09 Oct 2012 14:30:53 | by Admin
| 30761 views | 3 comments
|
2.3/5 Stars dari 2 voter
Selamat pagi semuanya.. Semoga kita semuanya dalam keadaan baik-baik saja ya. Kembali lagi berjumpa dengan saya sang admin AnalisisMiliter.com. Ditengah segala kesibukan saya kali saya menyempatkan diri kembali untuk menulis artikel. Namun seperti yang saya sebutkan dalam tulisan saya sebelumnya mengenai Kebakaran KRI Klewang, sebenarnya artikel yang sangat ingin saya posting adalah mengenai “Perang MBT : Leopard 2 Vs PT-91 M”. Namun karena kesibukan saya artikel ini belum sepenuhnya rampung sehingga saya belum posting.
Multiple Launch Rocket System (MLRS) Astros II
Multiple Launch Rocket System (MLRS) Astros II sejatinya belum resmi dimiliki oleh TNI AD saat ini. Namun proses pembeliannya masih dalam tahap pengadaan. Kemungkinan besar salah satu bentuk kesepakatan pembelian ASTROS II ini adalah Brazil bersedia mengirimkan 2 unit ASTROS II untuk dipamerkan di Pameran Alutsista TNI 2012, walaupun ASTROS ini belum resmi dimiliki oleh TNI AD.
MLRS Astros II ini adalah senjata yang cukup mematikan yang di buat oleh Brazil. Indonesia dikabarkan akan membeli lebih dari 2 Batalion Astross II dari Brazil, dimana satu Batalion biasanya diisi oleh sekitar 18 Buah MLRS Astros II. Saat ini belum bisa dipastikan berapa total yang akan di beli dan berapa nilai kontraknya karena sampai saat ini masih belum di umumkan ke public. Namun dengan hadirnya ASTROS II dalam pameran Alutsista TNI 2012 ini menunjukkan bahwa niat TNI AD untuk mendatangkannya sudah berada pada tingkat finalisasi.
ASTROS II ini adalah MLRS yang sangat mumpuni yang mampu menjangkau target sejauh 85 Km. Pilihan terhadap Astros ini akan membawa lompatan yang besar pada kemampuan batalyon roket TNI AD, karena sebelumnya TNI AD hanya mengoperasikan peluncur roket M-51 kaliber 130mm buatan Cekoslowakia yang mempunyai jarak jangkau tembakan 8km.
Pengguna ASTROS II ini cukup banyak di seluruh dunia. Selain Brazil sebagai negara produsen, tercatat Iraq, Arab Saudi, Qatar dan Bahrain memiliki senjata ini. Bahkan di ASEAN, Astros terlebih dahulu dimiliki oleh Malaysia dimana di tahnun 2010, Malaysia membeli 18 unit ASTROS II dan ditambah dengan 18 Unit pada pesanan Batch ke 2. Astros II pesanan Malaysia adalah Astros II Mk 5, namun pesanan Astros II Indonesia belum di publikasikan apakah sama dengan pesanan Malaysia atau berbeda.
Caesar 155 mm Howitzer
Selain Astros II, salah satu bintang dalam pameran alutsista TNI ini adalah Caesar 155mm Howitzer yang didatangkan dari Prancis. Sama seperti Astros II, Caesar ini sejatinya belum resmi bergabung dengan TNI AD karena pemesanannya masih dalam tahap finalisasi. Namun sepertinya, pihak Prancis sebagai produsen juga setuju mengirimkan sampel Ceaser ini untuk di tampilkan dalam pameran alutsista TNI 2012 ini.
Howitzer ini merupakan sebuah senjata mariam berkaliber besar yaitu 155mm yang sangat mematikan. Senjata ini juga merupakan salah satu andalan NATO dalam perang di Iraq dan Afganistan. Dari beberapa informasi yang saya peroleh, disebutkan bahwa TNI berencana mengakuisisi sekitar 2 batalion Howitzer Caesar ini. Jumlah pastinya belum dipublikasikan, namun dengan kehadiran Ceaser ini menunjukkan bahwa pengadaannya yang sudah dilakukan dari beberapa bulan yang lalu sudah mendekati garis finish.
Saat ini TNI AD memiliki 2 batalion howitzer gerak sendiri, masing-masing adalah Yon Armed di Cikiwul Bekasi (Kodam Jaya), dan Yon Cimahi Jawa Barat (Kodam Siliwangi). Howitzer yang digunakan adalah AMX Mk-61 eks Belanda berjumlah 50 unit yang diperoleh pada antara 1970-1982. Howitzer ini beroda rantai dengan berat 13,7 ton dan senjata yang dimiliki adalah meriam kaliber 105 mm.
Sebenarnya untuk artileri 155mm, TNI AD juga memiliki howitzer Kaliber 155 mm tipe tarik (towed) yang diperoleh dari Singapura pada tahun 1997 yaitu FH-2000. FH-2000 mempunyai bobot 12,9 ton dan digunakan oleh Batalyon Armed Kostrad di Sadang, Purwakarta.
Dilihat dari jangkauan tembak maka pilihan TNI AD atas Howitzer Caesar ini menjadikan Korps Artileri Medan memiliki jangkauan tembakan yang meningkat drastis. Bila AMX Mk-61 hanya mempunyai jangkauan tembakan 15 km, dan FH-2000 mempunyai jangkauan tembakan maksimal 30 km, maka Howitzer Caesar mampu melakukan tembakan dengan jangkauan hingga 42-50 km. Jarak jangkau tembakan ini sangat bergantung dari jenis peluru yang di tembakkan.
Leopard II : Bintang yang terlambat hadir
Sebenarnya bintang yang dinanti-nanti dalam pameran ini adalah Leopard II yang juga sudah di pesan oleh Indonesia dari Jerman. Pihak TNI AD pada awalnya sangat menginginkan Leopard ini sudah bisa hadir dalam pameran ini. Namun karena masalah penyelisaian administrasi pembelian Leopard dan waktu pameran yang mepet membuat Leopard batal hadir dalam pameran ini. Namun, Leopard ini akan datang pada bulan November ini.
Label :
Baca juga artikel terkait lainnya :
1.
Perspektif 2020 : 100 F-35 Australia dan Singapura Mengancam Indonesia?
2.
Kombinasi Maut Alutsista F-35A, Super Hornet dan Growler Australia
3.
Pesawat AEW&C Untuk Angkatan Udara Indonesia
4.
China Ubah Pulau Buatan Jadi Pangkalan Militer di Spartly?
5.
Force Down Black Flight dan Kedaulatan Udara Indonesia
6.
Opini Awam : Alternatif Lain Pengganti F-5 TNI AU
7.
Masalah Integrasi Alutsista Angkatan Udara Indonesia
8.
Indonesia - Korea Tandatangani Kesepakatan Fase EMD Project KFX
9.
Kontrak 40 F-35A Korea Selatan dan Benefit untuk KFX/IFX
10.
Menanti F-16 ‘Setara’ Block 52 di Skuadron 16 Pekanbaru