27 Sep 2014 13:43:37 | by Admin
| 9567 views | 12 comments
|
4.5/5 Stars dari 1 voter
Korea Selatan dalam waktu dekat akan segera menandatangi kontrak pembelian 40 unit F-35A buatan Lockheed Martin senilai 7.34 trillion won ($7.06 Miliar). Hal ini dipastikan setelah DAPA Korea mengumumkan bahwa mereka sudah menyelesaikan negosiasi selama enam bulan mengenai harga, offset dan transfer teknologi. F-35A ini akan mulai diterima Korea Selatan pada tahun 2018-2021 mendatang. Sebagai bagian offset kontrak ini, Lockheed Martin akan memberikan transfer technology untuk project pesawat tempur KFX/IFX kerjasama Korea Selatan dan Indonesia.
Korea Selatan sudah memilih 40 unit F-35A sebagai pemenang tender FX-III mengalahkan F-15 Silent Eagle dan EF Typhoon pada Maret 2014 lalu. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa tender FX-III Korea Selatan terkait erat dengan Project KFX/IFX dimana pemenang tender FX-III wajib memberikan transfer teknologi untuk Project KFX/IFX.
Dengan ditandatanganinya kontrak pembelian F-35A buatan Lockheed Martin (LM) ini, maka Lockheed Martin harus memberikan transfer teknologi kepada project KFX/IFX. Sumber dari institusi DAPA Korea seperti yang dikutip FlightGlobal.com menyebutkan bahwa dalam kesepakatan kontrak ini LM akan memberikan 17 sektor transfer teknologi yang dibutuhkan project KFX/IFX ini. Namun sayangnya belum ada konfirmasi jelas, teknologi apa saja yang akan diberikan LM ini.
Design KFX/IFX C-103 Conventional Wing Dual Engine
Apapun yang akan di transfer, berita baiknya adalah project KFX/IFX ini sudah mendapatkan satu partner Internasional yang sangat berpengalaman yaitu Lockheed Martin. Pengalaman Lockheed Martin dalam mengembangkan pesawat tempur seperti F-16 dan F-35 adalah pengalaman yang sangat berharga untuk membantu pengembangan project KFX/IFX ini nantinya. Terlebih lagi pengalaman kerjasama Lockheed Martin dan Korea Selatan dalam pengembangan pesawat latih T-50 sudah terbukti berhasil baik.
Tender Partner Lokal Project KFX/IFX
Masih bersumber dari institusi DAPA Korea yang dikutip DefenseNews.com disebutkan bahwa di Korea Selatan sedang diadakan tender untuk memilih partner local yang akan terlibat dalam project KFX/IFX ini nantinya. Peserta tender ini ada 2 yaitu Korea Aerospace Industries (KAI) dan Korea Air cabang militer. Nilai tender yang akan diperebutkan oleh kedua kontestan ini adalah $8 Miliar. Pengumuan pemenang tender ini sendiri akan di umukan di Desember 2014 nanti.
Itu artinya partner local di Korea Selatan sendiri belum tentu akan diambil oleh Korea Aerospace Industries (KAI), karena masih harus bersaing dengan Korea Air cabang militer. Namun sepertinya pemenang tendernya kemungkinan besar adalah KAI mengingat pengalaman KAI mengembangkan T-50 dan KF-16 (F-16 yang di lisensi Korea).
Design KFX/IFX C-103 Delta Wing Dual Engine
Pemenang tender ini akan menanggung 20% biaya development, dimana sisanya akan ditanggung pemerintah Korea Selatan sebanyak 60% dan Pemerintah Indonesia 20%. Menariknya adalah dana yang akan di tanggung oleh pemenang tender adalah sekitar $8 Miliar, dimana share nya adalah 20%. Dengan share yang sama, maka secara garis besar Pemerintah Indonesia juga akan menanggung sekitar $8 Miliar untuk project KFX/IFX ini. Satu nilai fantastis untuk budget modernisasi militer Indonesia. Berita baiknya adalah dana tersebut tidak serta merta dikeluarkan sekaligus.
