GI |
30 Oct 2015 09:53:14
Lebih baik kita bertanya: Pelajaran apa saja yg bisa kita dapat dari Swedia?
## Pertama, Anggaran pertahanan mereka hanya $5,77 milyar --- tapi mereka mampu mengoperasikan 100 Gripen-C/D, 4 SAAB-340 AEW&C, dan sistem pertahanan udara fully-networked dari radar darat / kapal, AEW&C, Gripen, sampai ke sistem missile RBS-23.
Walaupun anggaran total Swedia begitu kecil, belum tentu RAAF Australia (Proporsi anggaran $8 milyar, dari $25 milyar total) mempunyai kemampuan untuk dapat mengalahkan AU Swedia.
## Kedua, sistem / doktrin pertahanan Swedia
Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Swedia selalu mempersiapkan diri untuk kemungkin agressi dari Uni Soviet.
"Reference threat" untuk Gripen-A/B pada awalnya untuk menghadapi Su-27/MiG-29; sedangkan Gripen-NG untuk menghadapi PAK-FA / Su-35 / Su-30SM.
Dalam rencana pertahanan Swedia;
AU Soviet / Russia sudah pasti akan menghancurkan semua lapangan udara dalam pertempuran hari pertama ---- karena itu sejak dari J-35 Draken, mereka selalu membuat pesawat tempur "gerilya", yg bisa beroperasi dari jalan raya, dengan support minimal.
Dengan demikian, AU Soviet / Russia mau segencar apapun juga, tidak akan pernah bisa berhasil menghancurkan AU Swedia. Malahan doktrin Swedia justru akan memastikan, kalau Soviet / Russia akan mengalami kerugian luar biasa besar kalau berani menerjang.
=========
Penutup
=========
Ini akan agak off-topic; tapi mari kita membayangkan ada kepulauan di pinggir perbatasan Indonesia yg dipersengketakan; karena ternyata ada tambang minyak besar di lepas pantai kepulauan itu.
Nah, kalau kalau kita berhadapan dengan negara aggressor yg serius, dan bersenjata lengkap; taruh kata asumsinya -- kemampuannya sebanding dengan Australia.
CATATAN: Jangan khawatir dulu! Australia yg demokratis tidak akan pernah menyerang Indonesia!
Sekarang bayangkan, apa yang akan dilakukan si negara agressor dengan kemampuan serba-lebih kalau sampai terjadi konflik dengan Indonesia?
Pertama2 mereka akan menghancurkan dulu lanud Supadio, Iswayudhi, Roesmin Nurjadin, dan Sultan Hassanudin, dengan target menghancurkan semua pespur TNI-AU, paling tidak sebanyak2nya di darat. Sisanya yang lolos -- hancurkan di udara!
Mereka tentu juga membawa pesawat AEW&C dan air tanker -- mudah untuk pespur mereka berputar2 menjaga langit di atas bandara yg bisa mengoperasikan Sukhoi atau F-16, kalau sampai ada 1 saja yg lolos dari Lanud2 standard TNI-AU.
Setelah tidak ada lagi perlawanan di udara, target selanjutnya adalah menenggalamkan sebanyak mungkin kapal TNI-AL --- terutama kapal2 besar yg bisa mengangkut helikopter, atau tank2 berat, apalagi Leopard.
Dengan demikian mobilitas TNI-AD atau Marinir Indonesia untuk mempertahankan pulau2 yg disengketakan akan berakhir.
Tahap selanjutnya -- rebut saja kepulauan yg dipersengkatakan; mungkin hanya akan menghadapi perlawanan yg minimal. Kalaupun masih dijaga, tidak akan ada bantuan yg datang baik dari laut ataupun udara.
Si agressor tidak akan perlu membuang2 korban jiwa untuk menghadapi TNI-AD di pulau2 besar seperti Jawa / Sumatera / Kalimamtan / Sulawesi.
Mereka bahkan tidak akan perlu untuk menjatuhkan 1 bom-pun diatas kota2 besar Jakarta atau Surabaya. Pabrik PT DI-pun tidak akan perlu mereka sentuh.
Wong, target mereka sudah tercapai.
Indonesia sudah kalah.
Inilah kenapa justru sudah saatnya Indonesia merubah pola-pikir sistem pertahanan kita yg negara kepulauan.
Mau KF-X, Su-35, atau F-16V yang akan membutuhkan lapangan udara yg mewah, dengan fasilitas maintenance yg lengkap tidak akan dapat menyelamatkan Indonesia KALAU benar menghadapi lawan yg serius.
Kita akan dipaksa KERAS lawan KERAS.
Dan dalam hal ini, keuangan kita yg terbatas sudah pasti tidak akan bisa bersaing.
Inilah kenapa Indonesia justru memerlukan sistem pertahanan ala Swedia.
Inilah kenapa Indonesia SANGAT membutuhkan pespur gerilya dengan kemampuan STOL dan maintenance yg minimalis (Gripen); DAN pengawasan sistem pertahanan udara yg jauh lebih rapi, dan lebih siap dibanding sistem gado-gado yg sekarang.
Sekarang bayangkan balik dalam skenario di atas:
Kalau aggressor tadi --- membom lanud2 TNI-AU di hari pertama, tp ternyata, TNI-AU sudah berhasil mengungsikan SEMUA Gripen ke landasan2 perintis yg disebar diseluruh Nusantara! Jadi mereka hanya berhasil membom pesawat2 "dummy" di landasan.
Kemudian dikala mereka merasa aman, dan merasa sudah mendapat "Air Superiority", tiba2 Gripen Indonesia bermunculan dari kiri-kanan.
Sistem pertahanan "gerilya" yg juga fully-networked, dan didukung passive radar system, berarti Gripen TNI-AU akan tahu benar kapan, dan dimana mereka harus menyergap untuk kerusakan yang semaksimal mungkin di AU negara aggressor!
Setelah Gripen menghabiskan IRIS-T dan Meteor di udara, semuanya juga bisa langsung kembali sembunyi ke landasan2 yg tersembunyi dimana2. Beberapa Gripen juga dapat dipasangi RBS-15 Mk-3, dan menjelajah jauh untuk menghabisi kapal2 musuh sebelum mendekat.
Sekian dulu.
iboy6 |
30 Oct 2015 10:25:29
@GI
yup sama ketika US menyerang Korea/Vietnam mereka mengira akan mendapatkan air superiority dgn mudah namun kenyataannya taktik gerilya udara korea/vietnam membuat mereka kerepotan
Melektech |
30 Oct 2015 13:05:17
Wow "Artikel" yang bagus bung @GI
Artinya dalam skenario apapun Indonesia pasti kalah, apabila melalui pertempuran terbuka dengan Australia.
Mereka mempunyai Budget yang sangat jauh diatas Indonesia
Pesawat tempur mereka banyak dan selalu diupgrade (modern)
Pesawat pendukung yang sangat mumpuni dan sangat lengkap
Pilot mereka sangat berpengalaman di pertempuran sesungguhnya (Timur Tengah)
Sistem network meraeka sangat terintegrasi
Sedang kita sama persis nasibnya dengan SEPAK BOLA kita, morat marit dan kacau balau
Skenario diatas sebenarnya sudah pernah saya paparkan beberapa tahun yang lalu di sebelah, namun yang terjadi malah caci makinya yang mengerikan.
errik |
30 Oct 2015 14:14:39
Saya sependapat dengan Bung GI & Bung Iboy6.
Kita mustinya belajar dari gimana caranya Vietnam Utara mengalahkan kekuatan adidaya dunia (satu2nya AS kalah perang ya cuma di Vietnam. Selebihnya mereka selalu menang perang lawan negara manapun!).
Di film Path to War ada adegan AS ngebom jembatan di Vietnam untuk putus rantai logistik musuh. Trus beberapa waktu kemudian pejabat2 AS di ruang rapat terkejut atas info bahwa dalam hitungan jam ternyata gerilyawan2 Vietnam pake sepeda bawa logistik ngelewati sungai. Trus dalam hitungan hari jembatan darurat dari bambu/kayu yg bisa dilewati truk udah selesai mereka garap. Pejabat2 AS yg sebelumnya yakin berbekal senjata canggih bisa tundukkan musuh dengan cepat akhirnya frustasi dengan perang gerilya yg berlarut-larut yg diterapin Ho Chi Minh dan jendral Võ Nguyên Giáp. Sebetulnya Vietnam sendiri 'belajar' itu dari perang kemerdekaan RI yg memang menerapkan strategi perang gerilya berlarut dari hutan2 sebagai lawan perang kilat Belanda yg menitik beratkan penguasaan kota2.
