07 Feb 2016 16:03:19 | by Admin
| 9183 views | 6 comments
|
4.7/5 Stars dari 3 voter
Konflik tumpang tindih klaim wilayah di Laut China Selatan yang melibatkan China, Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dan Taiwan semakin memanas. Hal ini diperparah dengan langkah agresif China yang membangun beberapa pulau buatan di kawasan ini, yang memungkinkan untuk dijadikan pangkalan militer. Salah satu pulau buatan China di Kepulauan Spartly, Fiery Cross Reef, bahkan saat ini sudah memiliki landasan pacu sepanjang 3 Km yang memungkinkan untuk didarati oleh pesawat jet komersil sekalipun. Awal Januari 2016 yang lalu, dua pesawat komersil milik China sudah melakukan penerbangan percobaan ke pulau buatan ini. Mungkinkah pulau ini akan dijadikan pangkalan militer China?
Jika kita telisik kembali keseriusan China dalam melakukan klaim wilayah di kawasan Laut China Selatan, maka kemungkinan itu sangat besar. Kehadiran pangkalan militernya di daerah yang diklaim akan meningkatkan posisi tawar China dalam perebutan wilayah ini. Kehadiran pangkalan militer China dikawasan yang diperebutkan tentu saja akan menjadikan Negara yang bersengketa dengan China semakin berada diposisi yang sulit.
Pulau karang Fiery Cross Reef pada awalnya hanyalah pulau karang biasa yang terletak di kepulauan Spartly – Laut China selatan. Pulau karang kecil ini bersama banyak pulau karang lainnya diperebutkan oleh China, Vietnam dan Filipina. Pada tahun 2006 yang lalu, pulau ini masih belum tersentuh oleh pembangunan pulau buatan oleh China. Gambar dibawah ini menunjukkan pulau karang Fiery Cross Reef yang masih alami.
Pulau karang Fiery Cross Reef yang masih alami pada Januari 2006. Image Source : BBC.com
Namun beberapa tahun kemudian, militer China mulai membangun pulau karang tersebut menjadi pulau buatan yang memungkinkan untuk memiliki landasan pacu sepanjang 3 Km dan memiliki pangkalan kapal laut. Kedua fasilitas ini memungkinkan pulau buatan ini didarati oleh pesawat jet berbadan besar seperti Boeing 737 dan juga dijadikan menjadi pelabuhan bagi kapal besar.
Hasilnya tampak pada foto pulau karang buatan ini yang diambil pada bulan Mei 2015 yang lalu. Pada foto ini sudah jelas terlihat bahwa militer China telah mengubah pulau karang kecil ini untuk tujuan khusus. Gambar dibawah ini adalah foto pulau karang Fiery Cross Reef yang sudah ‘tidak alami’ lagi.
Foto maret 2015, Pulau karang Fiery Cross Reef yang sedang dibangun China. Image Source : BBC.com
Jika kita lihat perbedaan foto yang diambil pada Januari 2006 dengan foto yang diambil pada Mart 2015, jelas sekali terlihat bahwa militer China memiliki tujuan khusus dalam merubah pulau karang ini. Tampak sudah mulai kelihatan adanya landasan pacu dan dermaga bagi kapal. Lalu bagaimana dengan sekarang? Saat ini pulau karang kecil ini sudah berubah total menjadi sebuah pulau karang buatan yang memiliki sebuah landasan pacu sepanjang 3 Km dan memiliki pangkalan untuk kapal laut.
Lalu foto lain yang diambil pada bulan September 2015 menunjukkan kemajuan yang sangat pesat dalam pembangunan pulau buatan ini. Sudah terlihat dengan jelas landasan pacu yang cukup panjang dan sebuah pangkalan bagi kapal laut. Gambar dibawah ini menunjukkan kondisi terbaru dari pulau buatan Fiery Cross reef ini.
