11 Mar 2016 13:30:38 | by Admin
| 21286 views | 52 comments
|
4.8/5 Stars dari 2 voter
Pemerintah dan parlemen Amerika Serikat dikabarkan sudah memberikan izin untuk penjualan rudal canggih AIM-120C7 AMRAAM kepada Indonesia melalui program Foreign Military Sale (FMS). Dikabarkan militer Indonesia memesan sebanyak 36 unit rudal canggih AIM-120C7 beserta suppot dan sparepart yang nilainya diperkirakan senilai US$95 Juta. Hal ini tertuang dalam rilis dokumen yang dikeluarkan Defense Security Cooperation Agency (DSCA) Amerika pada tanggal 10 Maret 2016 ini.
Sebelumnya pemerintah Indonesia dikabarkan sudah mengajukan pembelian 36 unit rudal canggih AIM-120C7 beserta 1 unit Missile Guidance Section beberapa waktu yang lalu. Bersamaan dengan itu juga diikutsertakan pembelian peralatan support, sparepart, services, logistic dan teknikal support dan hal terkait lainnya. Namun pesanan Indonesia itu harus menunggu izin dari pemerintah dan parlemen Amerika terlebih dahulu, sebelum proses jual beli bisa dilakukan.
Kabar sudah keluarnya izin pemerintah dan parlemen Amerika untuk kemungkinan pembelian senjata canggih ini memberikan angin segar bagi kekuatan alutsista TNI AU. Rudal canggih yang mampu menghancurkan target di udara dari jarak jauh (beyond visual range) akan menjadi senjata andalan pesawat tempur F-16 Block 25ID yang mulai berdatangan ke Indonesia.
Rudal Aim-120C ditembakkan dari pesawat tempur F-16
Kabar gembira ini melengkapi pesanan rudal canggih lainnya yang juga sudah di pesan militer Indonesia sebelumnya, yaitu AIM-9X Block II. Rudal canggih ini akan menjadi andalan armada pesawat tempur F-16 Indonesia untuk pertempuran jarak dekat (WVR). Seperti kita ketahui bersama pada bulan Mei 2015 yang lalu, DSCA juga sudah merilis dokumen izin penjualan 30 unit rudal canggih AIM-9X Block II Sidewinder All-Up-Round Missiles, 20 unit AIM-9X-2 Captive Air Training Missiles (CATM), 2 unit CATM-9X-2 Block II Tactical Missile Guidance Units, 4 unit CATM-9X-2 Block II Guidance Units, dan 2 unit Dummy Air Training Missiles. Selain itu juga akan dilengkapi dengan peralatan pendukungnya seperti containers, test sets, support equipment, spare parts, publikasi dan dokumen teknis terkait rudal AIM-9X Block II ini. Rencana pembelian ini diperkirakan menelan dana sebesar US$47 Juta.
Kabar akan dibelinya rudal canggih AIM-120C7 dan AIM-9X Block II tentu saja menjadi satu kemajuan besar bagi kekuatan alutsista Indonesia. Sebelumnya hanya pesawat tempur Sukhoi Su-27SKM/SU-30MK2 dari skuadron 11 Makassar yang sudah dilengkapi rudal BVR R-77 dan rudal WVR R-73 yang cukup canggih, namun jumlahnya terbatas.
[Baca Juga : Request Alutsista Rudal AIM-9X Sidewinder Indonesia]
Sedangkan pesawat tempur Indonesia lainnya yang berasal dari block barat seperti F-16 A/B Block 15 OCU dan Hawk-109/209 selama ini praktis hanya mengandalkan rudal jarak pendek AIM-9P2/P4 yang sudah cukup tertinggal secara teknologi. Maka sangat jelas sekali pembelian rudal 36 unit AIM-120C7 dan 30 unit AIM-9X Block II tentu saja memberikan kemajuan yang sangat berarti bagi kemampuan armada pesawat tempur Indonesia.
Jumlah ini tentu saja masih kalah jauh banyak dari Negara tetangga seperti Singapura dan Australia yang sudah memiliki ratusan rudal canggih rudal AIM-120C7 dan AIM-9x di inventory alutsista mereka. Namun hal yang cukup menarik karena banyak pihak yang pada awalnya meragukan Amerika akan memberikan izin penjualan rudal AIM-120C7 AMRAAM dan AIM-9X Block II Sidewinder kepada Indonesia. Apalagi kedua rudal ini termasuk salah satu generasi terbaik dikelasnya untuk pertempuran udara. Sebelumnya banyak pihak yang memperkirakan militer Indonesia hanya akan di izinkan memiliki rudal AIM-120C5 yang kalah canggih dari AIM-120C7 ini.