Nah, senjata yg memungkinkan diajak gerilya & sembunyi2 itu sebetulnya yg pas buat Indonesia. KCR, rudal2 manpads dgn pemandu canggih, itu salah satu senjata yg cocok buat gerilya & bisa sangat mematikan buat musuh meski keliatannya remeh (kurang greget kalo buat parade).
Entah kenapa rasanya Swedia memahami (kebutuhan) cara bertarung Indonesia. Tawaran2 dari Swedia selalu menarik. Bagusnya adalah beberapa 'sengaja' dibuat di sini :D
--> Klewang Class http://www.indomiliter.com/finally-tni-al-resmi-pesan-4-unit-kcr-klewang-class/#more-4138
--> RBS-15 http://www.indomiliter.com/rbs-15-mk3-rudal-anti-kapal-untuk-kcr-klewang-class-tni-al/#more-5191
--> Bonefish http://www.indomiliter.com/bonefish-usv-kapal-intai-tanpa-awak-berdesain-trimaran/
--> X38 Combat Boat http://www.indomiliter.com/x38-combat-boat-kopaska-dipercaya-untuk-evakuasi-darurat-barack-obama/
--> Tank Boat http://www.isigood.com/hal-baik-hari-ini/tank-laut-proyek-istimewa-pabrik-militer-di-banyuwangi/
--> Giraffe & RBS-70 NG http://www.indomiliter.com/giraffe-amb-generasi-penerus-radar-giraffe-40-arhanud-tni-ad/
--> SAM 3http://www.indomiliter.com/usv-sam-3-drone-laut-penyapu-ranjau-yang-battle-proven/
Entah kenapa Swedia dengan anggaran pertahanan sekecil itu bisa punya kemampuan militer amat canggih & cukup pede untuk tidak bergabung dengan NATO meski mereka persis bertetangga dengan negara2 agresif.
alex |
30 Oct 2015 14:42:04
saya balesnya di sini aja bung, makasih penjelasannya...jadi JF-17 tidak masuk hitungan ya..
Untuk gripen, secara teknis saya tidak akan meragukan.
Yang masih mengganjal adalah jika kita milih gripen, sejauh mana AS bisa mempengaruhi operasionalnya? misalnya menekan/melarang penggunaan gripen untuk operasi tertentu, atau bahkan menghambat pasokan part tertentu? Karena kalau tidak salah SAAB juga adalah anak perusahaan AS. Saya rasa sebagian dari kita masih parno dengan embargo.
Saya sudah baca2 artikel sebelumnya dimana bung GI adu argumen dengan bung Antonov (seru hehe..), Walaupun embargo sudah tidak ada dan kemungkinan ke depannya kecil, tapi tetap saja kita tidak bisa menihilkan kemungkinan bahwa embargo tetap bisa saja terjadi.
Skenario perang udara gerilya di atas sangat menarik. Kita memang belum tahu perkembangan politik kawasan ke depannya. Tapi misalnya, jika suatu saat kita dalam posisi harus 'berhadapan' dengan AS/blok barat, sejauh mana gripen bisa diandalkan?
Apakah gripen bisa tetap operasional jika tidak mendapat support dari produsennya?
Satu lagi, full TOT yang ditawarkan apakah sudah ada informasi yang lebih detail (tot nya apa aja)?
GI |
30 Oct 2015 15:02:39
@bung alex,
IMHO, kemungkinannya hampir tidak ada kalau Indonesia sbnrnya akan berhadapan dengan negara2 block Barat.
Terutama dengan Australia -- sy sudah pernah menuliskan -- Australia justru membutuhkan Indonesia sebagai salah satu partner utama untuk menjamin keamanan mereka secara strategis.
Pola pikir mereka juga sudah berubah banyak sejak tahun 1960-an --- apalagi dahulu sempat ada era "konfrontasi Malaysia"!
Lagipula krisis Timor Timur sudah berakhir; sudah tidak ada lagi batu sandungan dalam hubungan kedua negara.
Skrng Australia justru berpikir; Indonesia yang kuat, berarti perbatasan utara Australia keamanannya akan terjamin; tidak hanya secara strategis, tapi juga dalam menangani kasus para pengungsi gelap.
Dari segi tarik-ulur politik juga, IMHO, tidak ada keuntungannya memusuhi US / Australia.
Kalau ada perselisihan atau beda pendapat, kemungkinan besar kita hanya akan bermusuhan sementara waktu secara diplomatis -- seperti tempo hari ketika ada eksekusi WN Australia (!); tapi kedua pihak akhirnya akan tahu batasan untuk saling mengalah.
(mengenai pasokan spare part US --- bersambung)
GI |
30 Oct 2015 15:45:33
Pertama2, SAAB adalah perusahaan (publik) produksi militer Swedia yg independen kok; tidak ada hubungannya dengan US.
Terus terang, sebenarnya US memang bukan penjual senjata yg suka main jujur, dan berlapang dada. Dalam pasokan beberapa part untuk Gripen Thailand, contohnya (baca saja Link di atas), mereka kadang suka "tak sengaja" menunda pasokan part yg dibutuhkan.
Tindakan2 usil spt ini sbnrnya hanya sifat merajuk sementara gara2 F-16 atau F-18 mereka kagak terbeli. Biasanya hanya terjadi ketika negara spt Thailand, atau Brazil baru saja teken kontrak untuk membeli. Konsekuensinya tidak panjang; dapat diselesaikan melalui protes "ringan" secara diplomatis. Paling sesudahnya, mereka yg malu sendiri kok.
SAAB juga sebenarnya pintar untuk me-minimalisasi jumlah % kandungan di Gripen yg buatan US; terutama hanya berkonsentrasi di mesin GE F414.
IMHO, jangka panjang kita tidak perlu khawatir mengenai mesin GE buatan US.
Reputasinya sangat baik -- perawatannya mudah, dan umurnya akan sepanjang umur pesawat.
Wong, dahulu di masa puncak embargo saja, kita masih dapat menerbangkan F-16 kok. Beberapa pengamat Barat sampai terkaget2; sudah tidak ada part, kok masih bisa terbang?
India juga dalam tahap akan memborong keluarga mesin F404/F414 untuk LCA Tejas mereka kok. Dan kemungkinannya cukup besar kalau mereka akhirnya juga akan "terpaksa" membeli Gripen-NG utk menggantikan MiG-21 mereka -- artinya lebih banyak lagi mesin F414.
Ini artinya kalau sampai pasokan beberapa part penting untuk F414 (andaikata dipersulit), akan banyak jalan belakang untuk memperolehnya dari pihak ketiga.
===================================================
Tambahan: Kalau mau membandingkan dengan buatan Russia:
===================================================
Sy sudah pernah menuliskan ---- yang sampai sekarang masih belum dipahami banyak orang: Russia itu TIDAK MANDIRI dari segi Alutsista, karena mewarisi sistem produksi Soviet.
Yang lebih parah lagi: mesin buatan Ruski sudah termasyur tidak akan tahan lama, banyak part-nya sudah harus diganti, bahkan sebelum jadwal maintenance-nya mulai.
Kalau memesan spare part --- yah, embargo sih tidak ada, tapi barangnya juga belum tentu ada (!!), karena sistem spare part mereka sebenarnya kacau balau, ATAU memang ada agen perantara yg usil minta lebih banyak komisi (!!).
..... sudah faktor resikonya demikian kacau, apalagi untuk spare part pesawat yang LANGKA, seperti Su-35....... cilaka dah
Dengan sekarang Russia memusuhi Ukrainia --- keadaannya justru akan sangat runyam dalam jangka panjang.
Warisan sistem Soviet, berarti banyak pabrik Ukrania yg memproduksi spare part untuk senjata2 Russia ---- termasuk sistem hydraulic yg diipakai di keluarga Sukhoi Flanker.
Dan ini tidak akan mudah (atau kadang mustahil) disubsitusi produksi dalam negeri Russia.
Part dari US, kadang memang bisa dipersulit, tapi paling tidak kualitas dan pasokannya akan terjamin; krn sistem produksi mereka rapi.
.
Beli dari Russia, berarti seperti memasang taruhan; nggak tahu kapan bisa tiba2 rusak sendiri, atau harganya naik-turun nggak karuan.
Dengan US$ melambung tinggi terharap Rubel --- ini malah faktor resiko tinggi, karena para agen perantara (termasuk Rosoboronexport) akan mau MEMAKSIMALKAN pendapatan US$$ mereka.
suprianto |
30 Oct 2015 16:14:28
Mas GI itu skenarionya gimana ya kok bisa mindahin Gripen Indonesia kedaerah tersembunyi, artina kan udah tau duluan ada musuh mau datang. Kalau udah tau musuh mau datang knp ga manfaatin yg namanya sam (catatan udah ada) dan nerbangin Gripen Indonesia langsung ngelawan? Knp mesti nunggu di bom in dulu?
