errik |
24 Nov 2015 17:19:14
Ok, mari kita tunggu reaksi sukhoi fansbo......... eh............. pemerintah Rusia!
Hmmm... Pertanyaannya, lalu ke mana pengawal udara SU-30SM??
Bukannya biasanya jet pengebom selalu didampingi jet pengawal ya kayak yg sering dipraktekkan TNI-AU kalo latgab??
Dan bukannya Rusia pake Awacs ya yg bisa deteksi & koordinasi reaksi kalo ada ancaman karena mereka ada di wilayah perang? (beda kalo lg nggak perang & di wilayah sendiri).
Lalu mengapa SU-24 nggak lari ato mengindar dengan manuver2 tajam seperti kasus misi jet pengacau elektronik Raven AU AS pas dicegat jet pemburu Irak saat pembukaan operasi Udara AS thn 1991 dimana justru jet pemburu Irak yg jatuh dikerjai manuver Raven yg nggak bersenjata????
errik |
24 Nov 2015 17:25:47
ehem... intermezzo aero expo ITB 2015. Biar isinya nggak perang melulu...
http://saab.com/region/indonesia/about-saab/stories/saab-indonesia-stories/2015/saab-takes-forward-the-spirit-of-aviation-with-aero-expo-2015/
GI |
24 Nov 2015 18:23:23
======================
Dan bukannya Rusia pake Awacs ya yg bisa deteksi & koordinasi reaksi kalo ada ancaman karena mereka ada di wilayah perang? (beda kalo lg nggak perang & di wilayah sendiri).
========================
Bung errik,
Jawabannya mudah.
Russia tidak membawa satupun pesawat AWACS ke Syria --- dan kalaupun membawa, mereka juga tidak akan bisa memakainya secara efektif seperti sistem Barat.
Apa yg anda gambarkan dari sistem AWACS itu akan dapat ditampilkan secara ciamik di atas E-3 Sentry, Wedgetail, atau Erieye; BUKAN A-50 Beriev.
GI |
24 Nov 2015 20:49:18
UPDATE yg lebih mendetail dari Daily Mail:
======================
http://www.dailymail.co.uk/news/article-3331558/Turkey-shoots-fighter-jet-Syrian-border-Local-media-footage-flaming-plane-crashing-trees.html
======================
Foto2 di DailyMail ini diambil dari video jatuhnya Su-24 --- kualitas gambarnya cukup bagus -- kelihatan jelas kalau pesawat yg jatuh ke bawah adalah tipe "swing-wing" Su-24.
Kedua pilot / crew Su-24 berhasil keluar dari pesawat --- tapi salah satu dari keduanya kelihatannya sudah tewas (Lihat video!).
Turki dikabarkan sudah memberi peringatan 10 kali dalam 5 menit, sebelum mengambil keputusan menembak.
Situasi di daerah ini memang sudah panas sejak Juni-2012, sewaktu RF-4E Turki ditembak jatuh SAM dari Syria --- tanpa peringatan!
Sejak itu, TuAF didaerah ini memang sudah semakin galak --- sebelumnya mereka sudah merontokkan 1 Mi-17 helikopter, dan 1 MiG-23 SyAAF!
Admin |
24 Nov 2015 21:41:58
Wah kejadian yg biking geger walopun indikasi kearah sink sudah lama terlihat sejak terlibatnya Rusia di suriah. jika pesawat tempur rusia ITU memasuki wilayah Turki Dan sudah do peringatkan, maka Turki tidak bisa disalahkan.
Apalagi INI bukan kejadian pertama Rusia langgar wilayah Turki. Akan menarik mencermati reaksi Dari Rusia terkait hal INI.
Ada sumber yg menyebutkan pesawat Su-24 rusia INI di tembak jatuh Dari darat kemungkinan SAM. Namun ada sumber main yg menyebutkan ditembak jatuh F-16 turki.
Kits tunggu saja kejelasan informasinya. Yg jelas kejadian INI bakal membuat Suriah making panas..
GI |
24 Nov 2015 23:34:23
Website Russia rt.com sudah menulis konfirmasi dari MoD Russia:
"Su-24 mereka ditembak jatuh F-16 Turki, dengan Air-to-Air missile."
======================================
https://www.rt.com/news/323264-turkish-f16-fighter-shot-Su24/
======================================
Tentu saja (seperti biasa), Russia mengklaim pihak mereka tidak bersalah ---- "kita selalu di atas wilayah udara Syria!"