Alutsista berupa Rudal Aim-9X Block II dipesan Indonesia dari Amerika. Image Source : Raytheon.com
Di Asia tenggara sendiri, sudah ada beberapa Negara yang tercatat memiliki rudal canggih ini. Singapura menjadi Negara yang paling banyak memiliki rudal canggih AIM-120C7 dan AIM-9X ini. Kedua rudal ini menjadi andalan pesawat tempur F-15 SG dan F-16 C/D Block 52/52+ milik Angkatan Udara Singapura. Sedangkan Malaysia sudah lebih dahulu menggunakan AIM-120C7 untuk armada F/A-18 D Hornet mereka meski jumlahnya tidak terlalu banyak. Tidak jauh berbeda dengan Malaysia, Thailand juga sudah memiliki rudal AIM-120C7 untuk mempersenjatai pesawat tempur Gripen C/D dan F-16 mereka.
[Baca Juga : Alutsista : Malaysia Beli Rudal Canggih Aim-120C7 AMRAAM]
Pada bulan Mei 2015 yang lalu, Malaysia juga dikabarkan menambah pesanan sebanyak 10 unit rudal AIM-120C7 untuk menambah jumlah inventory alutsista nya. DSCA juga sudah merilis izin penjualan rudal canggih ini yang diperkirakan bernilai sekitar US$21 Juta dolar.
Rudal AIM-120C7 dan AIM-9x Block II Andalan Pesawat Tempur F-16 Indonesia
Kehadiran rudal canggih AIM-120C7 AMRAAM dan AIM-9X Block II ini sendiri bukan tanpa alasan. Jika sebelumnya Indonesia belum memiliki armada pesawat tempur yang mampu menggotong senjata canggih ini, maka saat ini Indonesia sudah mulai diperkuat pesawat tempur F-16 C/D Block 25ID yang diupgrade menyerupai kemampuan pesawat tempur F-16 C/D Block 52. Hal ini memungkinkan pesawat tempur terbaru Indonesia ini memiliki kemampuan membawa senjata canggih ini.
Sebagaimana kita ketahui bersama militer Indonesia sudah memesan sebanyak 24 unit pesawat tempur F-16 C/D Block 25ID yang di upgrade menjadi setara Block 52. Sebagian pesawat tempur ini sudah diterima Indonesia dan sudah ditempatkan di skuadron 16 Pekanbaru. Keseluruhan 24 unit pesawat tempur canggih ini akan sudah memperkuat alutsista TNI pada tahun 2017 mendatang. Sayangnya satu unit pesawat tempur ini sudah mengalami kecelakaan pada tahun 2015 yang lalu.
Tidak hanya sampai disana, 10 unit pesawat tempur F-16 A/B Block 15 OCU yang dimiliki Skuadron 3 Madiun, nantinya juga akan di upgrade sehingga memiliki kemampuan untuk menggotong senjata canggih AIM-120C7 dan AIM-9X Block II Sidewinder ini. Tentu saja hal ini menjadi kabar gembira bagi militer Indonesia, meski jumlahnya masih jauh dari cukup.
Dengan jumlah pesawat tempur Indonesia sebanyak 33 unit F-16 Fighting Falcon yang nantinya mampu menggotong senjata canggih AIM-120C7 AMRAAM dan AIM-9x Block II Sidewinder ini, tentu saja jumlah rudal yang sudah dipesan ini masih jauh dari kata cukup. Tentunya kita berharap agar senjata canggih seperti ini akan terus ditambah kuantitas dan kualitasnya untuk memastikan militer Indonesia memiliki kekuatan pemukul yang cukup memadai untuk menjaga kedaulatan Indonesia.
Kontrak Pembelian Pesawat Tempur Sukhoi Su-35S Dikabarkan Segera Ditandatangani
Terpisah dari kabark pembelian rudal canggih diatas, Militer Indonesia dikabarkan juga sudah dalam fase akhir menuju penandatanganan kontrak pembelian pesawat tempur modern Su-35S buatan Rusia. Kontrak pembelian pesawat tempur generasi 4+ ini dikabarkan akan dilaksanakan di Rusia pada bulan April 2016 mendatang.
Namun belum jelas berapa nilai kontrak untuk pembelian pesawat tempur untuk menggantikan pesawat tempur F-5 TNI AU ini. Juga belum ada kejelasan berapa banyak unit pesawat tempur yang akan dibeli Indonesia. Beberapa sumber menyebutkan Indonesia akan membeli sebanyak 10-12 unit pesawat tempur ini untuk memperkuat alutsista TNI. Namun seperti apa hasil akhirnya kita tunggu saja berita resmi penandatanganan kontraknya dalam beberapa waktu kedepan.