GI |
30 Oct 2015 17:10:13
Begini,
Skenario ini memang sengaja sudah disederhanakan sekali -- bukan skenario yg ultra realistik.
Sy hanya menggarisbawahi kalau logikanya apa yg akan dibom lawan terlebih dahulu adalah Lanud TNI-AU.
Dalam setiap konflik, jauh lebih mudah membom pesawat musuh di darat, drpd menghadapinya di udara. Sejak tahun 1941, setiap pihak pengerang tentu akan berusaha mencapai ini.
Logikanya, dalam skenario sederhana ini -- Gripen bisa sudah disembunyikan dahulu dilain2 tempat -- jadi kalaupun Lanud2 tsb bisa kecolongan dibom, tidak akan ada kerusakan yg berarti.
Contoh Skenario sederhana #2 utk memanfaatkan Gripen:
12 J-16 (Sukhoi Su-30MK2 copy) dikawal oleh 8 J-11D (Su-27 copy dgn AESA radar) PLA-AF sedang melaju untuk menyerang Lanud Supadio -- kelihatannya seolah2 pertahanannya kosong, padahal mereka sudah diawasi dgn seksama.
Sewatu mereka sudah dekat ke target, tiba2 seperti pesawat stealth -- Gripen dari Sku-01 "Elang khatulistiwa" yg dipangkalkan dari 4 tempat darurat yg berbeda tiba2 menyergap dari belakang formasi mereka sebelum bom pertama dijatuhkan diatas target!
Meteor BVRAAM mempunyai pK 5x lebih tinggi kalau ditembak dari belakang!
4 dari 20 Sukhoi tertembak jatuh; Tidak banyak, tapi semua Gripen dapat mundur tanpa ada korban, walaupun bbrp PL-12 missile berhasil ditembakkan lawan.
Komandan PLA-AF kemudian mengontak pesawat tanker. Pertempuran dengan Gripen Indonesia menghabiskan banyak bahan bakar utk manuever, dan semua bomb jg terpaksa dibuang di atas laut bebas.
Lohh?? Kontak sudah terputus?
Ternyata formasi Gripen yg lain sudah menghancurkan Il-78 tanker mereka!
Akhirnya, hanya 4 pesawat yg berhasil mendarat kembali di pangkalan PLA-AF di kepulauan Spartley, sisanya kehabisan bahan bakar dan sudah mencebur ke laut.
Melektech |
30 Oct 2015 18:47:25
mungkin maksud mas @suprianto seperti ini :
Sebelum perang besar (penyerbuan) pasti ada perang kecil dan ada gelagat.
pihak INTELEJEN pasti sudah mengendus akan adanya penyerbuan, cuma kapan ? pasti sangat sulit memastikannya
Contohnya :
Kejadian di Pearl-Harbour tahun 1942 sebetulnya AS sudah mencium gelagat penyerbuan besar besaran Jepang, namun tidak ada yang tahu Targetnya dimana ?
di Pearl Harbour yang dihancurkan dahulu adalah semua pangkalan AL dan AU, sehingga Pearl-Harbour di Hawai lumpuh total
Keistimewaan gripen adalah pesawat ini sudah build-in APU (alat untuk men-starter pesawat), sedang Sukhoi dan F-16 tidak punya, butuh APU dari luar pesawat, dan butuh operator pembantu yang banyak
Gripen didisain khusus untuk take-off dan landing di jalan raya lurus, sepanjang 600 meter.
di Indonesia, ada RIBUAN jalan seperti ini menyebar dari sabang sampai merauke
Gripen didisain dapat cepat di Reload BBM dan Amunisi, seperti mobil balap formula F1
Gripen juga sangat mudah di perbaiki, hanya butuh 4 orang saja untuk mengganti mesin
Dengan keistimewaan di atas, Gripen mudah disembunyikan dimana saja, tidak butuh Lapangan Udara, hanya butuh truk tangki BBM dan Truk pengangkut Amunisi serta Truk Recovery
rudal SAM, berapa Indonesia punya stock SAM ?
Itulah kenapa Indonesia memilih Manpad dan Artilery Anti Pesawat semisal Skyshield dan TD2000, karena biaya perawatannya sangat murah.
Rudal SAM Buk-M meskipun kita bisa beli (dalam jumlah sangat sedikit), belum tentu kita dapat merawatnya, apalagi S-300 atau S-400
Contohnya rudal RAPIER dan RBS-70, yang dibiarkan begitu saja tanpa perawatan, sampai masa pakainya habis total
suprianto |
31 Oct 2015 10:01:03
Mas gi, skenario yg mas sampaikan kelihatannya memamg keren tp mnrt saya ga realistis bisa terjadi dan kecil kemungkinan skenario keren ini bisa terjadi. karena skenario mas gi ini hanya bs berjalan sempurna dgn catatan pemindahan gripen indonesia kelokasi tersebunyi berjalan mulus tanpa tercium sama sekali oleh penyerang.
Masalahnya apakah ada lokasi lanud indonesia yg tersembunyi sperti swedia yg ada di hutan dan di goa? kalau ga ada maka kemungkinan diketahui musuh tetap besar entah itu melalui citra satelit ato operasi intelegen. Ga mungkin kan ada negara lain yg nyerang indonesia tanpa melubatkan operasi intelejen untuk melihat pergerakan militer indonesia.
klo ga ada pangkalan tersembunyi altermatifnya manfaatin jalan raya. masalhnya gimana cara memindahkan gripen indonesia ke jalan raya tanpa diketahui musuh? gimana cara bikin jalan itu steril dari gangguan agar gripen indonesia bisa mendarat dan sembunyi tanpa diketahui? apa ga bikin heboh masyarakat yg pastinya akan bocor ke medsos yg bakal mudah diketahui musuh?
Jd kalau mindahin Gripen indonesia ke pangkalan lain ato jalan raya tanpa ketahuan musuh sangat susah, lalu apa gunanya skenario ini? Toh musuh bs tau dimana gripen indonesia disembunyikan, ya sekalian aja di bom musuh sembari bom pangkalan yang sebenarnya. Sama sama hancur semua. Dan indonesia kalah total
itumakanya saya katakan skenario keren itu sama sekali ga realistis di indonesia. kecuali kalau indonesia punya pangkalan udara tersembunyi di goa atau di hutan seperti swedia. Tanpa itu, skenario itu ga berguna.
lbh baik jika ada musuh datang, ya langsung dihajar saja tanpa harus sembunyi sembunyi segala.
suprianto |
31 Oct 2015 10:16:00
mas melektek, sprti komen saya diatas, katakanlah indonesia ada ribuan jalan 600meter yg bisa didarati secara teori. masalahnya kan tetap saja jalan trsbt hrs di sterilkan dari gangguan kan. lucu aja kan gripen mau mendarat di jalan di satu daerah, eh ada truk tronton yg lg melintas. sterilkan jalan ini kan bukan pekerjaan satu menit dua menit kan? Itu dr segi waktu yg dibutuhkan
dari segi kerahasiaan misi, gimana cara mindahin gripen indonesia ke jalan raya tanpa bikin kehebohan masyarakat dan tanpa diketahui intelejen musuh? Klo musuh tau lokasi persembunyian gripen indonesia di jalan raya, sama aja boong taktik bersembunyi ini sama sekali ga berguna
lbh baik ya klo ada musuh datang ya dihadapi ga usah pake acara sembunyi sembunyi segala. Wong indonesia jgvga punya tempat pangkalan tersembunyi
klo mas melektek bilang gripen bisa ganti mesin dgn personil terbatas dlm waktu singkat, ya kita perlu buktu sih. klo ngomingin bukti nyata, F-16 Indonesia justru pernah ganti mesin di pangkalan aju dgn personil terbatas hanya dalam 1 jam. setelah itu pesawat F-16 bisa terbang lagi jalankan misi. Kejadiannya ketika ambalat lg panas panasnya.
suprianto |
31 Oct 2015 10:31:44
om melektek bilang klo gripen indonesia yg disebunyikan itu ttp butuh truk pengangkut bbm dan amunisi kan. nah misalkan lah gripen indonesia dah berhasil mendarat dijalan raya yg tentu saja memerlukan waktu yg lama buat sterilkannya. lalu truk bbm dan amunisi itu kan harus punya waktu jg buat sampai di lokasi. terkhusus buat truk pengangkut amunisi, munculnya dari mana ini truk? emang amunisinya ada tersedia di jalan raya? kan enggak, amunisinya kan harus diangkut dgn pesawat sperti katakanlah CN-235 atau C-295. pesawat pengangkut amunisi ini kan harus mendarat di landasan yg tersedia kan bukan ikutan mendarat di jalan raya. amunisi yg dari pesawat ini yg diangkut oleh truk pengangkut amunisi ke lokasi pesembunyian gripen indonesia di jalan raya. katakanlah jaraknya sekitar 120km dari lanud terdekat, artinya butuh minimal 2 jam buat sampe di lokasi persembunyian gripen. Apa ga keburu di hajar musuh itu klo hrs nunggu 2 jam.