## MH17 Malaysia juga dahulu ditembak jatuh oleh Su-27 (photoshop) dari AU Ukrania.
=============================
http://www.dailymail.co.uk/news/article-2835088/Is-moment-MH17-shot-flew-Ukraine-Russian-state-broadcaster-produces-satellite-images-showing-fighter-jet-attack.html
==============================
Melektech |
25 Nov 2015 01:54:09
Itu adalah hak Turki, karena Rusia terlalu sering melanggar wilayahnya, meskipun alasannya untuk memerangi ISIS
Seharusnya Rusia membuat perjanjian dulu dengan Turki, untuk alasan ISIS
ngak Srudak Sruduk seperti Australia kemarin mengenai masalah Imigran Ilegal
dan juga Rusia dan Turki sudah panas sebelum kejadian ini.
tapi melihat Indonesia sekarang, kelihatanya ketegasan turki belum bisa ditiru oleh kita
dimana kemadirian masih di anak tirikan
Baik kemandirian Alutsista, maupun kemandirian Ekonomi - Sosial
GI |
25 Nov 2015 06:59:50
Politik di Timur Tengah itu ruwet luar biasa ---- dan konflik di Syria boleh dibilang justru menjadi cerminan betapa gilanya perpecahan politik / sectarian di sana.
Pertama-tama --- kita lihat dahulu posisi Russia dalam konflik kacau ini dimana:
Russia langsung terjun ke Syria -- di pihak pro-pemerintah Presiden Bassar Al-Assad, yg sebenarnya sudah membunuh jauh lebih banyak warga Syria dalam perang ini, daripada pihak manapun juga. Yah, Al-Assad sudah membantai lebih banyak orang, bahkan dibandingkan ISIS.
=============================
https://www.washingtonpost.com/world/islamic-state-has-killed-many-syrians-but-assads-forces-have-killed-even-more/2015/09/05/b8150d0c-4d85-11e5-80c2-106ea7fb80d4_story.html
=============================
Yah, bagi yg mau mendukung pembelian senjata dari Russia -- perhatikan baik2 disini!
Russia akan mendukung pemerintah, seberapapun otoriter-nya, atau seberapapun sadis-nya dalam membunuhi rakyatnya sendiri.
Mereka akan mendukung penuh, selama pemerintah otoriter tersebut mengedepankan kepentingan politik mereka.
Tidak akan pernah ada pertimbangan lain.
Yah, membeli senjata dari Russia = senjata ini memang BEBAS dipakai, tanpa embel2 pembelian senjata dari Barat.
Senjata2 ini dipakai untuk MEMBUNUH RAKYAT SENDIRI juga mereka tidak keberatan.
GI |
25 Nov 2015 07:20:55
Nah, kembali ke Syria ---- ini adalah perpaduan antara perpecahan konflik sectarian / politik untuk menggulingkan Al-Assad.
Negara2 NATO (berbeda dengan di Libya) sebaliknya justru mencoba menjauhi terjerumus terlalu jauh dalam "melting pot" ini, dan berkonsentrasi untuk menghantam ISIS --- salah satu faksi yg lahir dari konflik ini.
Walaupun tidak bisa dihindari, mereka juga sebenarnya menginginkan Assad hengkang, dan men-support beberapa faksi pemberontakan anti-Assad.
Dipihak lain, ada negara2 Timur Tengah lain dengan kepentingan politiknya masing2. Orang2 Saudi, UAE, dan yg lain, tentu lebih cenderung mendukung terang2an semua faksi orang Sunni yg memberontak terhadap Assad.
Assad sendiri dari suku Alawite, salah satu kelompok dalam Shia.
Tentu saja, Iran, negara yg mayoritasnya Shia --- mendukung Assad.
Sudah cukup rumit?
Russia --- sejak mulai aktif membom di Syria, dari 30-September yg lalu ---- sudah dikenal, tidak hanya mengebom ISIS, tapi juga membom SEMUA musuh Al-Assad yang lain, termasuk pihak2 pemberontakan yg mendapat dukungan NATO, atau negara2 Arab yang lain.
Perhatikan lokasi2 dimana Russia membom target:
========================
http://www.nytimes.com/interactive/2015/09/30/world/middleeast/syria-control-map-isis-rebels-airstrikes.html?_r=0
========================
Daerah dimana Su-24 Russia ini ditembak jatuh Turki BUKANLAH daerah dimana ISIS itu aktif --- tetapi sebaliknya adalah daerah pemberontakan beberapa faksi orang Turksmen.
Orang Turksmen = orang etnis Turki, yang tinggal di Syria, yang juga menentang Al-Assad.