Jika benar pesawat tempur Su-35S benar benar dibeli Indonesia, maka akan menambah tipe pesawat tempur Indonesia dari Rusia. Sebelumnya militer Indonesia sudah memiliki satu skuadron pesawat tempur Su-27/30 di Makassar. Sehingga pada akhirnya nanti Indonesia akan memiliki 2 skuadron pesawat tempur buatan Rusia (Su-27/30/35) dan dua skuadron pesawat tempur buatan Amerika (F-16 A/B Block 15 OCU dan F-16 C/D Block 25ID upgrade).
Kombinasi pesawat tempur canggih ini akan menambah kekuatan alutsista Indonesia secara signifikan. Namun tetap akan mendatangkan masalah dalam hal konektifitas kedua teknologi (Amerika dan Rusia) dalam pesawat tempur Indonesia ini. Tentu saja bukan hal mudah untuk menyatukan pesawat tempur bebrbeda teknolgi Indonesia ini dalam satu network centric warfare system yang sudah menjadi ‘flatform standart’ dalam pertempuran modern saat ini.
Label : Alutsista |
Kekuatan Militer Indonesia |
Pesawat Tempur |
Alutsista Indonesia |
Alutsista TNI |
Militer Indonesia |
Alutsista TNI Terbaru |
Pesawat Tempur Indonesia |
Baca juga artikel terkait lainnya :
1.
Pitch Black 2014: Ketika F-15 SG, F-16, F/A-18, Gripen dan Mirage-2000 Bertarung
2.
Dirgahayu Republik Indonesia ke 67 by AnalisisMiliter.com
3.
Kontrak 40 F-35A Korea Selatan dan Benefit untuk KFX/IFX
4.
Ini Dia Detail 24 Unit F-16 Block 25 Hibah dari Amerika
5.
Ditolak US, Korea Incar Teknologi Radar AESA Eropa Untuk KFX
6.
Pitch Black 2012 : Sukhoi Indonesia Vs Super Hornet Australia
7.
Narsis di Pameran Alutsista TNI di Kampus USU – Medan
8.
Perang BVR Sukhoi Indonesia dan Jet Fighter Tetangga : Sebuah Opini Awam
9.
Menanti Pesawat Tempur Pengawal Langit Timur Indonesia
10.
ToT Missile C-705 vs Konflik Laut Cina Selatan : Indonesian Perfective
apri z |
11 Mar 2016 14:05:02
akhirnya update lg dan britanya segar banget.
36 unit harganya $95 juta, mahal jg ya..
kapt.zein |
11 Mar 2016 14:27:00
mahal emang tp cukup wah jg klo bemeran langsung beli 36 unit,lmayan banyak untk ukuran indonesia
kmrn malaysia aja beli 10 aim-120c7 harganya 21 juta dolar, brarti sebiji 1 juta dolar.
indonesia lbh mahal kayaknya krn beli sparepart, sama support n logistik jg, mungkin lbh komplit dr malaysia makanya lbh mahal kelihatan
tp baguslah dah punya rudal bvr canggih
boku |
12 Mar 2016 14:31:09
Kerana malaysia sudah dulu miliki versi AIM120 C5, jadi masalah logistik dan lainx2 untuk support rudal ini masuk kedalam inventori TUDM tiada masalah, di sini kos sudah bisa kurang berbanding indonesia yg pertama kali membawa masuk rudal ini. Pasti banyak yg perlu di lengkapi baik logistik dan sebagainya.
Admin |
13 Mar 2016 12:33:51
@apri.z, @kapt.zien, @boku
ya kalau dihitung itu memang mahal, tp skali lagi itu masih harga perkiraan blm harga final. harga final baru ada ketika kontrak sudah ada.
tetapi mnrt saya itu wajar cukup mahal, sekitar $3 Juta per unit. nah disini harga ini bukan hanya harga unit saja, tetapi masalah training, sparepatr, support, dll yg juga harganya mahal. apalagi Indonesia sama sekali blm memiliki fasilitas pelatihan dan support untuk rudal ini.
jadi wajar untuk pembelian awal cukup mahal, namun jika benerapa tahun mendatang indonesia beli lg, bsa saja harga nya lbh murah krn infrastruktur pendukung sudaj siap.
meski mahal, kita cukup nersyukur karena akhirnya Indonesia punya rudal BVR selain R-77 di Su-27SKM/Su-30MK2. yg artinya secara teknologi Indonesia sudah mulai meyejajarkan diri dgn negara tetangga meski dalam hal tertentu kita masih harus banyak mengejar ketertinggalan.