katakanlah itu semua udah dipersiapkan sehari sebelumnya dah sudah ready semua, apa musuh ga punya intelejen mengenai adanya pergerakan CN-235 ke satu lanud tadi. trs klo mereka sudah tau jangan jangan lanud ini dan lokasi persembuyian gripen indonesia duluan yg di hancurin musuh sblm hancurin pangkalam sebenarnya.
trs apa gunanya taktik ini?
suprianto |
31 Oct 2015 10:40:59
om melektek, tadi saya katakan manfaatin aja SAM buat melawan musuh yg mau masuk. Trus om bilang, brp jumlah sam yg dimiliki indonesia. Kalo skrang SAM jarak 18 KM keatas sih blm ada di indonesia sama seperti Gripen yg jg blm ada di indonesia. makanya saya bicara dgn catatan sudah ada di masa datang, sama sperti kita bicara skenario keren gripen ini dgn catatan indonesia sudah punya gripen
mnurt saya skenario yg disampaikan mas GI diatas sama sekali ga realistis bagi indonesia dan sangat kecil kemungkinan itu terjadi. Dan kalaupun skenario ini dijalankan indonesia, bukannya kemenangan yg di raih tetapi kekalahan yg lbh telak lagi.
skenario terbaik menurut saya tetap manfaatkan SAM dan terbangkan pesawat tempur Indonesia buat melawan sblm pesawat musuh mendekati wilayah stategis indonesia.
bersembunyi dan membiarkan pesawat musuh bebas diudara dan mencapai pangkalan stategis meski hanya untuk waktu beberapa menit saja, menurut saya adalah tindakan yg sangat ceroboh. dan saya ga yakin petinggi militer indonesia seceroboh itu
GI |
31 Oct 2015 10:55:19
@suprianto,
==============================
skenario terbaik menurut saya tetap manfaatkan SAM dan terbangkan pesawat tempur Indonesia buat melawan sblm pesawat musuh mendekati wilayah stategis indonesia.
==============================
Dengan kata lain, menurut skenario anda: gunakan saja strategi yg konvensional -- dan dengan demikian mudah untuk ditebak / dibaca lawan?!?
Jadi taruh saja semua pesawat2 tempur itu di pangkalan udara standard; warning dari radar di darat, dan SAM akan bisa melindunginya dengan baik dari serangan mendadak?
Lihat saja bagaimana kita bisa tahu berapa banyak pesawat yg dikirim Russia ke Syria, karena mereka diparkir dengan begitu indah:
==================================
http://theaviationist.com/2015/09/21/new-satellite-image-unveils-an-impressive-line-up-of-12-russian-su-25-frogfoot-attack-jets-in-syria/
==================================
Wah, terlihat dari satelit, bukan?
Penyerang tinggal lock GPS coordinate-nya, kirimkan saja sekitar 40 - 50 cruise missile --- tidak akan ada satupun pesawat Russia itu yg masih bisa terbang!
Cruise missile modern RCS-nya luar biasa rendah -- hampir seperti stealth fighter ---- dan dapat terbang sangat rendah agar tidak terlihat sudut deteksi radar di darat. Cruise missile modern juga mempunyai kemampuan untuk menghindari SAM / Air defense.
Lihat contoh RBS-15 Mk-3:
======================================
http://www.naval-technology.com/projects/rbs15-mk3-surface-to-surface-missile-ssm/
======================================
PRC juga membuat kemajuan yg cukup besar dalam tehnologi cruise missile -- melalui innovasi dan ilmu main tilep:
======================================================
http://www.popsci.com/china-shows-its-deadly-new-cruise-missiles
======================================================
suprianto |
31 Oct 2015 11:07:12
mas GI, pernyataan saya sangat sederhana. Skenario yg mas GI sampaikan diatas hanya berguna jika indonesia punya pangkalan tersembunyi. kenyataannya indonesia sama sekali tak punya itu.
selama tidak ada pangkalan tersebunyi, gripen indonesia mau dipindahkan kepangkalan manapun tetap bisa terbaca satelit dan operasi intelejen lawan.
kalau pesembuyian diketahui lawan, sama sekali ga berguna bersembunyi. Lebih baik segera terbang begitu tau ada musuh yg datang. Dan hadapi segera.
katakanlah musuh punya teknologi cruise missle yg bagus sperti mas GI sampaikan diatas, kalo mereka tau lokasi dimana gripen indonesia sembunyi, bukankah itu yg akan di serangnya?
artinya mau disebunyikan atau tetap berada di lokasi pangkalan sebenarnya, selama diketahui musuh, tetap memiliki resiko besar dihancurkan di darat sebelum terbang jika pesawat tersebut cuma terparkir indah di pangkalan walaupun tau musuh udah mau datang.
itulah sbabnya saya katakan jika ada musuh datang, ya hadapi segera jangan biarkan mereka menguasai udara strategis indonesia meski itu satu menit sekalipun.
cara hadapinya ya terbangkan segera pesawat tempur itu kelokasi musuh berada bukan diterbangkan untuk bersembunyi terlebih dahulu dan baru menyerang beberapa jam kemudian setelah semuanya hancur.
GI |
31 Oct 2015 11:13:27
=====================================
Jd kalau mindahin Gripen indonesia (atau CN-235) ke pangkalan lain ato jalan raya tanpa ketahuan musuh sangat susah, lalu apa gunanya skenario ini?
=====================================
Inilah kenapa anda justru harus membaca lebih banyak dahulu.
Logistic footprint untuk Gripen sudah di-desain untuk lebih rendah bahkan dibandingkan F-16 yg dinilai low-maintenance. Pertama2, tidak harus selalu perlu CN-235 untuk selalu support Gripen.
Untuk pangkalan di jalan raya atau di ratusan landasan perintis yg sudah tersebar di Indonesia, sebenarnya cukup 1 truk --- dengan 1 tehnisi dan 5 orang semi-terlatih sudah cukup kok untuk membuat pangkalan "perang Gerilya" untuk Gripen.
Perhatikan saja Youtube video ini --- bahkan pelajar SMA saja kalau sudah dilatih beberapa kali juga akan bisa membantu tehnisi-nya kok; karena Gripen-system itu sudah di-desain untuk begitu mudah untuk dipakai:
========================================
https://www.youtube.com/watch?v=WoW4OXenm0Y
========================================
Kalau infrastruktur-nya sudah siap --- Gripen dapat disembunyikan dimana saja, tidak harus diparkir dengan indah di apron Lanud Iswayudhi untuk menunggu Cruise missile lawan datang menghantam!
Terakhir, tidak akan semudah itu untuk bisa melihat kapan / bagaimana pesawat2 kecil seperti Gripen, atau CN-235 dapat dipindahkan dari pangkalan utamanya.
Logika sederhananya --- memangnya ada berapa jumlah pesawat besar dan kecil yg berlalu-lalang melintasi wilayah udara Indonesia. Setiap hari, setiap jam, ada ribuan pesawat, bukan?
Gripen akan dapat "membaur" / bersembunyi di belakang pesawat lain, dan/atau terbang rendah, mengubah-ngubah arah --- sengaja agar tidak terlihat pengawasan mata, radar, atau satelit.
Dan yang paling penting --- dimana Gripen akan mendarat --- tidak akan bisa ditebak lawan!
Hanya perencana Indonesia yang tahu. Ini juga akan menyulitkan --- KALAU misalnya lawan mempunyai kemampuan tracking yg begitu handal (belum tentu!).
GI |
31 Oct 2015 11:26:16
=======================================
Skenario yg mas GI sampaikan diatas hanya berguna jika indonesia punya pangkalan tersembunyi. kenyataannya indonesia sama sekali tak punya itu.
=======================================
Oh, kalau pangkalan darurat di jalan raya sih, Indonesia memang belum siap --- wong, jalanan kita rata2 amburadul begitu, mana bisa didarati pesawat?
Sy sudah pernah menuliskan --- KALAU Indonesia membeli Gripen, pemerintah dapat merencanakan tahap pembangunan infrastruktur selanjutnya di-TARGET-kan untuk membuat beberapa jalan lurus 800 meter yg sengaja untuk MUNGKIN bisa dipakai Gripen di saat krisis.
Tapi ini masih terlalu jauh.
Indonesia sudah mempunyai ratusan / ribuan landasan perintis, bukan?