Turki, tentu saja mendukung, atau boleh dibilang melindungi orang2 Turksmen ini, dan posisi pemerintahannya sendiri mendukung digulingkannya Al-Assad dari tampuk pemerintahan.
Turki juga sebenarnya sudah cukup lama memprotes Russia agar menghentikan pemboman mereka ke orang2 Turks === tapi sepertinya tidak digubris.
Jadi kembali ke awal ---- tidak seperti NATO, Russia sebenarnya menjerumuskan diri ke dalam kancah konflik sectarian yg terlalu ruwet.
Dua Su-24 (yg ditembak jatuh satu pesawat) kelihatannya tidak masuk ke dalam wilayah Turki terlalu jauh, atau terlalu lama (dari peta yg ditunjukkan Turki), tapi ini sudah cukup untuk menjadi alasan!
batik |
25 Nov 2015 10:17:19
GI@ bukannya rusia masuk suriah atas permintaan suriah sendiri, justru barat lah yg memasuki negara org lain tanpa persetujuan pihak suriah...
" Yah, bagi yg mau mendukung pembelian senjata
dari Russia -- perhatikan baik2 disini!
Russia akan mendukung pemerintah, seberapapun
otoriter-nya, atau seberapapun sadis-nya dalam
membunuhi rakyatnya sendiri."
yg di bunuh bukan rakyat suriah saja bung, melainkan pemberontakan yg didukung negara yg anda bangga2kan( barat)
dari tulisan anda jelas terlihat bahwa anda sangat mendukung negara2 yg melahirkan pemberontakan untuk memecah negara lain demi kepentingan politik mereka, dan saya rasa " seandainya" barat membentuk pemberontak untuk menghancurkan indonesia anda juga pasti setuju kalau indonesia di bagi2 menjadi negara2 kecil ya bung GI...
Admin |
25 Nov 2015 10:34:06
@GI,
Sejauh yg says tau, pemerintah say Suriah hingga mini adalah rezim Assad, terlepas seberapa kejam atau apalah ITU namanya, itulah pemerintah sah di suriah secara hukum international.
Dan Rusia masuk terlibat do suriah atas permintaan resmi pemerintah sah suriah. Maka secara hukum international terlibatnya Russia di konflik INI adalah sah Dan legal.
ITU jika kita memandang Dari segi objectif menggunakan hukum international. Namun jika kita menggunakan subjectivists suka Dan tidal suka, maka tenth setiap orang punya pandangan yh berbeda tergantung pihak mama yg didukung Dan pihak mama yg do benci.
Dan sejauh yg saya lihat, saya setuju dgn @Batik bhwa mas @GI sudah terjebak menilai Dari sis I subjetifitas suka Dan tidal suka INI.
akan lbh bail jika kita mengesampingkan perasaan suka Dan benci INI, sehingga kits bisa menilai secara objectif, to itupun tergantung kita mau objectif atau tidal.
Salam
GI |
25 Nov 2015 11:38:48
@Admin,
Kalau anda membaca baik2, justru sebaliknya, tulisan sy tidak ada yg subyektif kok,
tidak suka ini, atau suka itu.
Mari kita menguraikan pelan2 dari semua fakta yg sudah sy tulis, yah?
FAKTA #1 --- Pemerintah Bashar Al-Assad memang adalah pemerintah legitimasi Syria.
Seberapapun otoriter-nya sih tidak perlu diperdebatkan.
FAKTA #2 --- Pada awal masa Arab Spring, rakyat Syria serempak protes agar Syria berubah menjadi lebih demokratis, agar suara rakyat Syria lebih didengar pemerintah.
Pemerintah Assad menolak, dan memilih untuk menggunakan kekerasan untuk menumpas protes --- alhasil, perang saudara merebak.
=================================
Yah, untuk bung @batik --- pemberontakan di Syria, bukan gara2 diracuni negara2 Barat seperti dalam fantasy anda, yah?
Pada awalnya ini adalah gerakan pro-demokrasi.
Makanya --- baca lebih banyak berita, jangan cuma sibuk berpikir mau membom orang lain terus!
Dan perhatikanlah apa yg terjadi dalam masa "Arab Spring!"
=================================
FAKTA #3 --- Syria sekarang sudah masuk terlalu jauh dalam perang saudara --- dan para pengamat internasional sudah mengawasi sendiri; kalau pasukan pemerintah Assad adalah pembantai terbesar dari rakyat Syria sendiri.
