI datang kepada anda, dan meminta bantuan anda untuk membuat ayam goreng yg "enak"; bahkan terang2an bilang kalau ayam goreng mereka rencananya akan lebih enak dari versi standard ayam goreng anda; bahkan mungkin juga bisa membanjiri pasar dunia (yg saat ini anda kuasai).
Oke, taruh kata bung KAI menawar, lalu bilang kepada anda; sebagai gantinya, kita beli ayam goreng "mewah" anda 40 ton sebagai kompensasi (F-35). Jadi anda menyetujui untuk memberikan bantuan "cara memasak" ayam goreng kepada bung KAI.
Skrg anda adalah penjual DUA TIPE ayam goreng terlaris didunia. Dalam andaikata ini, masa depan kedua produk anda boleh dibilang sudah paling terjamin dibanding semua restoran lain.
Pertanyaannya kepada anda sbg pemilik ayam goreng KFC:
# Apakah anda mau memberikan bantuan 100% dengan "tulus ikhlas" ke orang lain utk membuat ayam goreng yg mungkin bisa menjadi saingan anda di kemudian hari?
# Apakah anda akan berpangku tangan dan membiarkan kalau bahkan si bung KAI dapat membuat ayam goreng yg rasanya sama persis dengan yang versi standard?
# Skrng bayangkan juga, kalau sebenarnya anda sudah men-supply berton-ton ayam goreng anda ke Korea sejak tahun 1990. Disana saja, berarti pasar ayam goreng anda kemungkinannya cukup besar untuk bisa direbut ayam goreng versi baru si bung KAI.
Apakah anda tidak akan melakukan sesuatu untuk melindungi pasar anda?
# Sekarang bayangkan kalau semua bumbu yang dibutuhkan untuk memasak ayam goreng ala KFC -- KEBETULAN semuanya hanya dapat dibuat US, dan justru berada dibawah kontrol anda secara tidak langsung.
Kemudian bayangkan juga, kalau produk anda dilindungi pemerintah US. Mereka sudah menjamin pasar anda, krn usaha anda sebenarnya juga menjamin jumlah pekerjaan di Amerika.
Jadi pertanyaan terakhir:
## Apakah anda juga tidak akan melobi pemerintah US untuk mencoba menjegal si bung KAI, kalau produknya ternyata terlalu bagus?
Lihat saja pertempuran hak paten smartphone antara Samsung vs Apple.
Apakah ada yang mengikuti berita ini?
Mencoba menantang Lockheed-Martin untuk mengancam pasar pesawat tempur yg sbnrnya sudah semakin menciut, dan industrinya juga jauh lebih strategis; adalah bunuh diri.
Pertempurannya akan jauh lebih sadis, dan hasilnya akan jauh lebih cepat diselesaikan daripada pertandingan antara Samsung vs Apple yg belarut-larut.
My money is on Lockheed-Martin, and of course, the US government.
IMHO
iop |
28 Feb 2015 11:07:42
Wahhh maaf kalo mas Gripen tepok jidat berkali kali... mungkin mas sudah terlalu angkuh dengan kebodohan dan ketololan yg mas miliki...
Saya nggak perlulah menjelaskan secara mendetail prbandingan kemampuan f16 & KFX di radar, weapon, mach... etc karena mas terlalu bodoh untuk selalu copy faste cari di mbah google seakan2 sudah pintar padahal tolol...
Kesimpulanya mas Gripon, kalo project KFX ini hasil kemampuannya masih dibawah F16, nggak perlulah korsel melakukan Project A/B.... mending belih langsung F16 ato F15 yg sudah jelas ada hasil... dibanding Project KFX yg menurut mas Gripong rempong kemampuannya akan dibawah F16 atau mungkin setara dengan FA16 Korsel yg telah berhasil mereka produksiiii...
Hanya orang tolol macam mas Gripong Rempong ini yg tolol buat Project KFX yg hasilnya bakalan sama saja seperti FA16 bakalan Eagle
Jawabanya anda Tolol Mas
Admin |
28 Feb 2015 14:26:32
@Ion,
Mohon dengan sangat untuk tidak menyerang pribadi dan tidak menggunakan kata kata yang tidak pantas. Mohon tunjukkan kualitas moral dan etika mas dalam berkomentar.