salam
squadteam |
11 Mar 2016 15:29:00
jumlahnya lumayan 36 unit tp klo dibandingin ama Singapor yg punya ratusan aim120 c5 dan c7 ya ga ada apa apanya.blm lagi rudal aim9x nya yg juga ratusan dibanind indonesia yg cuma 30
jlh pespur nya aja jompang ya ga bakalan deh bs imbangin singapur. tp syukurnya variannya aim120 c7 bukan c5 sprti yg diprediksi byk org
Jangkrik |
12 Mar 2016 16:42:06
Sesuai kata pak Menhan Ryamizard Ryacudu, kita beli alutsista agar tidak ketinggalan teknologi, jadi bukan untuk "Deterensi"
Admin |
13 Mar 2016 12:40:39
@squadteam dan @Jangkrik,
sebagai sebuah permulaan, beli 36 unit AIM-120C7 untuk ukuran indonesia (yg biasanya ngeteng) itu sesuatu yg wow sbnrnya. saja memang itu masihbjauh dari cukup.
tp dimasa damai skrng ini, mnrt saya itu sudah cukup untuk digunakan untuk melatih dan membiasakan pilot Indonesia dgn teknologi BVR. kalau beli lbh banyak pun kalau blm berpengalaman menggunakannya ya sama saja, hanya akan membuang masa pakai rudal itu.
dgn rudal yg ada dipesanan awal ini, setelah mempelajari teknologinya tak tertutup kwmungkinan dgn pembelian lanjutan dimasa mendatang sesuai kebutuhan.
jd untuk saat ini disyukuri saja, terlebih secara tipenya adalah AIM-120C7 varian terbaik dari keluarga AIM-120C yg setara dgn Thailand, Singapur, Malaysia dan Australia.
jd di syukuri saja.. hejje
just IMHO
Flanker Squad |
11 Mar 2016 17:40:33
mantap lengkap sudah rudal rudal canggih indonesia, sukhoi dah puna R77 buat jarak jauh dan R73 buat jarak dekat
skrng F16 juga dah punya rudal jarak jauh aim120 versi c7 pula tanbah aim9x blok 2 untuk jarak dekat.mantap lah
tp penasaran jg bagusan mana sij R77 dibanding aim120c7, n R73 dibanding aim9x. ada yg bs ks info?
Jangkrik |
12 Mar 2016 16:26:02
Secara teknologi hampir sama, semua punya keunggulan masing masing
Rusia :
- kualitasnya buruk, tapi lebih baik daripada China
- rata rata masa pakai berumur pendek
- perawatan lebih rumit, dan repot
- harga beli murah, tapi jatuhnya bisa lebih mahal
- suku cadang tidak jelas
- mudah dalam pembelian, karena bisnis murni, syarat politik sedikit
Amerika / Barat
- kualitasnya bagus dan terpercaya
- berumur panjang
- perawatan mudah
- harga lebih mahal
- suku cadang jelas
- syarat politik sering memberatkan
Admin |
13 Mar 2016 12:49:25
@Flanker Skuad,
kalau berbicara mana yg lbh baik, tentu kita harus membedah banyak aspek sblm kesimpulan. secara jujur saya blm sempat mendalaminya saat ini. mungkin beberapa hari kedepan saya bahas lbh detail.
tetapi secara operasional history rudal buatan Amerika seperti AIM-9/sidewinder dan AIM-120C sudah memiliki catatan pertempuran sungguhan. sedangkan R-73 dan R-77 relatif jarang terlibat dalam pertempuran modern belakangan.
salah satu kejadian terakhir adalah rudal AIM-9x ( beberapa sumber menyebut AIM-120c) yg ditembakkan pesawat tempur F-16 Turki yg menjatuhkan pesawat tempur Su-24 Rusia beberapa bulan lalu di Suriah.
just IMHO
Admin |
15 Mar 2016 10:18:04
@tukangSimulasi,
terimakasih infonya. saya jg yakin itu ditembak dgn AIM-9x sidewinder bukan AIM-120C AMRAAM, mengingat jarak pesawat penembak dan pesawat sasaran jaraknya hanya dibawah 5 KM.
dijarak itu tentu saja rudal AIM-9x sidewinder akan lbh efektif dan juga efisien.