Belum Ada Keputusan Design dan Mesin untuk KFX/IFX
Sampai saat ini belum ada kepastian design dan mesin apa yang akan digunakan dalam project KFX/IFX ini. Untuk masalah design, sudah mengerucut menjadi dua saja yaitu design C-103 (conventional) dan C-203 (delta). Sedangkan untuk masalah mesin pilihannya pun sudah mengerucut menjadi dua yaitu GE F414 (mesin Super Hornet dan Gripen E/F) dan Eurojet EJ200 (mesin EF Typhoon). Namun yang sudah dipastikan adalah project KFX/IFX ini akan menghasilkan pesawat KFX/IFX Dual Engine.
Kita tunggu saja bagaimana kelanjutannya. Dan kita berharap dengan semakin dipastikannya LM sebagai partner Internasional, maka project KFX/IFX ini akan semakin baik kedepannya. Sekian dari saya, salam admin AnalisisMiliter.com
Label :
Baca juga artikel terkait lainnya :
1.
3 Unit F-16 C/D Block 52ID Sudah Tiba di Indonesia
2.
Next Indonesian Jet Fighter : SAAB Gripen C Vs F-16 C Block 52
3.
Sejarah Uji Coba Rudal oleh Militer Indonesia
4.
Kekuatan Militer Indonesia 2014 Unjuk Gigi di HUT TNI ke-69
5.
Militer Indonesia Berduka, 1 Unit Pesawat Tempur T50i TNI AU Jatuh di Jogja
6.
Malaysia Segera Terima Pesawat A400M Pertama
7.
Pentingnya Perananan T-50i Sebagai Pesawat LIFT TNI AU
8.
Tragedi Pesawat KC-130B Hercules Indonesia di Medan
9.
All About CN-235 IPTN/PT DI Indonesia
10.
Singapura Tambah 16 Unit F-15 SG Secara Rahasia?
aster |
27 Sep 2014 15:03:59
nice artikel bro..mau request artikel tentang industri pertahanan di ASEAN dlm bidang darat,udara dan maritim..salam dr malaysia :)
Admin |
27 Sep 2014 16:21:13
Terima kasih mas @aster... saya aakn coba buat artikelnya, tapi mungkin tidak bisa cepat karena masih sibuk. tapi saya akan usahakan..
Saya juga tertarik membahas hasil test live firing KH-31A SU-30 MKM Malaysia, tapi belum sempat.. semoga cukup waktu nanti.
Salam juga dari Indonesia
Iswandi |
27 Sep 2014 18:09:16
Lockheed Martin bisa kasih TOT ke korea, tapi apa mereka mau kasih ke Indonesia? jangan jangan indonesia di php in sama korea nanti
Admin |
28 Sep 2014 07:53:00
menurut saya ToT dari LM kan masuk ke project KFX/IFX.. artinya TOT dari LM akan ada di pesawat hasil project ini yg nantinya akan dipakai Korea dan Indonesia... artinya hasil ToT itu pasti didapatkan kedua negara..
hanya saja memang bisa saja data mentah ToT yg masuk kategori rahasia, bisa saja Indonesia ga bisa akses, hanya bisa terima hasilnya.
yg ga termasuk rahasia, ya pasti dapat.. tp kita tunggu saja lah hasilnya nanti
cmiiw
rezz |
27 Sep 2014 21:41:28
$8 Miliar ????? yg jadi pertanyaan klo jet ini udah jadi...kita bisa sejauh mana bikin sendiri nya? klo cuma "karoseri" doang mah bisa di bilang mubajir....enakan beli rafale/griffin aja bisa TOT (yg katanya mau 100%) walau definisi 100% itu pun masih tanda tanya....tapi dengan uang $8 Miliar kita punya sekitar 40-50 jet baru....contoh rafale (india) US$10.4 m =126 jet!!!.....108 di buat di india !!!.....trus klo udah jadi trus kita bikin bisa brp? uang kita ada brp? saya mendukung klo kita bisa "swasembada" alutsista tapi jangan sampe kita cuma bisa bikin kulitnya aja sementara daging nya kita tetep import yg pasti ( menurut saya ) sudah di down grade....btw mas admin biasanya ulasan nya panjang dan rinci ...ini mah kurang detail hehehe...saya tiap hari ngintipin blog ini ...tp jarang2 ada artikel baru ...selamat berkarya dan berbagi ilmu buat admin
Admin |
28 Sep 2014 08:02:07
yup benar, sekitar $8 Miliar.. itu harga yg relatif murah untuk ukuran development jet tempur dari nol hingga jadi...