Sampaikan komentar anda dengan santun, meski berbeda pendapat. bahasa yang kita gunakan menunjukkan kualitas diri kita di dunia nyata.
salam
Gripen-Indonesia |
28 Feb 2015 14:26:41
Tidak perlu mencaci-maki.
Mencaci-maki tidak membuat anda kelihatan lebih pintar kok.
Sy disini cuman men-post-kan kemungkinan terburuk yg akan terjadi dari proyek KF-X.
Mungkin post tsb adalah suatu kebodohan untuk orang yang tidak mau percaya.
Tapi ini terserah anda.
Bukankah sy tidak bisa memaksakan anda untuk percaya atau tidak?
Menurut sejarah, hampir semua kerjasama proyek militer dengan US selalu berakhir dengan akhir yang tidak menyenangkan.
Inilah justru kenapa, orang2 Eropa di tahun 1980-an justru memilih untuk bersama-sama membuat Eurofighter Typhoon.
Pilihannya sederhana saja: mau bergantung dengan US, atau mau mandiri?
Kenyataan disini, Korea sepertinya mau mengambil dua-dua pilihan.
Sedangkan, orang2 Eropa sejak 30 tahun yang lalu sudah tahu benar, kalau hal ini tidak mungkin dicapai.
Logikanya begini saja,
Apakah anda pikir Lockheed-Martin atau pemerintah US akan "sebodoh" itu untuk membiarkan KF-X untuk menjadi lebih hebat daripada produk yang "Made in US"?
Sekali lagi, kalau tidak percaya yah, kita tunggu saja 10 tahun lagi.
Akhirnya perkataan siapa yang benar, akan terbukti dengan sendirinya.
Untuk sementara, yah, nggak apa-apa post sy dibilang bodoh.
Saya cuma tertawa sendiri membacanya.
Admin |
28 Feb 2015 14:28:55
@Gripen Indonesia,
yah kembali lagi, semua didasari asumsi mas saja, sehingga tidak perlu ada yang dikomentari lagi. selama masih asumsi dan duga-duga lalu memvonis, bahwa PASTI seperti ini, pasti seperti itu, ya itu semua tidak lebih dari pepesan kosong.
salam
Admin |
28 Feb 2015 14:33:38
@Gripen Indonesia,
tambahan, penjelasan ilustrasi mas sama sekali tidak menjawab sedikitpun tentang bagian mana KFX/IFX Tidak mungkin lebih baik dari F-16.
salam
Gripen-Indonesia |
28 Feb 2015 15:32:39
@Admin,
Memang semuanya ini belum menjadi fakta yang jelas.
Mungkin kata "prediksi" lebih tepat dipakai disini, daripada "asumsi".
"Prediksi" berarti menggambarkan apa yg akan terjadi masa depan, justru karena didasarkan sejarah / fakta yang sudah ada / terjadi.
"Asumsi" berarti mengambil impian dari awang2, seolah2 itu PASTI akan terjadi, tanpa dapat didukung fakta yang jelas; atau faktanya sendiri mungkin sebenarnya malah berlawanan dengan asumsi tsb.
Prediksi kenapa KF-X tidak akan lebih baik dari F-16,
hanya didasari fakta-fakta sebagai berikut:
Pertama -- F-16 adalah pesawat tempur terlaris dewasa ini. Memang ada beberapa berita / pembicaraan kalau produksi F-16 akan berakhir, tapi logika saja.
Tidak mungkin semua negara mempunyai uang / mendapat ijin dari US untuk membeli F-35.
Berkaitan dengan fakta pertama ini, patut diingat juga, Lockheed-Martin adalah industri senjata TERBESAR di dunia.
Orang2 Sales dan Marketing Lockheed-Martin tentu saja harus selalu siap untuk menawarkan F-16 sebagai "the next best alternative" untuk F-35. Dalam market ini saja, mereka juga sudah harus bersaing berat dengan Eurocannards, Boeing, Sukhoi, dan MiG.