Yang hanya bisa didarati pesawat baling2 bambu, tapi tidak mungkin bisa didarati jet?
Tempat2 inilah yg bisa menjadi pangkalan "dadakan" untuk Gripen.
Dan kalau sudah didaratkan sih --- tehnik kamuflase modern akan dapat menyembunyikannya dengan mudah.
==================================================================
Jadi begini --- daripada debat kusir untuk detail2 yg kecil2 semacam ini, sudah saatnya mencapai penutup:
Gripen system akan memberikan kesempatan untuk Indonesia berinovasi, dan akhirnya memberi kemampuan untuk Indonesia dapat "bersaing dengan negara tetangga", tanpa perlu menghabiskan ratusan juta per jam di biaya operasional; dan kemungkinan besar akan dihancurkan di landasan sebelum terbang di saat konflik.
Pespur dgn logistic footrprint yg kecil, dan kemampuan STOL -- berarti TNI-AU tidak seperti sekarang harus menghabiskan banyak uang untuk meng-upgrade status setiap Lanud menjadi tipe A atau B!
=================================
http://tni-au.mil.id/berita/tujuh-pangkalan-tni-au-mengalami-peningkatan-status
=================================
Tanpa system dari SAAB (tidak hanya Gripen), saat ini sebaiknya kita berharap kalau sistem pertahanan Indonesia tidak akan pernah diuji selamanya.
Kalau tidak, skenarionya sudah cukup indah kalau kita akan mengulangi tragedi 5-Juni-1967
================================
https://en.wikipedia.org/wiki/Six-Day_War
================================
suprianto |
31 Oct 2015 11:27:04
mas GI saya menang ga banyak membaca dan ga seperti mas GI yg sudah banyak membaca dan punya segudang ilmu. Maafkan saya jika saya yg kurang pengetahuan ini mempertanyakan skenario mas yg sudah banyak sekali pengetahuannya
tp menurut saya yg kurang membaca dan kurang pengetahuan ini, skenario keren mas GI sama sekali ga realistis terjadi di indonesia. mas bisa sampaikan banyak cara menyembunyikan Gripen indonesia kelokasi tersebunyi tanpa diketahui musuh. tapi intelejen musuh juga punya banyak cara untuk mengetahui itu
artinya skenario memindahkan gripen kelokasi tersembunyi tanpa terbaca musuh itu bukan hal gampang dan mudah
katakanlah skenario menyembunyikan gripen ke lokasi tersbunyi ini berhasil dgn sangat mulus, lalu kita biarkan pesawat musuh bom lanud besar dulu sampe mereka puas dan setalh mereka puas membombandir dgn cantik semua lanud besar, baru pesawat gripen indonesia yg bersembuyi itu datang menghajar seperti pahlawan kesiangan?
errik |
31 Oct 2015 11:34:29
Tetep lebih aman kita punya cadangan yg tersembunyi ato disimpan di berbagai tempat yg diroling terus menerus sehingga musuh agak kesulitan memastikan. Gak segampang itu bisa memastikan pergerakkan musuh real time. Bahkan bisa aja yg dilihat lg dipindahkan itu dummy.
Nah, masalahnya adalah Indonesia blum pernah latian sembunyi2an seperti itu. Singapura, Taiwan, Swiss sudah terbiasa latian 'gerilyain' pesawat & senjata2 seperti itu. Bahkan jet2 & alutsista Swiss ada yg disimpan di dalam gua & gunung. Tp sampe sekarang kita nggak tau di wilayah mananya.
Nyembunyiin pesawat CADANGAN & sering dipindah-pindah & disebar di mana-mana (termasuk dummy2nya) bagaimanapun juga, menurut logika saya, lebih baik daripada cuma mangkalin di pangkalan2 yg udah jelas2 terbaca & diketahui jauh2 hari oleh musuh. Bisa aja kita intersep musuh duluan sebelum nyampe wilayah kita. Tapi kita juga musti selalu siap jika intersep kita gagal meski yg dikerahin untuk intersep adalah jet gahar. Misal kayak intersep sukhoi atas pesawat baling2, & T-50 yg sampe berhari-hari. Kalo musuh beneran, pangkalan kita udah hancur. SAM juga nggak segampang itu nangkis serangan udara. Lha itu Mesir, Irak, Suriah yg sistem SAM-nya jauh di atas Indonesia aja bisa jebol. Kasus Perang Malvinas/Falkland terkait pertahanan udara kapal2 Inggris juga gitu (mustinya nggak ada kapal Inggris yg berhasil dihajar pesawat musuh). Bahkan Israel juga masih kecolongan beberapa roket milisi musuh.
Jadi menurut saya mobilitas & kemampuan sembunyi-sembunyi itu tetep salah satu cara mematikan ngelawan musuh yg jauh lebih gede. Sayang kalo kita kesampingkan itu. Kita bisa lihat bagaimana Soviet kerepotan di Afganistan, AS & sekutunya juga masih kerepotan di tempat sama (sebelumnya AS udah pernah kerepotan sampe kalah di Vietnam), ditambah skrg ngelawan ISIS di Irak-Suriah yg sebetulnya gampang2 aja seandainya ngeliat pergerakkan lawan itu seperti lagi maen Blitzkrieg ato Sudden Strike Series. Tp kenyataannya secanggih apapun teknologi militer blum bisa menyamai kemudaan seperti di game itu.
suprianto |
31 Oct 2015 11:46:30
mas GI, saya ga sdng debat kusir kok saya hanya mempertanyakan skenario keren mas GI yg dgn begitu pede nya bs hancurin musuh dgn sangat mudah dan mulus
saya hanya ingin menyampaikan skenario mas tersebut sangat tidak realistis untuk Indonesia. untuk Swedia, swiss dll saya yakin skeranio itu sangat berguna, tapi tidak untuk indonesia.
Trus mas GI bilang dgn beli Gripen indonesia ga perlu upgrade beberapa pangkalan AU? saya yg kurang membaca dan kurang pengetahuan inj sih bilang, mau indonesia beli gripen atau pesawat apapun, lokasi pangkalannya harus di upgrade, minimal tipe B. mana ada di indonesia pangkalan pesawat tempur yg hanya pangkalan tipe C, kecuali pangkalan aju.
saya yg kurang baca ini memahami bahwa berita yg mas GI sebut ttg rencana upgrade pangkalan itu adalah krn adanya rencana pemerintah buat pangkalan baru untuk menempatkan pesawat tempur baru di masa datang, ato minimal pangkalan ajunya.
mau pesawatnya yg dibeli Gripen sekalipun pangkalan utamanya tetap harus minimal tipe B, bukan C. jadi upgrade pangkalan itu, terlepas pesawat apapun yg dibeli Indonesia harus tetap dilakukan. Itu sih yg saya pahami sbg orang yg kurang baca dan kurang pengetahuan, ga seperti mas GI yg sudah banyak baca dan banyak pengetahuan
suprianto |
31 Oct 2015 12:01:08
mas erik, mas bilang akan lebih baik kalau indonesia punya pangkalan tersembunyi. kenyataannya sama sekali ga ada pangkalan indonesia yabg tersembunyi sperti Swedia, swiss, singapura dll.
Kalau rolling terus menerus bukan solusi untuk bersembuyi dari musuh. Toh F-16 dan Flanker indonesia juga sering bgt do rolling ke seluruh indonesia kan?
mas erik ngomongin pesawat dummy dan cadangan, kenyataannya ga ada pesawat dummy di indonesia. ngomongin pesawat cadangan ditengah pesawat aslinya saja jumlahnya seiprit rasanya gimana gitu.
Benar memang yg mas erik bilang, kemampuan bersembuyi itu akan berguna meleawan musuh, kemyataannya indonesia sama sekali tak punya tempat pangkalan tersembunyi sebagaimana halnya swedia dan swiss yg nerapkan taktik ini
yg mas erik bilang benar bajwa SAM ga akan mampu menghabisi semua musuh apalahi klo musuh banyak. apalagi indonesia yg ga punya SAM, trs pesawat tempurnya langsung ngumpet begitu musuh datang dan biarin musuh ngebom sepuas hatinya dulu baru ngelawan kayak pahlawan kesiangan.
phoenix15 |
31 Oct 2015 15:29:49
@Supriyanto
Anda ngmong nya pada kondisi saat ini, sedangkan yang lain-lain ngomong nya adalah skenario. Jika anda mau ngomong kondisi sekarang-sekarang saja, gak perlu diskusi lagi, anda benar semua nya.