salam
Haidar |
12 Mar 2016 12:13:45
Mau nanya nih bisa ga rudal seperti sidewinder di pasang di SU-27/30 atau sebaliknya R73 di pasang di F16. Terima kasih sebelumnya
boku |
12 Mar 2016 14:46:24
Saya rasa bisa, tapi harus minta izin dulu atau kebenaran dari pembuat pesawat dan perusahan yg membuat rudal ini. Dalam erti kata samax2 setuju. Setiap pesawat ada souce code nya. Mereka yg akan memasang souce code itu supaya rudal itu bisa diluncurkan. Ini bisa dilihat apabila india menginginkan rudal meteor dipasang pada pesawat su30mki mereka. Ini juga bukan murah dan Kos dibayar oleh si peminta itu.
boku |
12 Mar 2016 14:47:02
Saya rasa bisa, tapi harus minta izin dulu atau kebenaran dari pembuat pesawat dan perusahan yg membuat rudal ini. Dalam erti kata samax2 setuju. Setiap pesawat ada souce code nya. Mereka yg akan memasang souce code itu supaya rudal itu bisa diluncurkan. Ini bisa dilihat apabila india menginginkan rudal meteor dipasang pada pesawat su30mki mereka. Ini juga bukan murah dan Kos dibayar oleh si peminta itu.
Haidar |
12 Mar 2016 21:01:04
Bicara source code berarti rudal itu terhubung dengan sofware yang ada di komputer pesawat tempur dong
boku |
12 Mar 2016 22:32:24
Ya terhubung lah, mana bisa diluncurkan rudal nya kalau ngak terhubung. Contoh begini. TNI AU inginkan rudal MICA dan Meteor dipasang pada pesawat F16. Bisa ngak PT DI memasang rudal itu atau juga syarikat MBDA sendiri yg membuat rudal itu menginstall nya. Mana bisa, kenapa. Kerana source code pesawat itu hanya dimiliki locked martin.mereka yg pegang source code itu dan ngak boleh dibagix2 pada yg lain tanpa ada kebenaran. Mereka saja yg bisa membuka dan menginstall rudal MICA dan Meteor itu beserta Pylon nya sekali. MBDA hanya akan bantu saja untuk memudahkan rudal itu dipasang.. itu saja ygsaya tahu, mgkin yg lain bisa bantu..
Admin |
13 Mar 2016 12:19:12
@Haidar,
sejauh ini setau saya blm ada kasus seperti itu... sbg contoh Polandia yg punya Mig-29 bekas Jerman timur dan F-16, kedua pesawat tersebut tetap membawa senjata standarnya. Mig-29 tetap dgn R77 dan R73, dan F-16 tetap dgn aim-9 dan aim-120
sebenarnya masalah bisa atau tidak, jikalau negara calon pengguna mau menangyung biaya riset dan upgrade serta pabrikan pesawat tempur serta pabrikan senjatanya bersedia bekerja sama, bisa aja pada satu saat F-16 nenteng R-73 dan sebaliknya Mig-29 ato Su-27 series nenteng aim-9 dan aim-120.
namun itu cukup sulit terjadi karena situasi politik dunia barat yg cukup nersebrangan dgn Rusia yg akan menghambat ini.
lagi lagi itu krn setiap pabrikan memiliki kunci akan sistem mereka yg belum tentu mereka mau membuka sistem itu untuk di integrasikan dgn sistem dari negara lain, apalagi jika secara politik mereka bersebrangan.
sama seperi yg @boku sebut diatas, masalah nya terletak pada proses integrasi senjata yg harus memerlukan kerjasama antar pabrikan, yg mana ini akan sangat dipengatuhi hal politik.
just imho
Dulbahlul |
03 Apr 2016 14:31:42
Orang orang pinter kata, apa sih yang tidak bisa diakali? Kata mereka, kalo SU35 sudah pakai standar bus yang sama, tentu bisa. Tapi yang tidak bisa diakali, lagi lagi kata mereka, adalah soal HAKI. Apa Lockheed-Martin mau pesawat mereka dipasangi rudal buatan Rusia??
boku |
12 Mar 2016 14:23:09
Tahniah untuk TNI AU. Sebenarnya bukan amerika ngak menjual rudal AIM120C7/C5 itu. Tapi pesawat versi awal milik tni au F16A/B tidak mampu atau tiada support untuk meluncurkan rudal canggih ini. Jadi harus diupgrade terlebih dahulu paling tidak sama dgn F16B/52ID.