Contoh negara-negara yang belum mendapat "ijin" untuk membeli F-35:
Negara2 Timur Tengah, kecuali Israel dan Turki:.
====================================================
http://www.reuters.com/article/2013/11/21/us-airshow-dubai-fighters-idUSBRE9AK14Z20131121
====================================================
"Any air force that currently flies those jets has an expectation - and should have an expectation - that in the future at some time, the United States would release the F-35 to replace those jets," Dewar said.
He said Lockheed was working with the U.S. government to ensure its release policy was in synch with the planning process required by each of the governments for big arms deals.
Carrol Chandler, a senior executive with engine maker Pratt & Whitney, told Reuters earlier this week there was strong interest in the plane, but it would likely be several years before exports to the Gulf were approved.
=======================================================
Kesimpulan dari Fakta pertama:
Kepentingan Lockheed sendiri disini adalah melindungi market untuk memastikan, siapa yang tidak mampu / bisa membeli F-35, HARUS membeli F-16.
Mereka akan berusaha semaksimal mungkin justru untuk melindungi market F-16 mereka dari semua pesaing, dan bukan untuk pertama kalinya mereka akan menggunakan "leverage" mereka ke pemerintah US untuk mempersulit saingan.
Fakta Kedua -- Pemerintah US sudah pernah menembak jatuh proyek IAI Lavi (lihat contoh diatas), hanya karena pesawat ini semakin berpotensi akan mengancam market F-16 dan F-18 di tahun 1980-an.
Berikaitan dengan fakta ini, ingat juga fakta selanjutnya -- US adalah penjual senjata utama NOMOR SATU di dunia saat ini. Apa yang dibeli dari US, tentu saja 100% semuanya diproduksi di tanah air US.
Ini adalah politik yg sebenarnya tujuan utamanya adalah melindungi lapangan pekerjaan, dan kemampuan industri militer US.
Garansi apa yang sudah didapat Korea, kalau pemerintah US tidak akan "menyulitkan" proyek KF-X justru kalau hasilnya terlalu bagus?
Ingat, ini semua adalah percaturan politik di dunia "kotor" industri militer.
Tidak akan pernah ada pembicaraan resmi untuk membahas hal seperti ini, kita hanya bisa membuat prediksi dari apa yang sudah pernah terjadi.
Tentu saja, perdebatan seperti ini tidak akan habis-habisnya.
Namun fakta yang terakhir akan tetap saja 100% BENAR.
Keputusan Korea untuk bekerja-sama dengan Lockheed-Martin, berarti sukses atau tidaknya proyek KF-X, akan 100% BERGANTUNG PADA KEBIJAKSANAAN pemerintah US, dan tentu saja, seberapa baik hatinya Lockheed-Martin.
Saya hanya membuat prediksi yang paling jelek (menurut saya justru paling logis), karena melihat fakta-fakta diatas.
Spesifikasi yg digambarkan KF-X seperti apa, sudah tidak lagi penting.
POLITIK akan memastikan kemungkinan proyek ini gagal justru terlalu besar.
Gripen-Indonesia |
28 Feb 2015 15:40:55
Mungkin pertanyaan berikutnya yang harus kita tanyakan adalah:
Kenapa Lockheed-Martin menawarkan 400 atau 800 jam technical expertise untuk proyek KF-X (kalau kepentingan mereka berlawanan dengan arah proyek KF-X sendiri) ?
Jawabannya simple: M-O-N-E-Y.
Paling tidak, Korea memutuskan untuk membeli 40 F-35, bukan?
Ini bagus utk marketing portfolio F-35 mereka, untuk menyakinkan semua pembeli lain yang mulai resah (Contoh: Italy, Canada & Denmark) kalau proyek F-35 mereka sendiri ini masih banyak peminatnya.
Kenapa Korea sendiri mau bekerja-sama dengan Lockheed-Martin, dan pemerintah US?
Apakah mereka sendiri tidak tahu faktor resiko dari kerjasama semacam ini?