FAKTA #4 --- seperti sy tuliskan tadi, Russia sih, tutup sebelah mata. Mereka tidak peduli berapa banyak yg sudah dibunuh Assad --- mereka akan tetap membantu Assad sebisa mungkin, dan mencoba menghancurkan sebanyak mungkin pemberontak.
Perhatikan baik2 apa yg sudah sy tulis semuanya!
Semuanya ini adalah fakta, dan tidak ada yg sy karang.
===========================
Sy tidak pernah membenarkan atau menyalahkan pihak manapun!
===========================
Tapi kalau melihat kejadian disana, bukankah kita juga jadi berpikir:
==========================
Bagaimana kalau konflik di Syria terjadi pula di Indonesia??
==========================
Bayangkan kalau Bashar Al-Assad, bukan Soeharto, adalah presiden Indonesia, yg kemudian melakukan tindakan2 yg sama untuk menumpas "Gerakan Reformasi 1998"!
Sekarang --- bayangkan lagi, kalau waktu, supplier senjata utama Indonesia adalah Russia --- dan seperti di Syria; Russia mempunyai satu pangkalan angkatan laut mereka di Indonesia.
Nah, kalau dari perspektif ini menurut anda bagaimana?
Russia sih tidak akan segan2 terus mempersenjatai Assad Indonesia, yg kemudian akan menjatuhkan bom diatas rumah anda untuk menumpas pemberontakan reformasi 1998!
============
P E N U T U P
============
Apa yg mau sampaikan disini --- bahwa suatu negara dengan pemerintahan yg mempunyai legitimasi, tidak peduli bagaimanapun bentuknya, sebenarnya mempunyai kewajiban untuk melindungi warganya sendiri.
Kita patut bersyukur --- masa paling krisis dari demokrasi Indonesia sudah lewat.
Kita tidak akan pernah mengalami kejadian yg sama seperti Syria.
Di lain pihak,
Pemerintah yg membeli senjata dari negara lain --- BUKAN BERARTI juga ber-HAK untuk memakai senjata ini untuk membom rumah anda sesuka hati -- hanya demi mempertahankan kekuasaannya sendiri!
Bagi negara2 penjual senjata (terutama negara2 Barat) -- penjualan senjata itu diatur oleh apa yang namanya KODE ETIKA untuk pemakaian.
## US tidak akan pernah mengijinkan negara pembeli F-16 menggunakannya untuk membom rakyatnya sendiri!
## Perancis juga tidak akan pernah mengijinkan pembeli Dassault Rafale, menggunakannya untuk membom rakyatnya sendiri.
## Untuk Russia sih, mana mereka mau ambil pusing?
Pemerintah Assad adalah sekutu mereka yg terakhir di Timur Tengah, setelah Libya dan Iraq dibikin lengser.
Kembali diatas --- kalau Bashar Al-Assad adalah presiden Indonesia,
dia tidak akan segan2 untuk menjatuhkan bom di atas rumah anda!
Prosedur mereka, kalau anda mau research sendiri, untuk menumpas pemberontakan yg pada awalnya pro-demokrasi disana, cukup brutal.
Dan kalau senjata kita buatan Russia, mereka dengan senang hati akan membuat lagi lebih banyak senjata untuk pemerintah otoriter anda, agar mereka dapat menggunakannya untuk membunuh sebanyak mungkin anda yg menentang pemerintahan mereka.
Just food for thought!
Admin |
25 Nov 2015 12:06:51
@GI,
ok kalau mas merasa tidak subjectif, tetapi dari beberapa komentar mas terlihat hal itu subjectif.
mas boleh berkata bahwa pemerintah Assad tidak boleh membom rakyatnya sendiri (dimana kategori rakyat sini juga harus di perdebatkan panjang x lebar), tapi dilain sisi mas mengabaikan fakta lain bahwa ada negara lain yang memberikan senjata kepada pemberontak di Suriah dan ISIS serta Kurdi untuk memborbardir sebuah negara berdaulat. hal yang sama telah terjadi di Iraq, Mesin, Libya, Tunisia, Yaman, dan lainnya.
saya tidak menentang pendapat mas yang menyatakan bahwa Assad kejam, namun letak subjetifitas mas adalah menyebut Assad kejam tetapi menutup mata terhadap banyak negara lain yang memporakporandakan Suriah, seolah olah pihak yang salah hanyalah Suriah dan Rusia, dan yang lainnya adalah malaikat penolong.. heheh agak lebai dikit komen saya..