Admin |
13 Mar 2016 12:26:17
@boku,
ya benar, alasan utama selama ini blm membeli AIM-120c untuk rudal BVR karna memang selama ini Indonesia blm memiliki pesawat tempur yg kompatibel dgn itu.
berbeda dengan Thailand dan Malaysia yag sudah memiliki AIM-120C5 krn sudah didukung pesawat tempur yg memiliki kemampuan BVR. Malaysia sudah punya F/A-18 D Hornet dan Thailand punya F-16 A/B bekas ADF dan sebagian sudah di MLU, diatmbaj belakangan dgn Gripen C/D.
sementara Indonesia baru beberapa tahun terakhir punya pesawat tempur barat yg punya kemampuan BVR yaitu F-16 C/D Block 25ID upgrade.
pembelian AIM-9X Block 2 dan AIM-120C7 buat Indonesia sejatinya 'hanya' membuat Indonesia sejajar dgn negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia yg sudah lbh dahulu memilikinya.
salam
Admin |
13 Mar 2016 12:52:17
sekedar berbagi saja, pembelian rudal AIM-120C7 ini nantinya bisa membuka tabir akan sistem rudal pertahanan udara apa yg akan dibeli Indonesia di masa mendatang..
kita tunggu saja tanggal mainnya...
apri z |
13 Mar 2016 15:28:20
admin blh dikasih pencerahan apa hubungan rudal aim120 ini sama sistem rudal pertahanan udara y
buknnya ini dibeli untuk jd senjata f-16 upgtade
Admin |
13 Mar 2016 18:56:53
ya bener, pembelian rudal AIM-120C7 ini memang untuk senjata Pesawat tempur F-16 indonesia. itu jelas..
tp jangan lupa, saat ini Indonesia juga sedang mencari sistem rudal pertahanan udara untuk menjaga wilayah fital terutama ibukota dan pangkalan utama militer.
beberapa sumber menyebutkan kandidat adalah Pantzir S1, Buk-M dan NASAMS serta beberapa kandidat lainnya.
menariknya salah satu kandidat yaitu NASAMS buatan Norwegia ini, juga menggunakan rudal AIM-120 sebagai senjatanya.
kesamaan tipe rudal yg dipakai setidaknya akan menyederhanakan masalah logistik dan sparepart.
maka pembelian 36 unnit rudal AIM-120C7 saat ini bisa saja diikuti pembelian lainnya dimasa mendatang.
tp ya kita anggap saja itu skrng masih sebatas wacana. kita tunggu saja tanggal mainnya.
salam
apri z |
13 Mar 2016 23:22:02
wah NASAMS ya keren jg klo ini benar benar dibeli buat dijadikan sistem rudal pertahanan indonesia. tp dulu dgr kabar pantzir dan buk m yg dijagokan
Admin |
15 Mar 2016 10:19:39
@apri z,
kita blm tau prosesnya sejauh mana, tetapi yang jelas NASAMS jadi salah satu kandidat yang layak diperhitungkan. kita tunggu saja
salam
irawan |
21 Mar 2016 21:54:17
cakep jika memang NASAMS buatan Kongsberg yang dipilih untuk sistim pertahanan udara Indonesia. sebelumnya kita juga sudah memakai CMS MSI 90 buatan Kongsberg untuk kapal selam kita. produk-produk Skandinavia memang menjanjikan. smart, agile and lethal
suprianto |
13 Mar 2016 15:24:12
kmrn kmarin ada sesepuh blog ini yaitu GI alias Gripen-Indonesia yg yakin x klo indonesia tdk akan dizinkan beli aim-9x tarbaru, tak taunya dikasih beli
eh dulu om GI alias Gripen-Indonesia jg yakin indonesia tdk akan diberi izin olh USA buat beli aim-120c7 pasti lbh rendah tipenya dari punya singapur katanya.palingan aim-120c5 katanya.eh sekarang dikasih izin tuh
gimana ni om GI
Jangkrik |
13 Mar 2016 17:43:01
Namanya juga ramalan dan pendapat mas, bung GI kan bukan malaikat, dan juga dia juga bukan pembikin kebijakan.
presiden saja bisa mencla mencle keputusannya dan ramalan BMKG saja hanya bisa ngasih 90% akurat
yang penting kita serap saja ilmunya bung GI yang memang kuakui luas sekali
sayang sudah pensiun
suprianto |
13 Mar 2016 19:11:08
ya ramalan om GI alais gripen-indonesia emang itu tp ramalannya kebanyakan kata PASTI. pasti ga bakalan dikasih rudal yg setara dgn singapur lah
pasti ga dikasih rudal aim-120c7 lah klp pun dikasih palingan aim-120c5 katanya. dia meramal sih tp kata pasti nyaotu loh
Admin |
13 Mar 2016 20:21:47
@Suprianto,
sudahlah tak usah diungkit ungkit.. seperti kata @Jangkrik diatas, om GI sudah cukup berkontribusi banyak. ambil sisi positifnya saja.