Jawabannya: Ambisi dan kemudahan (mereka tidak punya pengalaman bekerja-sama dengan pihak lain dalam industri militer). Lagipula, selama ini, Korea justru SELALU berasumsi bahwa kerjasama dengan pemerintah US akan SELALU berakhir baik. Bahwa US akan SELALU ada dipihak mereka.
Sky17 |
28 Feb 2015 15:59:33
Ikut nimbrung !
@All @GI
Dari Comment2 bung GI diatas dan sebelum2nya, saya melihat Bung GI ini Sptnya masih "BUTA" informasi ttg Projet KFX/IFX ini, tapi sudah berani SOK TAHU dgn menjudge ABC thd project ini, salah satunya dengan kata "TIDAK MUNGKIN" atau kata "PASTI" , tapi asumsi nya tsb tidak disertai Bukti yg Valid atau dgn sumber2 yg Kompeten, ini adalah bentuk Kesombongan.. dan Arogansi!
salah satunya, menyamakan Proyek T50 dgn KFX , itu Asumsi yg salah besar dan salah kaprah, Dlm project T50 itu Terdapat saham Lockheed di dalamnya yaitu 13%, oleh karenanya Lockheed amat berkepentingan di dalamnya, Sangat Berbeda dlm Project KFX/IFX ini, Lockeed sama sekali tidak mempunyai Saham didalam nya (NOL), yg ada adalah Keterikatan Kontrak oleh DAPA dgn Lockheed atas project FX-III yg di menangkan lockheed untuk pengadaan F35, yg di dalam kontraknya Lockheed di wajibkan menyerahkan Document (Latest) 400 ManHour Year dari document Project Dev F35, dgn Total 22 Key/Point technologies dari project F35, dgn "ANCAMAN" PUTUS KONTRAK FX-III (F35) korsel yg sudah dipesan kalau mangkir memberikan Document atau Memberikan document yg tidak lengkap kepada DAPA. jadi asumsi Lockheed mengontrol sepenuhnya atas project KFX ini Adalah Asumsi yg Salah Kaprah, akibat ketidak-tahuan Bung GI ini atau sengaja Mengalihkan dengan cara menyesatkan Informasi, Jadi Asumsi bung GImenyamakan KFX dgn Produk Ayam Goreng KFC adalah Salah kaprah dan tidak Sesuai dengan FAKTA sebenarnya.
Melihat Tender Main Contractor KFX atau Lead Integrator yg diselenggarakan DAPA,
http://english.yonhapnews.co.kr/national/2015/02/24/11/0301000000AEN20150224004700315F.html
Dua Calon Kontractor utama yaitu KAL dan KAI , telah mengajukan penawaran ke DAPA, jadi siapa saja bisa masuk, Sehingga Sumber2 teknologi dari mana saja bisa masuk , bisa dari bantuan teknologi dri Airbus Dll yg nanti Kompeten memenangkan tender Krn Setelah Tender pemilihan Main Contractor ini selesai, nanti akan ada Tender Avionic, Radar, Communication, DataLink, Engine DLL , Perlu di ketahui, Local Content Korsel skr sudah mencapai 70% lebih termasuk Avionic, Radar Dll, Contohnya Samsung Thales, Lig-next One , Samsung Techwin , GE korea, Dll,
Untuk Masalah Souce Code, Jangan Samakan kondisi dev KFX Dgn Project T50, yg memang sebagian diCoded oleh Lockheed, krn Lockheed juga berkepentingan atas saham nya, Lain Halnya Untuk Project KFX ini, KAI sudah mengantisipasi dengan Membangun Dev Center Terbaru yg sedang dibangun oleh POSCO engineering, Untuk project KFX dan LAH,LCH , yg didalamnya ada Divisi Software untuk Development project LCH dan KFX ini.