Saya menikmati komentar GI, Erikk, dan juga Melektech, membuat konsep pertahanan udara, network centric, dan apa kelebihan Gripen NG dibanding lain terutama kemampuan untuk bisa terbang dari berbagai landasan pacu. Kita sedang memikirkan seandainya Gripen NG ada dalam satuan kekuatan udara kita. Tentu saja Gripen NG nya belum ada, dan tentu saja semua adalah analisis, dan itulah kenapa blog ini ada. Semua dianalisis, mencari sumber referensi yang logis. Jika anda mau ngomong realistis-realistis, temanya adalah harga bahan pokok, asap di Sumatera-Kalimantan, dan Pansus Pelindo II. Bukan tentang konsep pertahanan. Adalah bukti pertahanan udara kita belum solid. Sukhoi sepertinya belum bisa komunikasi dengan F-16 kita. Mengejar musuh selalu telat karena radar di darat tidak bisa mengcover semua wilayah udara. Dan disinilah tawaran SAAB datang.
Jadi temanya adalah, Bagaimana GRIPEN NG bisa menutupi kelemahan tersebut. Sekali lagi, jika anda kesulitan memahami kondisi diskusi disini,, ya apa boleh buat. Diskusi akan jadi debat kusir. Gitu lho, masak susah seh ?
suprianto |
31 Oct 2015 17:06:44
mas phoenix, saya ga bilang kondisi saat ini tp saya hanya menjelaskan bahwa skenario keren mas GI diatas sama sekali ga berguna di indonesia
diatas mas GI bilang, strategi gripen indonesia adalah kalau ada ancaman datang, gripen indonesianya diumpetin dulu di lokasi rahasia, dan biarkan musuh bom lanud yg sdh kosong. Seyelah musuh puas membombardir baru gripen indonesia keluar dari persembunyian buat ngelawan.
saya hanya menjelaskan klo membiarkan pesawat tempur musuh menguasai udara dan mendekati lokasi stategis indonesia dan pesawat gripen indonesia malah disembunyikan, bukan diterbangkan untuk melawan adalah kecerobohan fatal
makanya saya tulis diatas kalau ada musuh datang, maka cara terbaik adalah segera terbang untuk melawan, bukan segera terbang untuk sembunyi
skenario keren mas GI diatas hajya bisa terjadi klo indonesia bisa memindahkan gripen kelokasi tersembunyi tanpa diketahui sedikitpun oleh musuh, ini yg saya sebut mustahil. Maka skenario keren itu jg mustahil terjadi
saya hanya coba sampaikan itu, tp mas Phoenix malah menangkap maksud berbeda. klo mas ga bisa paham apa maksud saya, ya apa boleh buat. Mungkin benar sperti kata mas GI saya kurang baca shngga ga bisa membuat mas Phoenix mengerti maksud saya meski sudah berkali kali saya tulis. Walopun perasaan saya apa yg saya sampaikan sangatbjelas
gitu loh, masak mas Phoenix susah ngertibya sih
phoenix15 |
31 Oct 2015 17:22:56
@Supriyanto
Capek deh, kalo mbuletisasi. Coba kita liat tulisan bung GI
---------------
Kalau aggressor tadi --- membom lanud2 TNI-AU di hari pertama, tp ternyata, TNI-AU sudah berhasil mengungsikan SEMUA Gripen ke landasan2 perintis yg disebar diseluruh Nusantara! Jadi mereka hanya berhasil membom pesawat2 "dummy" di landasan.
---------------
Ingat kalimat dimulai dengan KALAU Agressor menyerang LANUD, artinya conditional sentence. Dalam perang modern adalah lumrah untuk melumpuhkan kekuatan udara dengan nyerang LANUD nya. Dan maksud GI adalah Gripen itu bisa ditaruh dimana saja, dan itu kelebihannya. Maka sebelum LANUD diserang, kan pasti tau kalau musuh akan datang, tapi tidak tau jam berapa, siang apa malam. Gripen di ungsikan dulu. Bagus nya memang LANUD dijaga supaya tidak luluh lantak. Hanya saja, black box nya adalah jika LANUD diserang. Maka kita masih punya Gripen NG untuk pertempuran jangka panjang. Jika pake heavy fighter macam F-15, F-22, atau mungkin Sukhoi, sekali LANUD hancur, susah kita terbangkan lagi, karena landasan pacu, dan alasan yg lain.
Kondisi real tidak sederhana, tapi itu adalah perumpamaan KALAU LANUD diserang, GRIPEN NG masih bisa diterbangkan, dari landasan lain, bahkan JALAN RAYA. Full Stop.
Kalau anda gak mau mengerti kondisi perumpamaan, ya itu silahkan saja. Bebas-bebas aja.
suprianto |
31 Oct 2015 17:36:35
mas phoenix, saya juga tau itu KALAU, krn ga mungkin terjadi skrng jd kita hanya berandai andai.saya jg berandai andai
sudah saya tulis dgn jelas diatas bahwa KALAU skenario keren mas GI diatas hanya bs terjadi jika musuh sama sekali tak tau pergerakam gripen indonesia yg disembunyikan itu sblmnya.
masalahnya gimana cara memindahkan gripen indonesia dgn cepat dan tanpa tercium sedikitpun oleh musuh? Kedengarannya memang keren, tp itu ga semudah mengatakannya mas.
mas sebut bisa mendarat di jalan raya, mas kira mendaratkan pesawat tempur dijalan raya itu mudah? Membuat jalan raya itu steril dari ganggun bisa satu menit dua menit? menunggu steril landasan di jalan raya keburu di hancurin pesawat tempur musuh mas... Mas bisa sebut itu teknik keren, tp saya jg bisa itu teknik yg sama sekali ga berguna.
iboy6 |
31 Oct 2015 18:27:37
Kalau dalam keadaan perang semua taktik mungkin bung jgnkan jalan raya sepanjang 800m satu kota dikosongin itu dimungkinkan
tapi g usah susah2 nunggu strerilin kale kalau dalam keadaan perang emang rakyat sipil masih mau jalan2 pake mobil/motor?
errik |
31 Oct 2015 18:36:49
hehehe... yg jelas ngebom seluruh landasan2 perintis kita yg jumlahnya ratusan (mungkin ribuan), ditambah jalan2 lurus yg mau dibangun di ribuan tempat (kayak di perbatasan kalimantan yg lg proses), gak segampang ngebom sekian pangkalan tipe A dan B dan C.
Lha Papua aja punya ratusan landasan beraneka rupa, termasuk di atas bukit & dasar lembah. Tapi nggak ada gunanya kalo kita nggak pernah latian manfaatin itu, termasuk ngerasain network centric Trimaran ngomong sama PKR, Giraffe, & Erieye+Gripen serta pos observasi di kampung suku2 Papua. Btw, suku2 Papua bisa diminta bikin dummy jet gripen pake kayu kayak Rommel bikin dummy tank nakut2i Inggris. Lha itu Suku Asmat jago bikin patung kayu.
hehehe... saya cuma bermimpi lho... kayak Kartini bermimpi perempuan2 jawa bisa sekolah kayak perempuan Eropa.. hehehe....
suprianto |
31 Oct 2015 21:47:45
mas iboy6, mas bisa bilang gampang kok mensterilkan jalan raya, kan lagi perang. kedengarannya memang mudah, tetapi pada prakteknya mas akan menyadari bahwa hal itu bukan pekerjaan mudah dan tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, apalagi dengan tuntutan jangan sampai ketahuan musuh.
mas bisa sebutkan bahwa ga perlu nunggu steril steril, tapi mendaratkan pesawat tempur di lokasi yang tidak steril dari gangguan adalah hal yang sangat ceroboh. kalau menurut mas itu bukan hal yang ceroboh ya sah sah saja. karena mengatakan itu bisa diatur memang mudah, tetapi pelaksanaannya tidak sesederhana yang mas pikirkan
suprianto |
31 Oct 2015 21:58:36
mas erik, memang benar yang mas bilang membom semua pangkalan tipe A,B dan C lebih gampang dari pada membom semua pangkalan terpencil di seluruh Indonesia. pertanyaan saya ngapain ngumpetin gripen indonesia di lanud terpencil klo musuh bisa leluasa membom semua lanud besar? apa manfaatnya gripen bersembunyi, lebih bermanfaat gripennya terbang dan melawan dan jangan membiarkan musuh menguasai udara Indonesia walau seminit pun.
GI |
31 Oct 2015 23:01:12
Wah, debat kusirnya tiada henti..
=================================
Membuat jalan raya itu steril dari ganggun bisa satu menit dua menit? menunggu steril landasan di jalan raya keburu di hancurin pesawat tempur musuh mas... Mas bisa sebut itu teknik keren, tp saya jg bisa itu teknik yg sama sekali ga berguna.