Saat ini, Pulau karang Fiery Cross Reef sudah selesai dibangun. Image Source : dailymail.co.uk
Dan puncaknya adalah pada awal tahun 2016 yang lalu, dua unit pesawat terbang sipil milik maskapi China melakukan pendaratan di pulau karang buatan ini. Tidak tangung-tanggung, pesawat yang mendarat adalah pesawat yang cukup besar untuk didaratkan pulau kecil ini. Kemungkinan kedua jenis pesawat penumpang ini adalah Boeing 737.
Jika landasan pacu di pulau karang kecil itu bisa didarati oleh pesawat terbang sipil sekelas Boeing 737, maka tentu tidak akan menjadi masalah bagi pesawat militer China untuk menggunakan landasan pacu ini sebagai pangkalan ajunya. Pesawat tempur China seperti Sukhoi Su-30MKK, J-10B, J-11 dan lainnya tentu tidak akan mengalami masalah untuk terbang dan mendarat di landasan pacu sepanjang 3 Km ini.
Tidak hanya landasan pacunya, fasilitas pelabuhan dipulau buatan ini pun bisa digunakan sebagai pangkalan kapal perang China. Hal ini diperkuat dengan foto yang menunjukkan banyaknya aktifitas kapal perang China disekitar pulau karang buatan ini. Dengan fasilitas yang memungkinkan untuk digunakan pesawat militer dan kapal perang, maka sangat besar kemungkinan bahwa China memang mendesign pulau buatan ini untuk tujuan dijadikan pangkalan militer. Pemerintah China sampai saat ini hanya menyebutkan bahwa pembangunan fasilitas di kepualaun ini hanya untuk tujuan penerbangan sipil, namun kemungkinan tujuan akhirnya akan adanya pangkalan militer di pulau ini tampaknya sulit untuk diabaikan.
Bagaimana Jika Fiery Cross Reef dijadikan Pangkalan Militer China?
Jika pada akhirnya pulau karang buatan Fiery Cross Reef dijadikan pangkalan militer China dan apa dampaknya bagi Negara yang bersengketa dengan China? Dan apa pula dampak serta ancamannya bagi Indonesia secara khusus? Pertanyaan-pertanyaan ini cukup menarik untuk ditemukan jawabannya. Untuk mencari tahu apa dampaknya ini, kita misalkan saja pulau ini akan jadi pangkalan militer China dimasa mendatang.
Dengan landasan pacu sepanjang 3 Km, pulau buatan ini lebih dari cukup untuk dijadikan pangkalan angkatan udara China, minimal menjadi pangkalan aju. Dengan fasilitas yang ada, pangkalan ini mampu didarati oleh hamper semua tipe pesawat militer China. Tidak hanya pesawat angkut militer, tetapi juga memungkinkan digunakan oleh pesawat tempur andalan China seperti Su-30MKK, J-10B, J-11, dan paling anyar, pesawat tempur Su-35S yang kabarnya akan memperkuat alutsista China pada tahun 2017 mendatang.
[Baca Juga : China Borong 24 Pesawat Tempur Sukhoi Su-35BM dari Rusia?]
Selain itu, fasilitas pangkalan laut yang cukup memungkinkan banyak kapal perang China untu berlabuh dari pulau ini. Bahkan sudah banyak foto foto yang beredar yang menujukkan banyak kapal perang besar China yang sudah melakukan aktifitas disekitar pulau ini sejak beberapa tahun belakangan.
Tidak tertutup kemungkinan militer China akan memasang system pertahanan udara disekitar pulau ini. Hal ini sangat memungkinkan untuk dilakukan China untuk melindungi pangkalan militer ini dari ancaman Negara lain. Dengan adanya kehadiran pangkalan militer yang dilengkapi dengan system pertahanan udara, pesawat tempur dan kapal perang, maka hal ini akan semakin memperkuat posisi China dalam menghadapi Negara lain yang bersengketa dalam konflik Laut China selatan ini.
Keberadaan system pertahanan udara, pesawat tempur dan kapal perang milik militer China di Fiery Cross Reef akan menjadi ancaman besar bagi Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei. Hal ini karena keberadaan calon pangkalan militer ini yang terletah ditengah tengah kepulauan Spratly yang akan memudahkan China untuk menjangkau semua pangkalan militer milik Vietnam, Filipina dan Malaysia.