http://english.yonhapnews.co.kr/national/2014/09/16/40/0301000000AEN20140916008000320F.html
A KAI representative said, “We are internationally acknowledged to have world-class capabilities in avionics software development and management,”
http://www.businesskorea.co.kr/article/7565/aviation-software-kais-avionics-software-development-capabilities-best-industry
http://koreapost.com/news/view.html?section=159&category=173&no=695
http://english.yonhapnews.co.kr/business/2014/12/01/25/0501000000AEN20141201002500320F.html
jadi Asumsi bung GI ttg Souce code yg hanya berasal dari Lockheed adalah SALAH BESAR. krn lockheed tidak diperintah membuat software atas KFX, melainkan Diminta Menyerahkan Document 400 ManHourYears Work dari Hasil Prog Pengadaan F35 FX-III dgn (Total) 22-Key Point teknologi dri prog F35 yg akan dibeli, atau mereka terKena PENALTI. dan Itu Pun KALAU kondisi KAI yg memenangkan Tender sbg main Contractor. saya sendiri atau korea disana jg Blom tahu, Karena belum ada pemenang Tender, kok
bisa-bisanya bung GI ini Men JUDGE ini dan itu, maka itu saya dri awal saya sudah mengatakan : "ANDA SOK TAHU".
Admin |
28 Feb 2015 16:18:32
@Gripen Indonesia,
entah asumsi atau prediski, yang jelas penjelasa mas panjang lebar sama sekali tidak bisa memberikan gambaran dibagian mana KFX pasti tidak mungkin lebih baik dari F-16..
cmiiw
Gripen-Indonesia |
28 Feb 2015 16:55:27
Lagi-lagi orang main caci-maki - "Sok tahu"-lah, "tolol"-lah....
Saya hanya tertawa sendiri membacanya.
Maaf @Admin,
kalau komentar saya mengundang terlalu banyak reaksi negatif spt di JKGR.
Apakah anda pikir menulis SOURCE CODE untuk pesawat tempur modern itu begitu mudahnya jadi Korea bisa mengerjakan sendiri?
Fakta disini: Korea belum pernah mempunyai pengalaman menulis Source code sendiri.
Logika saja disini, kalau orang Korea memang sudah begitu mahir, kenapa mereka tidak menulis sendiri SOURCE CODE di T-50?
Bukankah porsi Lockheed hanya 13%, dan Korea 87%?
Lagipula, pesawat trainer seperti T-50 justru programming source code-nya jauh lebih sederhana.
# Tidak perlu menuliskan programming utk kemampuan di medan tempur.
# Radar APG-67 juga jauh lebih sederhana.
# Pilihan senjata tidak banyak. Tidak ada surface-to-air atau BVR missile.
# T-50 juga tidak perlu membawa ECM atau sistem jammer manapun.
# Tidak ada Aerial Networking
# Refueling probe-saja tidak ada (ini juga butuh programming code sendiri).
Kenapa justru Lockheed-Martin yang menulisnya?
Untuk pesawat tempur modern -- it's an entire different game.
Dassault Rafale saja mempunyai 2 juta programming line; untuk meng-install komponen baru --Radar RBE-2 AESA yg jauh lebih modern -- ini menambah 400 ribu line programming line (20% tambahan).
Apakah Korea sudah berpengalaman untuk memodifikasi program Source Code, untuk meng-install sistem komponen baru seperti contoh di Rafale?
Lihat saja contoh diatas: Untuk memasang refueling probe ke T-50 saja, mereka harus mengandalkan Lockheed-Martin.
Silahkan menebak siapa yang akan membuat AESA radar, Aerial Network system, ECM, IFF/Communication system, dan senjata apa saja yang dapat dibawa KF-X?
Apakah Korea sudah punya pabrik sendiri untuk membuat masing2 komponen?
Dari segi senjata saja, sudah jelas -- KF-X versi Korea akan membawa AIM-9x dan AIM-120C7/D.
Apakah Indonesia akan "diijinkan" untuk membeli dan memakai kedua senjata ini dari paman Sam?
Apakah kita dapat memasang senjata buatan negara lain di KF-X?
(Atau -- kalaupun Korea yg menuliskan, apa mereka mau ambil pusing?)
Tentu saja, Lockheed PASTI akan berkomitmen 100% ke terms of agreement 300 jam man-hours-work dalam kontrak F-35 Korea.
Saya tidak pernah menuliskan kalau mereka akan melakukan sebaliknya.
Tapi apakah kontrak ini sendiri tertulis kalau LM akan MEMASTIKAN kalau KF-X kemampuannya HARUS melebihi F-16?
