12 Jul 2013 09:27:50 | by Admin
| 42206 views | 0 comments
|
4.5/5 Stars dari 4 voter
Semangat pagi..!!! Tak terasa sudah lebih setengah tahun 2013 berjalan, dan banyak sekali yang terjadi di militer Indonesia di tahun ini. Tekhusus dengan untuk alutsista untuk Angkatan Udara, banyak sekali alutsista yang mulai dan akan berdatangan mulai tahun 2013 ini. Tercatat ada Super Tucano, Grob, Hibah C-130 H dari Australia, T-50 Golden Eagle, Su-30 MK2 dan rudal-rudal untuk Sukhoi sudah mulai berdatangan di tahun 2013 ini. Maka saya yakin banyak pembaca yang setuju bahwa tahun 2013 ini adalah salah satu tahun yang harus di syukuri oleh pecinta militer Indonesia. Dan tidak hanya untuk angkatan udara saja, di angkatan darat dan angkatan laut juga kita akan melihat banyak alutsista yang akan berdatangan.
Tidak hanya sampai disitu, berita suka cita kedatangan Sukhoi ini juga di ikuti dengan berita lain yang akan membuat semua orang Indonesia semakin sumringah. Tak lain adalah kabar kepastian bahwa rudal-rudal untuk armada Sukhoi Indonesia sudah datang dan sudah sampai di Makassar, pangkalan skuadron 11 Sukhoi. Tidak tanggung-tanggung, rudal seperti R-37, R-73, R-77, Kh-29, dan Kh-31 sudah sampai di sana. Namun sampai saat ini, foto-foto kedatangannya masih belum dipublikasikan secara resmi. Namun bagaimanapun itu, dapat kita simpulkan bahwa Skudron 11 Thunder yang dihuni Sukhoi mendekati komplit dari segi jumlah pesawat demikian juga dengan senjatanya.
Nah pada artikel kali ini saya akan membahas sebuah topik mengenai kemungkinan adanya Upgrade Su-27 SK dan Su-30 MK agar memiliki standard yang minimal sama dengan Su-27 SKM/Su-30 MK2. Namun perlu digarisbawahi bahwa ide upgrade ini hanyalah usulan saya saja, yang bisa saja dilaksanakan oleh pemerintah, namun bisa juga tidak dilakukan. Dan tulisan saya ini juga hanyalah opini pribadi saya sebagai admin AnalisisMiliter.com, yang bisa saja mengandung banyak kekurangan dan kelemahan.
Perbedaan Radar Su-27 SK/Su-30 MK dengan Su-27 SKM/Su-30 MK2
Walaupun Skuadron Sukhoi ini mendekati lengkap, sejatinya ada satu masalah yang sedang terjadi di armada Sukhoi Indonesia ini. Seperti kita ketahui bahwa Indonesia membeli Sukhoi ini dalam 3 batch (tahap) pembelian yang berbeda. Tanggal pembelian batch pertama dengan yang terakhir bahkan berselisih sekitar 10 tahun. Sebagai informasi pembelian Sukhoi batch pertama di lakukan di tahun 2003 (zaman Presiden Megawati) yaitu sebanyak 2 unit Su-27 SK dan 2 Su-30 MK. Pembelian selanjutnya di batch kedua dilakukan di tahun 2007 (datang di tahun 2009 dan 2010) sebanyak 3 unit Su-30 MK2 dan 3 Su-27 SKM. Sedangkan batch terakhir dilakukan pembelian di tahun 2011(mulai hadir di 2013) sebanyak 6 unit Su-30 MK2 dimana 4 unit sudah datang, dan sisanya akan datang dalam waktu dekat. Pembelian Sukhoi Batch kedua dan ketiga relatif tidak berbeda, karena versinya lumayan seragam. Ada 9 unit Su-30 MK2 dan 3 Su-27 SKM. Namun versinya berbeda dengan pembelian pada batch pertama dimana ada 2 unit Su-27 SK dan 2 unit Su-30 MK.