Pulau Fiery Cross reef ini berjarak relative dengan dengan pangkalan militer utama Vietnam. Ini berarti jika militer China dengan alutsista andalannya sudah ditempatkan di pulau ini, akan menjadi ancaman serius bagi Vietnam. Jika konflik terjadi, maka China tidak hanya akan menyerang Vietnam dari China daratan, tetapi juga dari pangkalan militer di Fiery Cross reef ini.
[Baca Juga : Konflik Laut China Selatan Dan Pemerintah Baru Indonesia]
Kita misalkan China akan menempatkan pesawat tempur terbaik mereka seperti pesawat tempur Su-30MKK, J-10B, J-11 maupun Su-35S nantinya di pulau ini. Dengan radius tempur yang cukup jauh, pesawat tempur ini mampu menjangkau semua pangkalan militer Vietnam. Kita tau bahwa Vietnam adalah negara yang paling serius menghadapi ancaman China dan dan memiliki militer yang cukup diperhitungkan oleh China.
Peta ilustrasi dibawah ini menunjukkan perkiraan jangkauan pesawat tempur Su-35S/Su-30MKK/J-11 jika ditempatkan di Fiery Cross Reef. Jangkauan pesawat tempur ini bisa menjadi ancaman serius bagi pertahanan militer Vietnam. Bahkan jika China lebih Agresif, pangkalan militer Malaysia juga mampu dijangkau. Filipina yang memiliki militer yang cukup lemah tentu akan menjadi bulan-bulanan China, jika China bertindak lebih agresif lagi dari pangkalan di Fiery Cross Reef ini.
Ilustrasi jangkauan pesawat tempur Su-30MKK/J-11/Su-35S milik China dari Fiery Cross Reef
Tidak hanya Vietnam, Malaysia, Filipina dan Brunei yang mendapat ancaman serius, pangkalan militer Indonesia di Kepulauan Natuna juga akan mudah dijangkau oleh pesawat tempur China dari Fiery Cross Reef ini. Tentu ini menjadi ancaman serius bagi Indonesia, terlebih lagi wilayah yang diklaim China di laut China Selatan juga tampaknya akan bersinggungan dengan zona ekonomi exclusive (ZEE) Indonesia di sekitar kepulauan Natuna.
Tidak menutup kemungkinan jika China berhasil memperkuat kehadiran kekuatan militernya di Laut China Selatan, tidak tertutup kemungkinan China akan semakin agresif. Tidak hanya kepada Vietnam, Malaysia, Brunei dan Filipina, tetapi juga kepada Indonesia. Apalagi kita ketahui China sedang membangun kekuatan militernya secara besar-besaran. Tidak hanya akan mengandalkan pangkalan militer di Fiery Cross Reef ini, tetapi juga hadirnya kapal induk China yang bisa mengangkut pesawat tempur canggih mereka.
Siapkah Indonesia, Vietnam, Malaysia, Filipina dan Brunei Menghadapi Ancaman ini?
Pertanyaannya sekarang adalah siapkah Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei menghadapi ancaman ini? Vietnam tampaknya sudah jauh-jauh hari mempersiapkan kekuatan militernya untuk menghadapi kemungkinan ini. Ini terlihat dari daftar belanja alutsista Vietnam seperti puluhan pesawat tempur Su-30MK2 dan 6 unit kapal selam Kilo dari Rusia serta beberapa unit kapal perang canggih lainnya. Sedangkan Filipina tampaknya sudah ‘terlambat’ memperkuat militernya dan baru mendatangkan alutsista baru ketika China sudah sedemikan agresif. Sedangkan Malaysia dan Brunei relative tidak terlalu ‘menanggapi’ ancaman China ini.