================================================================
http://www.defensenews.com/article/20140329/DEFREG03/303290019/S-Korea-Wants-Lockheed-Invest-Fighter-Plan
================================================================
Yang Wook, a research member of the Korea Defense and Security Forum.
“The KF-X is very different from the T-50,” Yang said. “Unlike the trainer, a KF-X COULD BE A POTENTIAL COMPETITOR with existing mid-sized fighter jets, including Lockheed Martin’s F-16.”
He said Lockheed could fall into a dilemma over how much it can and should support the KF-X, which has been troubled for years over budget and specifications.
Gripen-Indonesia |
28 Feb 2015 17:15:14
@Admin
Kenapa KF-X tidak akan melebihi kemampuan F-16?
Itu sudah terjawab berkali-kali.
KF-X adalah "potential competitor" untuk F-16.
Prediksi saya:
KALAU KF-X hasilnya terlalu bagus (ini sendiri belum tentu), pesawat ini akan menjadi ancaman bagi market F-16.
Pemerintah US dan Lockheed-Martin tentu akan berusaha keras menembak jatuh pesawat ini. Kenyataannya pasar pesawat tempur sudah semakin menciut. Lebih sedikit kompetisi lebih baik, apalagi kalau kompetisi itu juga akan bergantung ke negara pembuat senjata terbesar, dan industri militer terbesar di market ini.
US mungkin akan mempersulit supply komponen, menyulitkan produksi, melarang eksport, atau mungkin malah lebih parah lagi; US akan menuntut supaya KF-X dibatalkan.
Kalau langkah terakhir ini diambil, sebagai gantinya, mungkin US akan menawarkan Korea, beberapa F-35 atau F-15SE tambahan.
Sekali lagi, ingat: Ini bukan asumsi.
US sudah pernah melakukan semua hal di atas dalam bermacam2 transaksi militer. Spt sy sudah pernah tulis -- sy sudah bertahun-tahun mengamati gerak-gerik industri militer US, dan campur tangan pemerintah mereka dalam menyelesaikan "masalah".
Sebaliknya, kalau kemampuan KF-X dibawah F-16, justru sebaliknya, pemerintah US tidak akan punya banyak masalah.
Hanya saja, masalahnya jadi buat apa?
Mendingan beli F-16.
Mohon maaf, untuk tulisan saya yang mungkin "tolol" atau "sok tahu".
Saya bukan satu-satunya yang menuliskan prediksi semacam ini kok.
Sepertinya prediksi KIDA di Korea juga sama -- dan seperti saya, mereka juga sepertinya sudah di-cap "bodoh" atau "sok tahu".
Apakah optimisme ADD Korea yang benar, atau prediksi KIDA dan pengamat awam seperti sy?
Sky17 |
28 Feb 2015 17:33:48
Quote:
Apakah optimisme ADD Korea yang benar, atau prediksi KIDA dan pengamat awam seperti sy?
-------------------------------------------------
KIDA?, saat project KT-1 pun comment mereka Pesimis..tapi hasilnya tak sesui dgn apa yg mereka katakan, Saat Project TA-50 pun Comment mereka amat2 pesimis, lagi2 comment2 mereka Tidak sesuai dgn Prediksi mereka, Jadi Anda Masih terus2 MengQuote Spt comment2 KIDA yg sudah terbukti FAIL ? ingat KIDA itu Outsider dari project2 tsb.
Apakah optimisme ADD Korea yang benar?, ya Kita Lihat Saja Nanti, tapi sebuah prediksi atau asumsi tidak bisa di gabungkan dengan kata "TIDAK MUNGKIN" atau kata "PASTI" , karena anda sudah Melangkahi apa yg akan terjadi di masa depan , Lebih BIJAK kalau kata2 anda di awali dulu dengan kata "MUNGKIN" atau "IMO" atau "IMHO" itu lebih bijak dan Terpelajar.
Gripen-Indonesia |
02 Mar 2015 09:48:28
@Sky17
Sy penasaran dengan pernyataan anda: "KIDA juga pesimis soal proyek KT-1 atau T-50."
Sy sudah mencari referensi dimana KIDA menyatakan hal tsb.