Teknologi yang ada pada Sukhoi Batch pertama sudah termasuk tertinggal. Radar yang digunakan oleh Su-27 SK masih radar N001E yang belum mendukung untuk operasi air to ground sehingga kemampuannya masih terbatas di operasi air to air. Demikian halnya dengan Su-30 MK yang masih menggunakan radar N001VE, yang memungkinkan untuk operasi Air to Air serta Air to Ground namun belum sebaik apa yang dapat dilakukan di Su-27 SKM dan Su-30 MK2. Bahkan untuk urusan misi air to air, Su-27 SK dan Su-30 MK dengan radarnya masing-masing belum mampu untuk mengakomodir Rudal R-77 RVV-AE yang selevel dengan AIM-120 C (cmiiw). Praktis keduanya hanya bisa mengandalkan varian R-27 sebagai Medium Missile dan R-73 E sebagai missile jarak pendek.
Sedangkan radar yang dimiliki Su-27 SKM dan Su-30 MK2 adalah radar N001 VEP yang selain memiliki kemampuan air to air, juga sudah memiliki kemampuan air to ground dan maritime strike yang lebih baik dibandingkan dengan radar N001E dan N001VE. Radar yang digunakan pada Su-27 SKM dan Su-30 MK2 ini sudah dapat mengakomodir rudal R-77 RVV-AE serta memiliki jangkauan yang lebih baik dari pada radar Su-27 SK dan Su-30 MK. Perhatikan gambar di bawah yang sudah dirancang oleh admin AnalisisMiliter.com untuk memudahkan kita memahaminya :
Radar N001 VEP untuk Upgrade Su-27 SK dan Su-30 MK.
Di penjelasan diatas, kita sudah melihat bahwa ada masalah di Su-27 SK dan Su-30 MK yang harus segera diatasi agar kemampuannya sama dengan Su-27 SKM dan Su-30 MK2. Maka jika upgrade Sukhoi lawas ini benar-benar dilaksanakan, maka ada baiknya radar yang akan digunakan adalah radar N001 VEP, sehingga semua Sukhoi yang ada di TNI AU memiliki jenis radar yang sama. Sehingga dari kemampuannya juga tidak akan berbeda jauh. Disisi lain, ini akan memudahkan TNI AU untuk urusan logistik dan juga maintenancenya, karena hanya perlu memaintenace satu type radar.
Selain itu, jika 2 unit Su-27 SK dan 2 unit Su-30 MK akan menggunakan radar N001VEP, maka akan ada peningkatan kemampuan ke empat unit ini baik dalam air to air, air to ground dan maritime strike. Sehingga kedepannya ada 16 unit Sukhoi yang benar-benar memiliki kemampuan multirole yang mumpuni di TNI AU. Perhatikan gambar di bawah ini :
Dari beberapa diskusi didunia maya, banyak teman-teman yang menyarankan bahwa ada baiknya Sukhoi langsung di Upgrade menggunakan radar yang jauh lebih baik dari radar N001VEP yang sudah digunakan Indonesia. Ada yang mengusulkan menggunakan radar N011 M Bars seperti Su-30 MKI India dan Su-30 MKM Malaysia, atau menggunakan radar Irbis-E yang digunakan pada Su-35 BM. Secara pribadi, usulan ini memang ada baiknya. Namun saya sebagai admin AnalisisMiliter.com melihat bahwa tidak akan mudah untuk langsung melakukan upgrade menggunakan radar seperti itu. Selain itu, tentu masalah budget operasional dan maintenance dimasa datang, maka untuk upgrade Su-27 SK dan Su-30 MK ini lebih baik jika menggunakan radar N001VEP.
Upgrade Su-27 SK dan Su-30 MK dari Sisi lainnya.
Diatas kita sudah membahas upgrade pada bagian radar kedua tipe Sukhoi lawas Indonesia ini, maka disini kita akan membahas upgrade dari sisi lain selain radarnya. Su-27 SK dan Su-30 MK, dari beberapa literatur yang saya pelajari, belum memiliki kemampuan Avionik sebaik yang dimiliki Su-27 SKM dan Su-30 MK2. Disini memang saya selaku admin AnalisisMiliter.com belum memperoleh data yang komplet mengenai perbedaan avionik pada Su-27 SK/Su-30 MK dibandingkan dengan Su-27 SKM/Su-30 MK2. Saya hanya mengetahui perbedaan radarnya saja.