katakanlah dalam sejarah indonesia dulu, pemberontak seperti GAM, OPM dan lainnya menuduh pemerintah Indonesia kejam dan membobardir dan membunuhi banyak warga tak berdosa (berita yang umum dilihat), apakah mas sebagai orang Indonesia akan tutup mata jika banyak negara lain memberikan dukungan senjata bagi pemberontak untuk melawan pemerintah Indonesia yang "katanya kejam"?
jawabannya akan bergantung apakah mas suka atau benci yang mana..
just another food of thought!
salam
batik |
25 Nov 2015 15:55:32
GI@ pertama yang saya tanyakan ke anda adalah siapa yg berada di balik terjadi nya pemberontakan disuriah??? trus anda bisa bedakan keadaan suriah setelah barat "masuk" kesuriah dg keadaan suriah dahulu,
" Bagi negara2 penjual senjata (terutama negara2
Barat) -- penjualan senjata itu diatur oleh apa
yang namanya KODE ETIKA untuk pemakaian."
###anda pikir mensupport senjata ke pemberontak utk menumbangkan presiden sah negara lain adalah tindakan yg benar????? .
" Yah, untuk bung @batik --- pemberontakan di
Syria, bukan gara2 diracuni negara2 Barat seperti
dalam fantasy anda, yah?
Pada awalnya ini adalah gerakan pro-demokrasi.
Makanya --- baca lebih banyak berita, jangan
cuma sibuk berpikir mau membom orang lain
terus!"
##oh ya gerakan pro demokrasi seperti apa yg anda maksudkan???
" http://internasional.kompas.com/read/2012/10/21/07595623/Bayangbayang.Eli.Cohen.di.Suriah"
"oh ya bagaimana kabar negara2 yg dipaksakan negara "malaikat" anda menjadi negara "demokrasi" seperti libya dan irak??? oh ya link yg saya copy disini mungkin hanya pandangan umum yg mungkin anda ragukan, karena bagi anda link yg di keluarkan barat sangat pasti benar dan tidak pernah salah ( bohong)...
GI |
25 Nov 2015 17:15:15
Entah kenapa Kompas menulis artikel yang lebih mirip "conspiracy theory" seperti ini, seolah2 kekisruhan di Syria itu seperti dipelopori Barat --- dan akan dijadikan alasan agar US, dan NATO mengirim pasukan ke sana ---- kebetulan sekali, artikel ini memang sangat cocok dngn @batik.
TIDAK AKAN PERNAH TERJADI. TITIK.
Rakyat dari negara2 Barat yg demokratis, tidak ada yg pernah antusias untuk mengirim pasukan NATO ke Syria kok.
Yah, keputusan disana di tangan rakyat, bukan di tangan pemerintah kok.
Artikel Business Insider ini memberikan pernyataan Obama sendiri mengenai hal ini:
=========================
http://www.businessinsider.co.id/obama-sending-troops-a-mistake-2015-11/?r=US&IR=T#.VlWHjtIzfiw
=========================
Ternyata membahas ttg konflik Syria --- memang menjadi terlalu berlarut2 yah?
Sebelum kita membahas lebih lanjut; silahkan membaca dahulu presentasi BBC World ttg bagaimana Syria menjadi bisa sekacau sekarang:
=============================
http://www.bbc.com/news/world-middle-east-26116868
=============================
@Admin --- sy akan menjawab pernyataan anda besok hari, kenapa membandingkan kisruh di Syria, dan pemberontakan2 daerah jaman dahulu kala (skrg sudah berakhir) tidak relevan.
Admin |
25 Nov 2015 17:31:44
@GI,
saya rasa tidak ada yg perlu di perdebatkan atau didiskusikan jika pihak yg berdiskusi tidak bisa menempatkan diri di sisi objective Dan melepaskan aspek suka Dan benci..
selama itu masih ada hal, sama seperti berdiskusi mana lbh duluan Ayam atau telur, tp satu pihak sudah terlanjur memiliki justifikasi bahwa Ayam itu adalah kejam.
diskusinya hanya akan mutar mutar seperti itu saja karena making maxing hanya membawa sisi subjectitasnya... saya merasa sama sekali tidak bermanfaat berdiskusi dalam kondisi seperti ini.
just IMHO n salam
batik |
26 Nov 2015 23:56:42
GI@terserah anda mau bilang "tidak akan pernah terjadi" segede rumah atau hotel juga ga masalah, yg pasti keadaan di irak sekarang sudah dihancurkan oleh negara "sahabat yg baik" menurut anda dg alasan ingin menghancurkan senjata pemusnah masal yg sampai sekarang tidak terbukti....
dan tidak bedanya dg keadaan libya yg sekarang