Hasilnya, hanya ada 1 blog berbahasa Inggris yang menyatakan demikian -- dan blog ini sendiri sebenarnya ditulis oleh orang Indonesia. Jadi bukan referensi yg valid.
KIDA sendiri bukanlah "outsider" -- defense think-tank ini sbnrnya dibiayai langsung oleh pemerintah Korea sendiri, sebagai analyst objective untuk mengawasi program2 pertahanan Korea.
Pernyataan KIDA ttg proyek KF-X sebaliknya cukup jelas. Referensi ini cukup untuk merangkum semua masalah KF-X --- terlepas dari bahasan di atas:
======================================================================
http://www.defensenews.com/article/20140210/DEFREG/302100034/S-Korea-Weighs-Designs-KF-X
======================================================================
# Desain C-103 yang dituntut oleh ADD Korea "tidak realistik" (Baca: TIDAK MUNGKIN tercapai).
ADD menuntut desain dengan dua-mesin, Block-2 menambah internal weapons bay, dan di Block-3 akan menuntut kemampuan RCS yang melebihi Eurofighter Typhoon, atau Dassault Rafale, atau sebanding dengan B-2 bomber -- dengan biaya development "discount" -- kurang dari $10 milyar.
Pernyataan ini sendiri cukup valid. Lihat saja berapa biaya development cost untuk Typhoon atau Rafale, dan coba saja tanyakan, pabrik pesawat mana di dunia ini yang dapat membuat pesawat tempur standar Barat yang sebanding dengan biaya lebih murah?
Boeing atau Lockheed-Martin pun tidak akan bisa.
# KIDA tentu saja juga menggarisbawahi, bahwa Industri aviation Korea bahkan belum siap untuk membuat pesawat tempur kelas satu yg dapat bersaing dengan desain modern Eropa, US, atau Russia.
# KIDA sebenarnya malah mendukung apa yang sudah diajukan KAI --- kalau lebih baik untuk membuat single-engine-design utk KF-X yang berdasarkan FA-50 (Desain C-501).
Hal ini akan mengurangi resiko development, dan target menjadi lebih mungkin tercapai.
Lockheed-Martin tentu saja juga mendukung ide ini.
Realitanya, sekarang ini ADD Korea menuntut desain KF-X dua mesin C-103 --- yang bahkan dinilai bukan ide yang baik oleh KAI, dan Lockheed-Martin sendiri (bukan hanya KIDA!).
Tentu saja, lingkup perdebatan antara ADD vs KAI, Lockheed-Martin, dan KIDA dalam artikel diatas belum men-cover SEMUA permasalahan lain yang berkaitan dengan penggunaan technology-transfer dari mother USA.
Kalau masih sangsi, tentang sepak terjang USA dalam mencoba mengontrol semua tehnologi senjata mereka, lihat artikel KF-X ini -- yg sebenarnya sudah di-post-kan di atas juga:
============================================================
http://www.defensenews.com/story/defense/international/asia-pacific/2015/02/22/korean-air-airbus-sign-accord-jet-fighter-bid/23840373/
============================================================
The Korean Air/Airbus couple is likely to enjoy more room to maneuver in terms of technology transfer over the rivals (KAI / Lockheed-Martin).
"The US government DOES NOT WANT TO SEE aircraft know-how changing hands" in a project where the Indonesian government would have a 20 percent stake, Lee said.
===================================================================
Seperti sudah sy tuliskan.... kalau memang Indonesia harus membeli pesawat tempur dari USA, dibanding KF-X --- F-16 justru adalah pilihan yang lebih baik.
Toh, sama saja.
Analyst Korea saja sudah menuliskan, kemungkinan besar ToT antara Lockheed-Martin dan KAI saja, TIDAK AKAN menurun ke Indonesia. Berarti seberapa jelek IF-X yang akan dipakai Indonesia, tidak bisa diketahui kualitasnya. Wong, kualitas KF-X versi Korea saja belum tentu bagus (lihat di atas!).
Khusus untuk Indonesia --- F-16 tentu saja performanya AKAN LEBIH BAIK dibandingkan IF-X.