================================
mas bisa sebutkan bahwa ga perlu nunggu steril steril, tapi mendaratkan pesawat tempur di lokasi yang tidak steril dari gangguan adalah hal yang sangat ceroboh. kalau menurut mas itu bukan hal yang ceroboh ya sah sah saja. karena mengatakan itu bisa diatur memang mudah, tetapi pelaksanaannya tidak sesederhana yang mas pikirkan
================================
Hm, memang jalan raya semacam apa yg dimaksud?
Masa mau mendaratkan Gripen di atas jalan Rasuna Said atau Sudirman -- atau di atas jalan tol Jakarta - Bandung?
Itu sih, memang strategi bodoh --- sudah sulit untuk di"sterilkan", ribuan mata melihat atraksi ini seperti parade hari kemerdekaan. Dalam beberapa menit juga sudah akan ada orang yg upload ke Youtube.
SUDAHLAH... tidak perlu meneruskan debat kusir ini, lalu terus mengejar detail2 yg kecil2... hal ini-itu tidak mungkin bisa terjadi, dll...
Kalau bung @suprianto tidak percaya dengan keunggulan yg bisa didapat dari pespur yg sudah di-desain untuk bisa perang gerilya seperti Gripen, ya sudah!
===========
P E N U T U P
===========
Di jaman Perang Kemerdekaan dulu juga, masakan para pejuang kita akan berani menantang pasukan Belanda yg bersenjata lengkap; didukung tank, dan pesawat terbang, dalam pertempuran terbuka? Apakah mereka berani langsung menyerang Jakarta?
Mereka melakukan perang gerilya --- terus membuktikan ke Belanda, kalau mau selama apapun, akan tetap ada perlawanan yg berkelangsungan.
Dalam perang kemerdekaan Vietnam (vs Perancis di tahun 1950-an), apakah Jenderal Vo Nguyen Giap juga begitu bodoh untuk menantang Perancis dalam pertempuran terbuka --- misalnya langsung menghantam Hanoi, atau Saigon?
Mereka justru baru menyerang kalau posisinya sudah menguntungkan mereka, dan bukan sebaliknya. Tentara Perancis yg terlalu percaya diri, akhirnya malah terjebak dalam perangkap mereka sendiri di Dien Bien Phu!
Hanya 10 tahun kemudian, US ternyata tidak belajar dari pengalaman Perancis!
Mereka berpikir dengan segala keunggulan tehnologi, tentara, dan persenjataan; mereka pasti akan berhasil! Kesalahan besar!!
"Kenalilah dirimu sendiri, dan kenalilah musuhmu, dan kau tidak akan bisa dikalahkan dalam 1000 pertempuran!" --- strategem pertama Sun Tzu.
Memangnya kalau ada konflik dengan negara lain, kekuatan militer Indonesia pasti lebih unggul daripada si penyerang? Melihat keterbatasan anggaran, jumlah pesawat / senjata, kemungkinannya justru cukup besar akan sebaliknya.
Adalah kebodohan untuk langsung menantang lawan yang jauh lebih kuat, apalagi dalam situasi dimana lawan itu jauh lebih unggul!
Sebaliknya carilah titik lemah lawan!
Rubahlah peraturan permainan agar menguntungkan kita!
Kenapa mesti malu untuk berpura2 kalah dahulu, kalau kita kemudian bisa menghabisi mereka di saat lengah?
Disinilah kunci peluang yg dapat dimanfaatkan, kalau Indonesia memilih paket manis dari SAAB!
Kita akan dapat merubah peraturan permainan sendiri --- untuk mengatasi keterbatasan anggaran / jumlah kita!
Sekian dulu, yah, debat kusir-nya…
errik |
01 Nov 2015 00:54:22
hehehe... Mas Supri musti lebih banyak baca & nonton tentang perang kemerdekaan Indonesia & perang Vietnam deh sebelum muter2 di sini... Soalnya drtd dijawab, ya masih muter2 di situ aja tanyanya...
Oia, baca bukunya Pak Nasution soal Perang Gerilya yg juga dipake di Akmilnya AS & dunia. Ntar mas bisa lebih paham deh penjelasan kawan2 di sini. hehehe.......
errik |
01 Nov 2015 02:08:17
Saya bantu ngasih link bacaan. Mohon dibaca dulu ya semuanya sebelum tanya2 lagi :D
--> http://www.tandef.net/garda-terdepan-dan-benteng-terakhir-sebuah-filosofi-strategi-militer-kombinasi-konvensional-inkonven
--> http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150825155222-20-74385/perintah-siasat-no1-senjata-soedirman-kalahkan-spoor/
--> https://id.wikipedia.org/wiki/Agresi_Militer_Belanda_II
--> https://id.wikipedia.org/wiki/Gerilya
--> http://www.bukabuku.com/browses/product/9789791683012/pokok-pokok-gerilya.html
--> http://www.kaskus.co.id/thread/52ebe3af0d8b46fc448b4693/pokok-pokok-gerilya-fundamentals-of-guerrilla-warfare/
Untuk movie
--> Path To War https://www.youtube.com/watch?v=-1LQ8nyhciI
--> FRONTLINE VIETNAM: Guerrilla Unconventional Tactics (720p) https://www.youtube.com/watch?v=YDnUIgH1fQc (jd inget video gripen :D )
Nah, hubungannya sama Gripen (yg didesain dgn pertimbangan gerilya) --> http://defence-blog.com/news/two-swedish-jas-39-gripen-aircraft-landed-on-a-finnish-road-base.html
Dan kita punya ratusan landasan perintis yg cocok buat gerilya Gripen (gak mudah lho nemuin lokasi2nya kalo blum pernah terbang di situ) --> http://www.kompasiana.com/erwin-suryadi/bandara-gerbang-masuk-utama-papua_55d70f4cac9273520ac43ce1
(*mohon dibaca yg atas2nya dulu lho ya sebelum baca link gripen & landasan perintis)
suprianto |
01 Nov 2015 08:29:34
Mas GI dan mas erik, mas berdua bisa sja mengatakan strategi gerilya itu keren dan sangat coxok untuk indonesia, tp mnrt saya itu sama sekali ga berguna. itu cuma coxok bg Swedia, swiss, taiwan, dll.
mas berdua bisa mngatakan teori seribu teori, tpbkenyataannya tak seindah teori teori yg mas bedua sampaikan.
mas GI, memang bodoh kalau menhadapi langsung menghadapi musuh yg besar. tp lbh bodoh lg bersembunyi dan membiarkan musuh yg besar sesuka hatinya bombardir wilayah indonesia sementara gripen indonesianya cuma bersembunyi
mas erik bs dgn pede nya bilang perang gerilya ala soedirman n Vietnam keren, dan memang iya. tp mas ga bisa menyamaratakan perang gerilya ala vietnam dan sodirman dgn perang gerilya pesawat tempur. perxuma mas sembunyiian gripen indonesia di pangkalan yersembunyi manapun jika jalut logistik dan udara udah dihancurin dan dikuasai musuh. dan mas erik harus paham perang gerilya itu ga segampang yg mas erik pikirkan. tp kalaupun mas erik pikir perang gerilya pesawat tempur itu mudah dan cocok bagi indonesia ya terserah, apa boleh buat klo masihbada yg mikir itu bagus buat indonesia.
Mas Paijo |
01 Nov 2015 10:35:28
@ Mas supri
Nggak Kebayang kalo Misalkan nih perang SU 27/MK, F16, Hawk 109/209 indonesia harus berhadapan langsung dengan gabungan F18 Hornet + F18 Super Hornet + EA 18 Growler didukung B737 Wedgetail Ausie, kira kira menang siapa ya mas...
iboy6 |
01 Nov 2015 11:25:55
@supriyanto
sepertinya ente entah karena harga diri atau gengsi ingin ketika negara lain menyerang harus dihadapi secara head 2 head keras lawan keras
yah boleh aja sih punya pemikiran kek gitu cuman ane tanya kalaupun kita beli SU-35 kita ada peluang menang g kalau head 2 head
suprianto |
01 Nov 2015 12:38:10
mas iboy, saya ga perduli pesawat apapun yg dibeli indonesia, yg saya kritik dari kemarin adalah skenario keren ala mas GI yang dgn begitu yakin bisa dipraktekkan dgn mulus di indonesia. mas GI anggap itu satu kelebihan yang sangat bagus, yg mnrt saya malah sebuah langkah ceroboh.
mnrt saya kalau ada musuh datang ya dihadapi bukan bersembunyi. entah itu pesawat nya gripen, sukhoi, f16 atau apapun yg dimiliki indonesia miliki ya hrs dikerahkan untuk menghalau musuh, bukan dikerahkan untuk bersembunyi sampai musuh selesai bombardir lanud utama indonesia.. jadi yang saya soroti adalah strategi keren ala mas GI diatas dan ga ada kaitannya dgn tipe pesawat. jelas kan om?
suprianto |
01 Nov 2015 12:43:57
mas paijo, klo ditanya menang siapa yg hanya tuhan yang tau. dan menurut sya klopun jumlah pesawat tempur Indonesia yg mas sebut diatas ditambahkan lagi 2 skuadron Gripen, tetap akan susah menang melawan segerombolan pesawat tempur australi itu, apalgi jika gripen nya cuma di sembunyikan saja tanpa digunakan untuk melawan
kecuali klo semua pespur Indonesia termasuk gripennya diterbangkan untuk menghalau musuh, bukan disimpan dan disembunyikan ditempat tersembunyi, krn ga berguna klo cuma disembunyikan
errik |
01 Nov 2015 15:14:59
hadeuuuh... Mas Supri pasti blum baca link di atas. Semangatnya ngomen aja.