Tidak semua yg beliau katakan benar, ada sebagian yg menurut saya pribadi pun cenderung lebay dan terlalu kental dengan favorit salah satu produk (tak perlu saya sebut)..
tp harus diakui pandangan kritis beliau sangat baik untuk memberikan sudut pandang yang berbeda. saya sendiri memiliki beberapa pandangan yg berbeda namun dalam banyak hal saya setuju.
jd skrang kembali ke diri kita masing-masing, tidak semua pendapat org itu benar, meski ditambahkan dengan kata PASTI...dan juga tidak semua salah.. maka saring lah informasi sehingga kita benar benar mendapatkan informasi dgn tidak terjebak pada aspek favoritas satu produk.
just imho n salam
suprianto |
14 Mar 2016 07:36:14
dia mah emang lebay pak admin dah gitu suka bilang pasti, suka melebih lebihkan alias hiperbola. mirip banget ama sales yg jualan produknya.
melebihlebihkan keunggulan ptoduknya n melebihlebihkan produk lawannya. tipikal salesnya kental bgt
klo gripen-indonesia mah ga bakalan pernah bisa dia komen subjectif dan netral
denzuko |
14 Mar 2016 20:19:04
ini kok malah jadi ajang caci maki
@suprianto, lebih baik anda berkomentar tentang alutsista saja
tunjukkan konstribusi ilmu anda saja, daripada nuruti hawa nafsu iri dan dendam anda
Admin |
15 Mar 2016 10:25:02
@suprianto,
Ok, mas sudah diberi kesempatan menyampaikan uneg uneg anda, skarng silahkan fokus ke bahasan artikel. tidak usah bahas yg personal orang lain lagi.
jika masih membahas personal dan ga terkait dgn bahasan topik, saya terpaksa delete komennya.
salam
wong cilik |
13 Mar 2016 18:15:41
Bang @admin ada info gak kapan tepatnya F16A/B akan segera diupgret
Admin |
13 Mar 2016 18:46:11
@wong cilik,
setau saya, jadwal nya adalah ketika semua dari 24 pesawat tempur F-16 C/D Block 25ID upgrade tiba di Indonesia dan sudah operasional.
klp semua pesawat itu sudah tiba di indonesia, baru pesawat F-16 A/B Block 15 OCU akan di MLU. hal ini untuk menjamin tidak ada kekosongan pesawat tempur di Skuadron 3 (home base F-16 a/b block 15 ocu) ini.
klo 24 unit F-16 C/D block 25ID upgrade sudah operasional kan, setidaknya ada 11 sampai 12 unit di skuadron 3 Madiun dan Skuadron 16 Pekanbaru.
soalnya proses MLU pesawat tempur F-16 A/B block 15 OCU itu sendiri cukup lama, bisa memakan waktu sekitar 2-3 tahunan.
nah F-16 C/D Block 25ID upgrade kmungkinan baru selesai pengirimannya di tahun 2017 ini. kmungkinan MLU pesawat F-16 A/B block 15 ocu jg baru dilakukan tahun itu.
dan baru selesai dan operasional dgn kemampuan yg lbh mutahir sekitar tahun 2020an mendatang. kita tunggu saja.
just IMHO
wanto |
13 Mar 2016 19:22:20
kalo saya yg menarik perhatianku adalah rencana tandatangan kontrak beli Su35 bulan depan
penantian lama yg segera terwujud
Admin |
13 Mar 2016 20:31:10
@wanto,
kita tunggu saja tanggal mainnya... sebelum ada kontrak final, kita anggap saja semua hal masih bisa terjadi.
namun memang yg cukup menarik di nantikan adalah jika benar, paket pembeliannya meliputi apa saja.. kita tunggu saja.
salam
irawan |
10 Apr 2016 05:50:22
Alutsista Rusia hanya akan jadi pelengkap saja. Backbone kita tetap alutsista buatan negara-negara NATO dan sekutunya. Alasannya secara teknologi lebih maju dan lebih tersebar. Kalau kita bicara NATO maka pilihannya banyak. Mulai dari USA, UK, Jerman, Perancis, Spanyol sampai Turki dan Korea Selatan.
Sementara jika kita terlalu mengandalkan Rusia yang secara teknologi dan ekonomi tidak sekuat negara-negara NATO resikonya sangat besar.