Lalu bagaimana dengan Indonesia, apakah militer Indonesia siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk dari ancaman yang mungkin datang dari pangkalan militer China dai kepulauan Spartly ini? Memang pemerintah Indonesia sudah memodernisasi kekuatan militer serta menambah kekuatan alutsista dengan alutsista baru. Selain itu Indonesia juga sudah meningkatkan kekuatan militer Indonesia di kepulauan Natuna. Tapi pertanyaannya apakah peningkatan kekuatan militer Indonesia khususnya di sekitar Kepulauan Natuna cukup untuk menghadapi adanya kemungkinan ancaman dari China dimasa mendatang? Tentu sulit untuk menjawabnya saat ini.
[Baca Juga : Vietnam Kembali Terima 4 unit Pesawat Tempur Su-30MK2 dari Rusia]
Namun yang jelas pemerintah sudah menunjukkan adanya langkah memperkuat militer Indonesia khususnya di Kepualaun Natuna. Namun besar harapan kita sebagai rakyat Indonesia agar pemerintah lebih serius lagi meningkatkan pertahanan Indonesia untuk menghadapi kemungkinan situasi terburuk disana. Selain itu, tentu saja kita sangat berharap bahwa pemerintah Indonesia lebih pro-aktif lagi untuk mencari solusi damai permasalah konflik Laut China Selatan, sehingga kemungkinan konflik militer besar bisa terhindar.
Label : Alutsista |
Kekuatan Militer Indonesia |
Pesawat Tempur |
Alutsista Indonesia |
Militer Indonesia |
Baca juga artikel terkait lainnya :
1.
Modernisasi Militer dan Pemerintah Baru Indonesia 2015-2019
2.
Pesawat Tempur Gripen E/F Sebagai Pengganti F-5 TNI AU
3.
Amerika Tolak Beri 4 Teknologi ke Project KFX Korea – Indonesia
4.
Ditolak US, Korea Incar Teknologi Radar AESA Eropa Untuk KFX
5.
Kekuatan Militer Indonesia di Sekitar Kepulauan Natuna?
6.
Mig-29 Fulcrum Malaysia Akan Pensiun di 2015?
7.
Project KFX/IFX : Hambatan, Tantangan dan Peluang Sebagai Jet Tempur Indonesia di Masa Datang
8.
Embargo Militer : Masa Suram Alutsista Militer Indonesia
9.
Malaysia Segera Terima Pesawat A400M Pertama
10.
Pesawat Tempur FA-50 Golden Eagle Untuk Filipina
ran-squad |
07 Feb 2016 17:15:32
mnrt saya china pasti akan jadikan ini jd pangkalan militer nya di laut china selatan.buat apa mereka capek capke klo hnnya dijadikan untuk keperluan sipil
sbnrnya yg lbh bahaya itu klo china jg nempatkan pesawat long range bomber kayak H-6 disana.bisa jangkau seluruh ASEAN apa ga ngeri jg itu
black |
07 Feb 2016 17:56:44
memang sangat mungkin china akan jadikan ini pangkalan militer dilihat dari adanya landasan panjang dan pelabuhan cuma agar ga diprotes keras negara lain disebut untuk kepwntingan sipil
tp yg paling berbahaya dari china justru kapal induknya yg bawa puluhan pesawat tempur. bayangin aja kapal induknya mampir dekat Natuna dan ajak ribut, apa ga bikin bulu kuduk merinding
colibri |
09 Feb 2016 00:00:31
Lebih ngeri lagi kalo cina mengirimkan jutaan tenaga kerja membanjiri Indonesia, gak cuma bulu kuduk yang dijamin bakal berdiri...
Liest |
11 Feb 2016 10:34:10
Salam admin maaf OOT tolong dibahas artikel tentang kecelakaan pesawat di indonesia jujur saya sangat prihatin tiap tahun tumbal pilot berjatuhan,sangat di sayangkan dan juga harga pesawat memakai apbn negara. Ini pesawat baru apa harus bilang pesawatnya yang jelek salah beli pesawat atau bla bla bla.
Admin |
11 Feb 2016 12:58:56
@Liest,
sudah saya buatkan artikel khusus tentang itu mas. Memang beberapa tahun terakhir ini kejadian beruntun di tubuh TNI AU, banyak kecelakaan. semoga ga kejadian lagi..