Untuk avionik lainnya seperti IRST (Infra Red Search and Track) System, saya mendapati data bahwa Su-27 SK dan Su-27 SKM menggunakan OLS-27 sedangkan Su-30 MK dan Su-30 MK2 menggunakan OLS-30. Namun saya tidak bisa memastikan apakah jenis IRST ini yang digunakan pada Sukhoi Indonesia. Dibeberapa artikel yang saya baca, saya mendapati kesimpulan bahwa sistem IRST yang lebih superior yaitu OLS-35, sudah tersedia untuk di aplikasikan kedalam keluarga Su-27/Su-30. Nah, jika Su-27 SK dan Su-30 MK ini benar-benar akan di upgrade, mungkin ada baiknya jika upgrade sistem IRST ini juga di pertimbangkan. Namun ini hanyalah pendapat saya sebagai orang awam yang tidak terlalu mengerti mengenai IRST ini.
Selain itu, dari segi Fire Control System saya juga tidak terlalu mengetahui apa perbedaan antara Su-27 SK/Su-30 MK dengan Su-27 SKM/Su-30 MK2. Namun saya mengambil kesimpulan singkat bahwa Su-27 SKM/Su-30 MK2 yang merupakan versi terbaru, tentunya memiliki Fire Control System yang lebih baik daripada Su-27 SK/Su-30 MK. Demikian juga dengan Navigation and Communication System, dan Cockpit Management System, saya langsung menarik kesimpulan bahwa Su-27 SK/Su-30 MK belum sebaik Su-30 SKM/Su-30 MK2. Nah ini tentunya harus menjadi perhatian khusus, jika upgrade ini benar-benar dilaksanakan nantinya. Setidaknya kemampuan Su-27 SK dan Su-30 MK nantinya setelah di upgrade akan menyamai kemampuan saudara mudanya Su-27 SKM/Su-30 MK2.
Demikian juga dalam hal kemampuan perang elektronika (Electronic Counter Measure (ECM)), seperti Radar Warning Receiver (RWR), Chaff and Heat Flare Dispancer dan Radio Jamming Transmitter, saya mendapati beberapa penjelasan bahwa Su-27 SKM/Su-30 MK2 memiliki kemampuan perang elektronika yang lebih baik dari Su-27 SK/Su-30 MK. Namun memang saya belum mendapatkan penjelasan detail, dimana letak perbedaannya. Maka dalam hal ini, ada baiknya juga kemampuan perang elektronika untuk Su-27 SK/Su-30 MK, juga harus diupgrade agar memiliki kemapuan yang minimal setara dengan Su-27 SKM dan Su-30 MK2.
Dengan kata lain, pada intinya saya selaku admin AnalisisMiliter.com mengharapkan agar 2 unit Su-27 SK dan Su-30 MK ini akan di upgrade ke standard yang minimal setara dengan Su-27 SKM/Su-30 MK2. Sehingga selain memiliki radar yang seragam, kemampuan avionik dan ECM semua Sukhoi Indonesia akan sama baiknya, baik Sukhoi Batch Pertama, maupun Batch kedua dan ketiga.
Perbedaan Usia Air Frame Sebagai Tantangan dalam Upgrade Su-27 SK/Su-30 MK
Tidak bisa dipungkiri bahwa ada satu permasalahan dalam Sukhoi yang dimiliki oleh Indonesia, yaitu usia airframe yang cukup jauh antara Sukhoi Batch Pertama dengan Batch 2 dan 3. Sukhoi Batch pertama hadir di tahun 2004, sedangkan Sukhoi Batch kedua dan ketiga hadir di 2009-2013. Itu artinya antara Sukhoi pertama datang dan terakhir datang akan ada perbedaan usia air frame sekitar 10 tahun. Dalam beberapa artikel yang saya baca, batas Service Life atau usia pakai Su-27 SK/Su-30 MK adalah sekitar 2.000 – 3.000 jam terbang. Nah dalam 10 tahun pemakaian Su-27 SK/Su-30 MK ini, saya belum mengetahui berapa jam terbang jet tempur ini. Namun, berapapun usia pakainya itu, jelas bahwa air frame Su-27 SK/Su-30 MK ini tentunya akan lebih dahulu mencapai batas pemakainnya dibandingkan dengan Su-27 SKM/Su-30 MK2.