Embargo adalah masa lalu. Tidak ada alasan untuk mengembargo Indonesia saat ini. Dan selama kita membeli (dari mana pun) resiko embargo akan selalu ada.
zhul |
13 Mar 2016 21:35:13
yg saya sayangkan............knp tdk ada sistem tender dlm pembelian su 35 atau peganti f-5.....walau beli dalam jumlah sedikit...tp dgn sistem tender....akan ada perang harga diantara pembuat jet fighter.........
http://indonesia.rbth.com/news/2016/02/09/menhan-ri-indonesia-beli-sepuluh-unit-su-35_566165
"Ya saya ke sana. Saya yang tanda tangan. Kita beli sepuluh saja. Tidak usah banyak-banyak, nanti terlanjur ketinggalan zaman. Kalau sudah ada yang baru lagi, kita bisa update," kata Ryacudu
saya agak binggung dengan pernyataan itu.....klo memang pengen bisa update & upgrade,...knp tdk ke barat (eropa&us;).....knp hrs pergi ke rusia....makna update bagi rusia = beli.....atau mungkin indonesia sebenarnya incar t-50 pak fa??
di tambah ada rumor indonesia ingin membeli NASAMS....dan kebanyakan radar di sini kebanyakan buatan barat....menurut saya indonesia lebih memilih buatan barat...imho
zhul |
13 Mar 2016 21:36:56
menurut saya indonesia seharus nyalebih memilih jet fighter buatan barat..saya lebih condong ke eurocanard
Admin |
13 Mar 2016 21:49:44
@zhul,
sebenarnya tender pengganti F-5 itu ada sudah selesai berjalan. hanya saja tendernya tidak terlalu dibuka ke publik.
mengenai kenapa produk Rusia, terlalu sulit kita mencari apa alasan sebenarnya dari pemerintah, tp yang pasti ada pertimbangan khusus meski mungkin itu memiliki kekurangan dan juga kelebihan.
yang jelas, kalaupun semisalnya Indonesia membeli pesawat tempur barat, prediksi saya Indonesia masih cenderung membeli pesawat tempur varian terbaru F-16, bukan dari euro canard.
just IMHO
gogo |
15 Mar 2016 07:34:38
jika berbicara copy paste maka indonesia bukanlah cina yang suka jiplak barang tapi jika berbicara penggabungan teknologi indonesia rajanya buktinya kapal perang dengan rudal antikapal rusia bisa di gabungkan.......
Admin |
15 Mar 2016 10:30:06
@gogo,
tidak usah dibesar besarkan keberhasilan Indonesia pasang rudal anti kapal rusia di kapal perang indonesia. rudal itu hanya dipasang di satu KRI doang, dan hanya ada beberapa unit rudal sja (mungkin seekarang sudah habis).
dan kapal itu juga sebentar lagi akan segera pensiun digantikan ama proyek PKR.. jadi ya ga perlu terlalu dibesr besarkan lah.
salam
Jangkrik |
15 Mar 2016 15:20:42
Ada benarnya komentar bung gogo,
Dirut PT Dirgantara Indonesia, Budi Santoso :
"Sebenarnya banyak orang di Amerika Serikat dan Eropa itu menghargai kemampuan orang Indonesia di sisi engineering. Kalau urusan IT dan matematika orang India lebih jago dari Indonesia, tetapi untuk aeronautical Engineering itu Indonesia jago-jago. Itu seperti bakat orang Indonesia. "
Atau dapat diartikan pintar ng-OPREK, alias pintar mengintegrasikan dan mengubah dari disain aslinya
Bukan tidak mungkin PKR10514 dengan mudah diubah ubah fungsinya dalam sekejab oleh PT. PAL, seperti LPD Korea di OPREK jadi SSV Filipina
bukan tidak mungkin IFX kelak akan mudah membawa rudal R77 / R73 dari Rusia
Namun itu semua baru terwujud kalau ada kemauan dari TNI, kebiasaan Import Minded TNI harus dihapus total
Haidar |
16 Mar 2016 21:56:42
Setuju dengan bung jangkrik,selain tni sebagai user peran pemerintah sangat penting untuk memajukan industri pertahanan dalam negri,btw apakah ada yg tau bagaimana perkembangan penguasaan teknologi rudal di negara kita ?
zhul |
20 Mar 2016 00:26:37
utk mengitegrasi kan rudal seperti r77/r73 ke ifx bukan perkara mudah..seperti yg ditulis jangkrik
"Sebenarnya banyak orang di Amerika Serikat dan Eropa itu menghargai kemampuan orang Indonesia di sisi engineering. Kalau urusan IT dan matematika orang India lebih jago dari Indonesia,
pasang rudal berarti masalah source code atau simple nya masalah IT dan matematika..india saja butuh waktu yg lama pasang rudal made in india ke shukoi pdhl mereka sudah bertahun2 tau source code nya su-30....IMHO