setau saya, tujuan utama Indonesia ikut project ini adalah mendapakan pengalaman dan engetahuan membuat pesawat tempur mulai dari nol hingga jadi.. artinya indonesia ikut dalam mempersiapkan design, perhitungan, time management, dll sampai jadi...
ini berbeda jauh dengan beli fighter baru yg kita hanya menerima hasilnya tanpa tau proses awal pengembangannya, kenapa designnya seperti itu, knp mesinnya harus seperti ini, dll
dalam case seperti pembelian Rafale oleh India pun, India hanya akan mendapat pengalaman membuat barang jadi di India... tp bagaimana proses awal kenapa designnya seperti itu ya ga dapat, karna tinggal contek design yg udah jadi...
nah proses awal ini sebenarnya yg paling di cari indonesia dalam KFX/IFX menurut saya..
just imho
cmiiw
Admin |
28 Sep 2014 08:08:52
iya mas, artikel ini emang agak singkat karena hanya berita singkat saja.. bukan artikel analisis detail.. krn ttg KFX/IFX dah sering sekali saya bahas secara detail..
dan memang belakangan saya sibuk merubah koding blog ini karena ada beberapa fitur seperti fitur comment by facebook yg bermasalah, sehingga saya harus buat sistem komentar sendiri... maklumlah blog ini kan kodingnya buatan saya sendiri bukan pake cms kayak wordpress dan sejenisnya..
ini juga blm kelar semua.. tp tenang aja artikel akan terus di update kok
Lek U-mar |
28 Sep 2014 07:24:55
Setelah Lockheed Martin memenangkan kontrak penjualan 40 unit F35A kepada Korsel dan juga bertanggung jawab memberikan ToT untuk projeck KFX/IFX.Bisa jadi KFX/IFX akan memakai mesin GE F414 yang digunakan oleh F 18 Super hornet atau mesin EJ200 yg dipakai Typhoon.Design C-103 conventional mengambil model semua pesawat tempur Amerika syarikat dan Design C-203 delta mengambil model Typhoon dan rafale.Yang saya tanyakan: Thn 2015 nnt pemerintah mau mengganti F5 Tigerll dgn pesawat tempur gen 4++ dgn persyaratan ToT untuk Project IFX berarti Pilihan pemerintah hanya Tinggal Typhoon,Rafale,Super hornet dan F16 E/F 60-62? Jadi SU35BM terkeluar dari nominasi? Bisa jadi Rafale juga terkeluar dari Nominasi dan pilihannya tinggal tiga pesawat,
Typhoon,Super Hornet dan F16 blok E/F 60-62.Cmiiiw.....
Admin |
28 Sep 2014 07:44:53
mas @Lek U-mar,
setau saya pengganti F-5 tidak diharuskan ToT ke IFX sebagaimana terjadi di FX-3 Korea.. memang kalau kasih ToT ke IFX akan jd nilai plus, seperti tawaran Typhoon dan Gripen..
tapi ToT dari pengganti F-5 setau saya tidak harus ke KFX bisa aja ke TOT pemeliharaan dan maintenance atau part produksi lokal di indonesia...
itulah sebabnya ganti f-5 masih terbuka lebar untuk semua.. tp prediksi saya sih F-16 block 60/62 yg bakal menang.. dia kan produk LM jg yg berarti bisa digunakan agar LM juga kasih teknologi sensitif ke indonesia...
just imho
cmiiw
Laskar Angin |
29 Sep 2014 17:19:02
loh bukannya project ini sudah dibatalkan sepihak oleh Korea?
Admin |
29 Sep 2014 21:30:10
Gak kok mas, karena project nya masih jalan kok sampai sekarang. bahkan beberapa waktu lalu baik Indonesia dan Korea sudah menyediakan dana untuk melanjutkan project ini. jadi ga ada masalah lah mas