Baca dulu mas. NGGAK GAMPANG lho kita tau persis KAPAN musuh dateng, SCRAMBLE, & HEAD TO HEAD lalu MENANG. Nggak kayak pertandingan tinju ato satpam bank hadapi rampok (kalo satpamnya kabur itu mah baru keterlaluan). Nggak gampang memastikan landasan2 utama kita nggak dibom lawan meski seluruh jet temnpur kita terbangin buat hadang HEAD TO HEAD. Malah lanud2 tipe A & B kita cenderung dirudal diem2 setelah sebelumnya kita dijamming hingga buta-tuli (liat deh kasus jamming & lock-on sukhoi).
Makanya kan saya bilang punya CADANGAN yg (bisa!) disimpen itu penting(!) sambil tetep ada yg SCRAMBLE & HEAD TO HEAD (saya nggak bilang MUSUH NGGAK USAH DIHADANG lho. Mohon lebih cermat baca tulisan2 saya di atas yaa. Kalo kita sangat superior atas musuh yg datang ya sebaiknya dihadang jgn sampe masuk wilayah kita).
JANGAN SEMUA duit ditaruh di meja investasi yg sama apalagi meja judi. JANGAN SEMUA telur ditaruh ke satu keranjang macam Pearl Harbour (bersyukur kapal2 induk AS lg keluyuran entah ke mana). Tirulah Singapura di mana dia sebar alutsistanya ke berbagai negara buat CADANGAN & latihan seandainya seluruh armadanya yg banyak & sangat canggih di rumahnya yg kecil itu sudah kecapean SCRAMBLE & HEAD TO HEAD sampe pangkalannya dibom habis.
Nggak gampang lho TAHU KAPAN MUSUH DATANG, terbangin jet tempur, & peroleh air superiority (apalagi cuma ngandalain puluhan jet berbagai jenis yg belum tentu bisa saling telepati).
Mas baca dulu link saya di atas trus lanjut nonton ini yaa...
--> Attack on Pearl Harbor 1941 https://www.youtube.com/watch?v=Vpbt0Cxze60 (nggak gampang mau scramble musuh meski terbaca radar tp nggak gampang juga nyiapin serbuan ke sebuah pangkalan yg udah amat sangat dikenal, lebih nggak gampang lg kalo pangkalannya blum dikenal meski udah diketahui)
--> Documentary on the Viet Cong Soldiers of Vietnam 1951-1975 https://www.youtube.com/watch?v=Cc8RdnRsUUs (nggak gampang lho mutus rantai suplai gerilya, termasuk ground support gripen kalo digerilyakan)
--> Six Days War 1967 https://www.youtube.com/watch?v=Gqif-kTZb3s (enggak gampang ngetahui kapan musuh datang lalu kita Scramble)
--> The Falkland Surprise 1981 https://www.youtube.com/watch?v=5dHsYhuXeZw (contoh kejutan yg gagal diantisipasi Inggris meski sistem pertahanan mereka cukup bagus. Untung beberapa heli2 Inggris berhasil sembunyi duluan di tempat lain)
--> Raid on Reactor (Operation Babylon) 1981 https://www.youtube.com/watch?v=PeHc4vbQrNY (nggak gampang nangkis musuh yg nyerang meski pertahanan disekiling pangkalan kita amat kuat)
--> Bravo Two Zero:Real SAS Mission 1991 https://www.youtube.com/watch?v=O87qw9xx-ZQ (nggak gampang nyari & hancurin rombongan scud yg sembunyi2 di gurun. Apalagi kalo sembunyinya di rimba tropis)
--> Operation Orchard: Israel's strike on the Syrian reactor 2007 https://www.youtube.com/watch?v=5GfdH9AzAXE (nggak gampang ngetahui kondisi & kekuatan musuh di darat meski teknologi udah canggih tapi bisa kalo kita persiapannya amat matang)
Dibaca & ditonton dulu deh ya mas Supri sebelum ngomen2 & tanya2. Kalo udah boleh patahkan dengan link juga terkait strategi yg pas (masuk akal) buat Indonesia (tp mas jangan ngayal air force kita sesuperior Singapura & Australia ya, apalagi RRC & AS).
Bagusnya sih emang ganti topik sih. Tapi ya lumayanlah itung2 saya belajar sejarah peperangan lagi gara2 nyimak logika2 yg bikin gatal :D
suprianto |
01 Nov 2015 15:33:40
mas erik, saya ga ada katakan head to head itu mudah dan sederhana. yg saya katakan adlah klo ada musuh datang harus dihadapi sblm musuh masuk bukan bersembunyi gerilya ala vietnam sperti yg mas sampaikan diatas. buat apa mas bergerilya klo musuh udah hancurin smua fasilitas pendukung au indonesia?
mas erik katakan ga gampang tau kapan musuh datang, saya bilang itu benar. klo susah tau kapan musuh datang jd kapan mau nyebarin gripen indonesia buat dukung taktik gerilya keren mas itu? apa begitu tau ada musuh suruh semua gripen imdonesia nyebar dan sembunyi di likasi lain? semudah dan secepat itu kah dan tanpa ketahuan musuh? klihatannya keren emang tp itu ga simple yg mas pikirkan
ga gampang memang kalhkan musuh kuat klo pespurnya gado gado, apalagi sebagian di sembunyikan dgn taktik gerilya keren itu
GI |
01 Nov 2015 15:34:04
Bung @errik,
Masalahnya dalam thread ini, bung @supri berbicara dalam bahasa yg berbeda dengan semua komentator yg lain yg mengerti konsep gerilya ==> Kenapa bertempur keras-lawan-keras melawan pihak yang lebih kuat itu berarti bunuh diri.
Makanya sudahi dulu saja diskusi yg ini.
Lain kali kita bisa membahas hal2 yg menarik lagi.
errik |
01 Nov 2015 15:40:44
Ngomong2, yg nggak berguna itu jet tempur kalo CUMA (ingat, CUMA! HANYA! SEKADAR!) disembunyiin, dikandangin, dihangarin, di darat saja. Itu baru namanya bener2 nggak berguna. Sama nggak bergunanya kalo seluruh jet kita ngandalin 1 landasan utama & itu keburu terbom 1 rudal balistik yg lolos skyshield dari sekian puluh rudal yg dikirim musuh.
(ya terbangin semua donk! Ya kalo kita udah tau mau dateng. Kalo nggak?? Pokoknya terbangin terus! Lha emang game nggak ada jatah BBM????... -__-' Nah Mas baca dulu, kita2 yg lain next topic....)
suprianto |
01 Nov 2015 15:45:03
mas GI, wah mas gi keren sekali paham betul taktik gerilya pespur pasti sudah berpengalaman neh beliau di perang vietnam. klo saya memg sama sekali ga paham apapa ga sprti GI dan kroninya yg ahli gerilya veteran perang vietnam semja
maafjan saya berani lancang mempeetanyakan strategi gerilya keren ala vietnam mas.
tp sya setuju kok sama mas GI klo melawan head to head pihak yg kuat itu bunuh diri, tp lbh bunuh diri lagi klo udah tau musuh besar datang yg lain cuma disembunyikan untuk dukung taktik gerilya keren ala vietnam mas. jangan jangan lokasi persembunyiannya sekalian di bombardir. mksud hati mau kasih jebakan ke musuh eh malah kena jebakan semdiri
tp ga usah dgr apa yg saya katakan lah, saya bukan ahli perang gerilya veteran perang vietnam sperti mas GI dan kroninya smua
Mas Paijo |
01 Nov 2015 21:19:55
@ Mas Supri : Nggak usah masukin gripen donk... lha wong kita nggak punya Gripen, saya cuman pingin nanya pendapat mas supri doang kalo misalkan ngadepi australia dengan kekuatan yang ada strategi apa yang bagus supaya bisa menang yah minimal seri...