Nah disinilah yang perlu diperhatikan, apakah Air Frame Su-27 SK/Su-30 MK ini juga ikut di upgrade bersamaan dengan aspek aspek yang sudah saya sebutkan diatas. Namun saya belum mengetahui dengan jelas apakah Air Frame Sukhoi dapat di Upgrade, sebagaimana sering kita baca dalam jet tempur F-16 seperti Falcon Up, Falcon Star, MLU dan lainnya. Jika Air Frame ini tidak bisa di upgrade selayaknya pada F-16, maka itu berarti bahwa upgrade Su-27 SK/Su-30 MK ini tidak akan bisa bertahan dalam waktu yang lama, mengingat batas usia pakainya. Namun apapun itu, upgrade ini tentunya merupakan sebuah pilihan yang cukup logis untuk dilakukan oleh pemerintah Indonesia.
Kesimpulan Akhir
Dari penjelasan yang sudah saya coba susun diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa upgrade 2 Su-27 SK menjadi standard Su-27 SKM dan 2 Su-30 MK menjadi standard Su-30 MK2 adalah sebuah pilihan yang cukup masuk akal. Karena selain melakukan penyederhanaan type avioniknya, juga terjadi peningkatan kemampuan pada 4 unit Sukhoi pembelian Batch pertama tersebut. Namun permasalah perbedaan usia air frame Sukhoi Batch pertama dengan Batch Kedua dan ketiga tentunya perlu menjadi pertimbangan sebelum memutuskan upgrade ini serta juga harus menjadi pertimbangan item-item yang akan di upgrade nantinya.
Sampai disini dulu tulisan saya kali ini, semoga apa yang saya tuliskan bermanfaat bagi pembaca semua. Namun saya menyadari bahwa tulisan saya ini masih sangat jauh sekali dari sempurna, maka dari itu koreksi dan masukan dari pembaca sekalian akan sangat bermanfaat bagi saya pribadi dan juga semua pembaca lainnya. Untuk itu saya mengundang pembaca semua untuk mendiskusikan topik ini lebih lanjut.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya buat semua pilot, kru dan staff yang ada di TNI AU, secara khusus untuk Skuadron 11 Thunder yang telah mengabdikan diri untuk Negara Indonesia tercinta ini. Dan juga saya ucapkan selamat berpuasa bagi yang menjalankan. Jika ada tulisan, perkataan maupun perbuatan saya yang kurang berkenan, mohon di maafkan ya.. Salam, admin AnalisisMiliter.com
Referensi :
http://www.knaapo.ru/eng/about/knaapo_aircraft/su27SKM.wbp
http://www.knaapo.ru/media/rus/about/production/military/su-30mk2.zip
Label :
Baca juga artikel terkait lainnya :
1.
Kedatangan 3 Unit F-16 C/D Block 52ID Tertunda 2 Hari
2.
Indo Defense 2012 : Contract Sign Caesar, MOU MBT Leopard & Astross II?
3.
Pitch Black 2012 Update : Indonesia Mengirim 2 Su-30 MK2 dan 2 Su-27 SKM
4.
Militer Indonesia Berduka, 1 Unit Pesawat Tempur T50i TNI AU Jatuh di Jogja
5.
Kontrak 40 F-35A Korea Selatan dan Benefit untuk KFX/IFX
6.
Indonesian MBT : 63 Leopard 2 Revolusion + 40 Leopard 2A4 + 50 Marder 1A3?
7.
Pengganti Pesawat Tempur F-5 Indonesia Segera Ditenderkan
8.
Joint Development KFX Korea – Indonesia di Ujung Galau?
9.
Pesawat Tempur Gripen E/F Sebagai Pengganti F-5 TNI AU
10.
Ini Dia Detail 24 Unit F-16 Block 25 Hibah dari Amerika
Belum ada komentar untuk artikel ini